Kembali pada kegiatan sorenya yaitu berjualan di taman raya. Setelah dia izin dua hari tentu saja, Zetta juga tidak mengerti kenapa dia di izinkan libur selama dua hari kemarin padahal dia termasuk orang yang baru bekerja.
Terimakasih pada Zeus dan Gerald yang telah menyogok majikan Zetta dengan membayar dua kali lipat dari keuntungan jualan tersebut, tentu saja majikan Zetta sangat gembira dan membiarkan Zetta di bawa kabur begitu saja.
Sekitar satu jam Zetta berjualan, kedatangan si kembar dan bocah Alexander membuatnya mengernyit, masalahnya bocah kecil itu berlari sambil berteriak-teriak 'kakak cantik kakak cantik' di jalan yang membuat semua orang menatapnya gemas.
Saat sampai di depannya, Alexander tersenyum manis dan memeluk tubuh Zetta, dia memberikan satu kecupan di pipi Zetta yang membuat Gio memicingkan mata sebal, lalu di tangannya terdapat satu kartu undangan ulang tahun.
"Buat kakak cantik" ujar Alexander menyerahkan kartu itu kepada Zetta.
Zetta gemas sekali, Alexander ini bocah paling tampan yang pernah dia temui, tangannya terangkat mengusap-usap rambut Alex yang membuat bocah kecil itu tertawa-tawa.
Mata Gio memicing menatap pemandangan itu, tapi dia abaikan dan berkata, "itu undangan ulang tahun Alex yang ke- 5 tahun, Zee"
Kepala Zetta mendongak menatap Gio, "oh ya? Kapan acaranya?"
"Malam ini" Ujar Gio lagi sambil tangannya menggeser bocah kecil itu dari hadapan Zetta, "hus sana main sama kak Gara"
Memang cowok itu tidak suka melihat Zetta berinteraksi dengan Alexander. Padahal Alex itu kan bocah kecil berusia lima tahun, apa coba yang harus dia cemburui?
Tapi Alex mengikuti Sagara yang kini duduk di bangku taman sambil mengeluarkan alat lukis miliknya.
"Dadakan banget kalau malam ini" Zetta menatap Gio, bangkit berdiri dan kembali duduk di kursi jualan, "gue belum nyari hadiah"
Gio mengangkat sebelah alisnya, "dadakan? Elo yang ngilang dua hari gak tau kemana"
Zetta nyengir, lalu menoleh saat ada pembeli yang datang, sedangkan Gio ikut duduk di samping Zetta, memperhatikan pembeli laki-laki yang kini curi-curi pandang pada wajah Zetta.
Awalnya biasa saja, namun pembeli itu akhirnya bertanya, "jomblo mbak?"
"Gak liat saya dia di samping dia mas?" Sahut Gio dengan cepat dan galak, membuat si cowok meneguk ludah dan segera membayar pesanannya.
Belum berhenti sampai di sana, Gio menatap tajam semua para laki-laki yang ingin mampir ke dagangan Zetta, beberapa lagi dia usir pergi karena kebanyakan modusnya daripada membeli, sontak hanya pembeli perempuan yang datang membeli, itupun karena tertarik pada Gio yang hari ini memakai headband di kepalanya.
Dia tampak seperti badboy dalam deksripsi novel-novel cerita remaja anak sekolah. Zetta saja suka melihat penampilan Gio hari ini, dia tampak sangat tampan memakai headband. Minusnya mulutnya cerewet kayak cabe rawit.
"Gi, jangan galak-galak dong!" Zetta protes saat lagi-lagi pembeli laki-laki yang datang menjauh karena ucapan tajam Gio.
Gio mendengus, "mereka pada caper Zee, harusnya kalau emang niat beli ngapain takut sama gue?"
"Ya elo jangan pasang muka kayak kanibal gitu dong!"
"Kalau gue kanibal, lo yang duluan gue makan, Zee"
Terdengar suara omelan Gara di belakang mereka, keduanya menghentikan perdebatan dan menoleh ke belakang, menemukan si bocah kecil berlari sambil membawa kuas melukis milik Gara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys With Luv
FantasyZetta Maharani hanya seorang gadis yang ingin memperjuangkan masa depannya. Dia bahkan rela meninggalkan kampung halamannya untuk menggapai mimpi serta cita-citanya. Tapi bagaimana kalau dia tiba-tiba saja memasuki sebuah novel dark romance yang set...