•••
Darren duduk di meja belajarnya sambil mengerjakan beberapa soal dari buku matematika yang ada di depannya. Sudah banyak panggilan masuk dari teman-temannya, karena malam ini ada pertandingan antara Blaze dan Revolt, dan yang paling menariknya kali ini lawan yang akan melawan Blaze adalah anak baru yang baru saja Revolt rekrut.
Darren tidak bisa keluar rumah karena ia dijaga ketat oleh para penjaga. Darren sudah yakin pasti ini semua adalah perintah papahnya, papahnya mungkin sudah mendapat kabar dari pihak sekolah kalau Darren tidak mendapatkan nilai dari salah satu mata pelajaran.
Terdengar suara pintu yang tertutup sangat keras, Darren tidak berani menoleh karena ia sudah tau siapa yang datang ke kamarnya.
Danu menarik kerah baju Darren dan tanpa aba-aba ia langsung memukul wajah Darren. Di situ Darren hanya bisa diam, ia tidak bisa melawan papahnya.
"Mau jadi apa kamu? Berani-beraninya kamu dapat nilai kosong di sekolah!"
"Maaf."
Danu mendorong Darren hingga terjatuh di lantai. "Buka baju kamu, kamu udah berani dapat nilai kosong berati kamu udah berani sama papah. Kamu tau sendiri kan apa konsekuensi yang akan kamu dapatkan."
Darren kemudian membuka bajunya. Danu sudah siap dengan gesper di tangannya. Danu memukul punggung Darren menggunakan gesper dengan sangat kencang hingga beberapa kali.
Darren memejamkan matanya menahan rasa sakit yang ia dapatkan, luka yang lama belum sembuh dan kali ini ia mendapatkan luka itu kembali. Darren mengepalkan kedua tangannya berharap dengan hal itu bisa menahan rasa sakitnya.
Darren sempat berfikir, sebenernya papahnya itu menyayangi Darren sebagai anaknya atau tidak? Dari kecil Darren selalu mendapatkan tekanan dan paksaan, kalau melanggar pasti Darren akan dipukul oleh papahnya. Darren berusaha selalu sabar karena setelah lulus SMA ia memutuskan untuk pergi dari rumah ini, ia akan pergi berkuliah ke luar negeri. Karena dengan itu Darren bisa terbebas dari rumah neraka ini. Kedua orang tuanya memiliki sifat yang sama hingga Darren tidak ada tempat untuk mengadu.
•••
"Sial banget, kenapa tadi malem gue bisa kalah dari Revolt sih, lagian tuh si Angel siapa sih, mana gak mau buka helmnya lagi, cupu banget," ucap Rora kepada teman-temannya sambil ngaca di toilet perempuan karena hari ini adalah jam olahraga. Tanpa mereka sadari ternyata ada Keira di dalam bilik toilet.
Itu balasan gue karena lo berani-beraninya ngerjain gue.
"Jadi penasaran gimana sih mukanya si Angel itu, jelek kali ya makanya ditutup," ucap Asa.
"Mungkin, biar kalau kalah gak malu-malu amat," ucap Joy.
"Gak rela gue, uang lima juta gue hilang."
"Sabar, Ra, lo bisa latihan lagi. Uang lima juta mah gak ada apa-apanya kan buat lo," ucap Asa.
"Iya tapi kan harga diri gue gimana, malu banget. Biasanya gue selalu menang."
"It's okay, Ra, lo bisa balas nanti," ucap Joy.
"Dah yuk ke lapangan, pak Jaki udah ribut aja nih di grup."
Setelah mereka semua sudah pergi meninggalkan toilet, giliran Keira yang keluar, Keira berjalan tepat di belakang Neo dan Bara, karena mereka juga baru saja keluar dari toilet pria. Tanpa mau niat menguping Keira tak sengaja mendengar semua percakapan mereka berdua.
YOU ARE READING
UNKNOWN RIVAL [ONGOING]
Teen FictionBagaimana rasanya mempunyai musuh yang ternyata musuh itu dekat dengan kita di kehidupan sekolah? Di sekolah Darren merasa nyaman ketika berada di dekatnya, tapi ternyata ... ada yang disembunyikan oleh seseorang itu. Angel adalah julukan untuk musu...
![UNKNOWN RIVAL [ONGOING]](https://img.wattpad.com/cover/393662716-64-k888360.jpg)