Gales Pov.
Gales yang terkenal dengan perusahaan tambang swasta tengah mengirim beberapa tim untuk meneliti berbagai daerah dan sampailah mereka dikampung Dylan.
Memiliki tanah dengan ciri ciri mengandung minyak bumi. Gales ikut kesana agar tak ada kekeliruan dan kesalahan dalam membuat keputusan.
Pusat minyak itu tepat berada diladang luas milik Dylan yang beberapa bulan lalu telah kehilangan kedua orang tuanya.
Setelah mengkantongi nama pemilik ladang, Gales langsung bertamu kerumah Dylan.
.
Aku menunggu dihalaman luas rumah sederhana itu. Rumah itu ada dipinggiran bukit, terdapat pemandangan indah disisi kanannya.
Dylan yang lagi diluar buru buru pulang kala mendengar kedatangan tamu.
Dari jalan kecil didepan rumah Dylan, aku terpana melihat sosoknya yang jalan cepat dengan angin yang menerpa wajah manisnya.
Aku bahkan sampai tak berkedip melihat Dylan menjabat tangan beberapa orang suruhanku dan terakhir aku sendiri.
Dylan tersenyum dan ada lesung pipi yang hanya dikanan saja. Jantungku langsung berdetak melihat pemuda manis itu.
Aku pikir ini hanya perasaan sesaat atau aku saja yang bermasalah karna terus memikirkan laki laki itu, tapi aku salah, semakin aku ingin melupakannya, bayangan Dylan semakin jelas.
Namun kabar buruk menerpaku. Dylan menolak menjual ladangnya. Sebenarnya bisa saja aku mengambil minyak itu dari ladang orang lain didekat sana, tapi Sekarang tujuanku bukan lagi tambang itu tapi pemuda ini.
Berbagai cara aku lakukan demi mendapatkannya, akhirnya aku punya keputusan untuk menikahinya dengan iming iming menyekolahkannya dan memanfaatkan kesendiriannya dikampung ini.
Dylan akhirnya setuju dan itu membuatku bersorak dalam hati. Tapi semenjak pernikahan itu. Dylan tidak pernah menyapaku sama sekali dan itu serasa menjadi mimpi buruk untukku.
Wajahnya begitu dingin dan seolah membenciku.
Berulang kali aku mencoba menyapa atau mengajaknya bicara, tapi dia enggan menemuiku atau bahkan dia membenciku selama ini karna memaksanya menikah denganku.
Aku tidak tau bagaimana cara menyapanya lagi selain menyerahkan seluruh hasil dari tambang itu. Disurat itu sudah jelas kalau aku tidak mengambil sepeserpun dan lengkap dengan laba yang didapat, aku berharap Dylan paham dan menatapku jika aku tidak punya niat buruk sedikitpun dengannya.
Tapi tetap saja, Dylan selalu diam dan mengabaikanku. Satu tahun berlalu, Dylan tak menunjukkan respon apapun, kita hanya komunikasi saat aku memanggilnya untuk laporan laba tambang itu.
Dylan bahkan tidak menatapku sama sekali. Sikapnya begitu acuh bahkan tidak mengenal keluargaku sama sekali.
Tapi aku tidak menyerah, melihatnya serius ingin menjadi dokter, aku pikir Dylan butuh waktu mengingat sekarang usianya baru 20 tahun. Aku terus melihatnya dari jauh dan bangga dia bisa mendapatkan nilai yang sangat bagus.
Jiwa mudanya mungkin memberontak karna pernikahan itu aku lakukan cukup mendadak, aku harus sabar sampai dia mau melihatku.
Namun ditahun ketiga, Dylan mengalami drop karna terlalu banyak belajar. Aku yang saat itu sedang di London langsung pulang dan merawatnya.
Aku sangat khawatir dengan keadaanya. Tekanan darahnya menurun. Aku membawanya kerumah sakit dan syok mendengar golongan darah Dylan yang sangat langka itu. Dylan punya darah P yang kebetulan sama dengan keponakanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Home
Teen Fictionsudah lima tahun lamanya Bumi Dylan Askara menjalani pernikahan tanpa rasa cinta sang suami. tiba tiba suami membawa perempuan cantik kerumah untuk dijadikan istri kedua Gales Alastair Dewangkara. "lebih baik kita cerai" Dylan . Farka Reagen Mahendr...