Halo halo,
Apa kabar?
Sehat kan?Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
Xulio yang duduk di ruang kerjanya mendapatkan ketukan tidak sabar dari arah pintu. Ekspresinya menjadi muram, apakah bawahannya sudah melupakan kesopanan yang telah diajarkannya. Ia baru saja akan memproses pekerjaannya, dan kini suana hatinya seketika menjadi buruk.
"Masuk."
"Tuan, maaf atas ketidaksopanan saya. Tapi ini penting. Ada yang harus saya laporkan, baru saja Tuan Muda Vyan pergi sendiri menggunakan mobil."
"Sendiri? Kemana? Apakah kamu sudah melupakan apa yang telah aku perintahkan?!" Xulio meraih salah satu vas yang ada di meja kerjanya lalu melemparkannya ke arah pengawal yang berdiri tidak jauh darinya.
BRUAK!
PYARRR!
Sang pengawal tidak berniat menghindarinya. Tidak butuh lama untuk darah mengalir membasahi sebagian wajahnya. Meski begitu, sang pengawal tetap memiliki wajah tenang, tanpa ada keluhan sedikitpun. Ia juga tidak mengelap darahnya dan membiarkan darah mengalir, seakan tidak merasakan sakit sama sekali.
"Yang lain sudah menyusul tepat di belakang Tuan Muda."
Xulio langsung bergegas meninggalkan ruangan kerjanya, mengabaikan sepenuhnya urusan yang tadinya ingin dikerjakannya. Tidak peduli itu penting atau tidak. Vyan lebih penting baginya. Ia memiliki firasat sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi.
***
[Tuan, mohon kurangi kecepatan. Ini terlalu beresiko!]
[Aku sudah mati dan tidak takut untuk mati ke-dua kalinya.]
[...]
[Tuan-]
[Berhenti bicara. Katakan, butuh berapa lama lagi?]
Citttt.
Vyan baru saja melakukan gerakan manuver di tikungan. Mobil yang dikendarainya berbelok dengan tajam, meninggalkan beberapa mobil hitam dibelakangnya. Ia tidak berniat mengurangi kecepatannya. Gerakannya dalam mengoperasikan setir bundar terlihat begitu mulus. Entah berapa lampu merah yang telah diterobosnya. Dan berapa umpatan yang didapatkannya karena tindakannya. Mungkin saja, kini plat nomor mobilnya sudah masuk dalam pelaporan. Tapi itu bisa dipikirkan nanti, ada yang lebih penting baginya.
Kemampuan mengendarai Vyan membuat para pengawal yang mengikuti di belakangnya tidak bisa tidak menghirup udara dingin.
Tuan Muda mereka terlalu berani!
Arley pun berusaha mengejar mobil Vyan, tapi ia tetap tidak bisa mengimbangi kecepatan Vyan. Adiknya itu mengendarai mobil dengan cara memukau namun ekstrim. Yang mana tidak baik bagi jantungnya!
"Sial!" Entah sudah ke-berapa kalinya Arley mengumpat. Ia tidak tahu dari mana kemahiran Vyan dalam mengendarai mobil seperti itu. Itu bukankah sesuatu yang bisa dikuasai dalam waktu singkat.
Arley menyesali tindakannya untuk membelikan mobil Vyan. Jika ia tahu mobil tersebut akan dikendarai Vyan dengan cara seperti ini, ia tidak akan pernah membelinya meski nantinya Vyan merengek!
Tapi tidak ada obat untuk penyesalan!
Melihat rute familier yang dilalui Vyan, Arley sepertinya sudah bisa menebak ke arah mana Vyan akan pergi.
***
[Tuan, detak jantungmu tidak stabil. Dimohon untuk sedikit tenang!]
Vyan mendengus. [Apakah di saat seperti ini aku masih bisa tenang!]

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly!: Another NPC
Teen FictionBiasakan vote sebelum baca, yuk. Saling support. Bukan saling menyakiti. Komen tidak sopan, maaf langsung blok! ⏳⏳⏳⏳⏳ Vyan terbangun dengan dikelilingi orang-orang asing di sekitarnya. TING! Sistem: "Sistem berhasil diikat! Halo, Tuan Rumah!" Vyan:...