BAB 32 : Keributan (3)

10K 1.3K 199
                                        

Ini hari senin pagi setelah wekeend yang benar-benar menguras tenaga, jangan di tanya bagaimana Zetta harus merawat Arjuna selama sisa waktunya di villa, cowok itu terus merengek sepanjang hari dengan dalih bahwa keningnya benar-benar sakit, awalnya minta di suapi, terus minta di cium, di sayang-sayang, di manja-manja dan berakhir minta mandi bareng.

Untungnya Zetta tolak dengan nada tegas.

Pagi ini di kantin, setelah jam pelajaran pertama adalah fisika yang sangat menguras otak. Zetta duduk sendirian di atas meja dengan sepiring nasi goreng telor mata sapi, kerupuk dan air es segar.

Zetta berharap hari ini hidupnya tenang, damai dan menyenangkan, sebelum kemudian dia melihat tunangan Arjuna mendekat ke arahnya.

"Gimana rasanya ngehabisin wekeend sama tunangan orang?"

Canitta dan antek-anteknya menghampiri Zetta yang sedang makan, gadis itu tersenyum sinis dan berkata lagi dengan kencang pada seluruh manusia di kantin, "kalian mau liat sosok pelakor di dunia nyata? Ini orangnya, Kirana Zetta yang ngerebut tunangan gue"

Seluruh pasang mata menatap Zetta yang sedang duduk sendirian. Udah gak heran lagi orang-orang di kantin sama drama mereka berdua ini, udah biasa ngelihat Canitta ngamuk-ngamuk juga sama Zetta.

Canitta tertawa kecil, "ceritain dong apa yang lo lakuin sama tunangan gue wekeend kemarin, sampai telfon dan chat gue di cuekin sama dia"

"Hm" Zetta sok berpikir sejenak, lalu dia menoleh pada Canitta, "kita cuma ngomongin soal pernikahan aja sih"

Wajah Canitta berubah, "pernikahan? Lo yakin Arjuna bakal nikahin lo?"

Teman di sebelah Canitta menyahut, "mimpi kali, dari Canitta ke lo itu jauh banget, kenapa sih selingkuhan tuh selalu lebih jelek daripada istri sah?"

"Ngelawak banget sih, Canitta itu ibu peri, sedangkan lo cuma kayak ibu tiri, paling cuma di jadiin simpanan sama Arjuna, gak jauh-jauh dari gundik"

Ini kalau Zetta nyoba kesurupan lagi gimana ya?

"Kenapa lo gak nanya sama tunangan lo aja? Dia yang nyamperin gue, dia yang ngejar-ngejar gue--"

"Lo pikir lo cantik?! Semua orang disini juga tahu kalau dulu lo yang ngejar Arjuna!"

"Nah itu lo tahu kalau dulu Arjuna udah sama gue, bukannya lo yang masuk ke hubungan kita berdua?"

Canitta menyipitkan mata, "gue dan Arjuna punya status jelas yaitu tunangan, sedangkan lo cuma pacar waktu itu"

"Terus? Salah gue kalau Arjuna gagal move on?" Zetta memiringkan kepalanya lugu, dan Canitta di landa emosi yang meledak-ledak, cewek itu meraih segelas air putih di atas meja, ingin menyiramkan ke wajah Zetta jika saja ada yang lebih dulu menahan pergerakannya.

Semua orang menatap Zeus yang memegangi tangan Canitta, "jujur, gue juga muak ngeliat tingkah mereka" Zeus melirik Zetta sejenak, "gue muak ngeliat tunangan lo yang masih aja ngejar-ngejar mantannya, yang lo salahin tuh harusnya Arjuna, kenapa dia masih merasa punya hubungan sama Zetta? Sedangkan Zetta udah berusaha menjauh di awal?"

"Maksud lo apa?!" Canitta berteriak murka, "oh lo belain Zetta karena lo naksir sama dia? Gila lo Zeus, lo temennya Arjuna!"

"Yang gue omongin itu fakta" Zeus mendesis, matanya melirik Zetta yang sedang menatapnya.

Suara tepuk tangan dari seseorang membuat semuanya menoleh ke arah pelaku, yaitu Reiner yang kini tengah berdiri di belakang Zetta.

"Sori ikut campur" Reiner menunduk ke bawah dimana Zetta sedang duduk, dia mengacak-acak rambut Zetta dengan tangannya, "sebenarnya gua gak suka ikut campur, tapi berhubung nama pacar gue di bawa-bawa, jadinya gue harus ikut campur"

"Pacar? Siapa?"

Bisik-bisik di kantin makin ramai karena perkataan Reiner.

"Oh gue lupa memperkenalkan pacar gue? Kirana Zetta itu pacar gue sekarang, dia gak ada hubungannya lagi sama Arjuna atau..." Reiner melirik Zeus yang menatapnya tajam, "siapapun"

Canitta tertawa kencang, "gila, lo berdua ngerebutin jalang ini?" Tunjuknya pada Zetta, "kenapa cowok-cowok suka cewek murahan sih daripada cewek yang yang berkelas macam gue"

"Terserah lo ngomong apa" Reiner melambaikan tangan, "tapi tolong jangan berbuat norak dengan ngelabrak orang, lo pikir kelakuan lo ini oke? Kampungan"

Tentu saja Canitta tercengang di katai kampungan oleh Reiner, seumur hidupnya dia tidak pernah di rendahkan seperti ini.

Zetta yang sejak tadi menjadi penonton memilih bangkit, "gue cabut, tolong jangan bawa-bawa nama gue sama Arjuna, kalau lo emang merasa Arjuna milik lo, kandangin aja dia sama lo oke? Gue malah senang kalau dia jauh dari gue"

Karena bagaimanapun Arjuna itu tidak bisa di tebak, sikapnya yang manis di luar hanyalah kamuflase, Zetta tahu bagaimana mengerikannya Arjuna di dalam novel. Dia seperti malaikat maut bagi Zetta.

Namun Canitta menarik rambut Zetta lebih dulu, "mau kabur kemana lo?"

Tangan Zeus refleks memegangi tangan Canitta agar tidak menarik rambut Zetta lebih kencang, sedangkan Reiner menahan tubuh Zetta.

"LO GILA?!" Zetta berteriak murka saat kulit kepalanya terasa sakit, "mau lo apa sih?"

"Jauhin Arjuna!"

"Udah gue jauhin, cowok lo yang gatel sama gue!"

"GAK USAH SOK CANTIK!" Canitta berteriak, "lo itu hama di kehidupan gue, andai aja gak ada lo, Arjuna pasti bakal milih gue"

"Dan lo nenek sihir di kehidupan gue! Andai gak ada lo, gue bakal hidup tenang tanpa takut besok bakal mati!"

Reiner langsung menarik Zetta mundur, dengan mengangkat kedua pinggangnya dan menggendongnya dengan mudah, cewek itu memberontak kecil, "REIN!!"

"Zee, udah jangan di ladenin, buang-buang tenaga" Reiner membawa tubuh Zetta pergi ke halaman belakang sekolah, menurunkannya di sana dan memeriksa keadaan gadis itu.

Zetta menghentakkan kakinya ke tanah, "tapi gue kesel, dia tuh kenapa sih?!"

"Dia kalah saing sama lo, Zee"

"Kalah saing darimananya? Dia itu kaya, cantik, punya orang tua, perfect banget, justru gue yang harus iri sama hidup dia!" Zetta berseru kesal, "gue disini sendirian, miskin, muka kayak beruk, minus hidup gue tau gak?!"

"Lo cantik, Zee"

Andai Zetta jadi Canitta, dia tidak perlu memperebutkan Arjuna yang gila itu, lebih baik dia hidup mewah dan bersenang-senang, tidak perlu bersusah payah memikirkan hidupnya.

Reiner menghela nafas panjang, "kenapa? Ada apa, Zee?"

Sebelum kemudian Reiner bergerak ingin memeluk tubuhnya, Zetta lebih dulu mendorong tubuh Reiner, "gue gak mau di sangka cewek gatel"

"Lo kan cewek gue"

Reiner tetap bergerak memeluk tubuh Zetta, mendekapnya erat dan menciumi pucuk kepalanya, "kayaknya gue deh yang mau kegatelan sama lo, Zee"
______________________________

No komen sih ya akuuu...

Mau baca duluan silahkan ke karyakarsa yaa teman-teman.

Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang