44 - Fakta

16.2K 1.1K 79
                                        

Hola guyss! I'm back...

Hhe nunggu ya? Oke maaf, aku mikir alurnya dulu. Tapi ya, kadang walaupun alurnya udah terpikir di otak kecil ini, hati yang ga ngedukung.

Mager lho,, mood aku juga kurang baik tadi, maaf banyak-banyak❤️

Tandai kalau ada typo!

Selamat membaca ~


Givana tak pernah menyangka jika ternyata Gatra alias ayah dari Dariel bisa melakukan hal se-menyakitkan itu untuk Dariel yang berstatus sebagai anaknya sendiri.

Pasalnya, yang Givana lihat, Gatra adalah sosok ayah yang amat perhatian, menyayangi anak-anaknya dengan baik dan lembut.

Ternyata semua itu hanya penglihatannya saja. Gatra adalah seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya— Cessie. Hingga dimana Cassie mengadu soal Dariel pada Gatra dan membuat Dariel terkena hukuman.

Bruk!

'Ck!'

Givana sontak mundur saat merasa dirinya menabrak seseorang yang ternyata adalah Aidan.

"Ma-

"Mata Lo liat kedepan" potong Aidan cepat.

Givana mengernyitkan alis bingung saat mendengar nada bicara Aidan yang terkesan dingin.

"Lo mau kemana?" Tanya Givana kala melihat tampilan Aidan yang sudah rapi.

"Bukan urusan Lo" jawab Aidan acuh. Tapi sebelum Aidan melangkah, Givana lebih dulu menahan tangan lelaki itu hingga Aidan menepisnya.

"Apa?" Tanya Aidan tak niat.

Tak menjawab, Givana malah menyentuh kening lelaki itu tanpa izin, hingga membuat si empu menatapnya tajam.

"Ngapain?!"

"Lo demam, mau kemana?" Tanya Givana heran.

"Bukan. Urusan. Lo." Jawab Aidan penuh penekanan.

"Tapi Lo demam!"

"Gue gak selemah itu!"

"Bukan masalah lemah, kalau-

Givana menggeram kesal dengan menonjok angin di udara karena Aidan yang melengos pergi begitu saja tanpa mendengar ucapannya.

"MAMPUS LO, KENA ANGIN LUAR TERUS SAKIT LO MAKIN PARAH!"

"GUE BUKAN ANAK KECIL!"


"Ragas! Tumben jomblo, mana kembaran Lo?" Tanya Givana seraya menyandarkan kepalanya pada bahu keras milik Aiden.

"Gak tau gue, tuh anak bukan pencinta tv lagi sekarang, dia lebih suka main keluar" jawab Aiden acuh tak acuh.

"Oh ya? Kok bisa?"

Aiden menjawabnya dengan kedikkan bahu.

"Kenapa? Kangen Lo?" Tanya Aiden dengan canda.

Mendengarnya, membuat Givana mendengus kesal. "Apaan banget, gue gak kangen Kak Aidan sama sekali, dia orangnya gak seru" ujarnya.

Aidan menampilkan senyum mengejek. "Masa?"

Transmigrasi Ephemeral MaidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang