BAB 31 : Keributan (2)

9.6K 1.3K 343
                                        

Liburan mereka berakhir gagal total. Kedatangan Arjuna bersama teman-temannya merusak malam ulang tahun Gerald yang indah, di lanjutkan dengan pertengkaran antara Arjuna dan Zeus, sungguh ini sangat merusak kedamaian di villa ini, terutama Cristy dan Berli yang memilih bersembunyi di kamar karena takut melihat Arjuna.

Gerald melirik pada Haru yang sedang merebahkan diri di sofa, tubuhnya kelelahan karena harus menahan Arjuna yang sedang marah, dia menerima bogeman di pipinya, ah bukan hanya Haru, Rajen juga ikut terbanting oleh Zeus, kasian sekali dua cowok itu, menjadi korban penganiayaan dua orang cowok setengah waras.

Bagaimana bisa rencana mereka berakhir seperti ini?

"ZETTAAA!!"

Semua orang menoleh ke lantai dua, lalu menghela nafas panjang karena Arjuna lagi-lagi berteriak nyaring memanggil nama Zetta, dia seperti kesetanan, berbeda dengan Zeus yang sudah bisa di tenangkan.

"Udah lah kasih aja si Zetta sama Ajun, daripada ntar dia ngamuk terus hancurin kamar di villa ini?" Ucap Jeano yang tengah mengompres wajah Haru dengan es batu.

Gerald menggeleng, "nggak nggak, Zetta lebih baik ke kamar Zeus, kalau sama Ajun yang lagi emosi bisa-bisa tuh cewek kena banting!"

Mereka mungkin akan terus berdebat jika saja Kevin tidak muncul di sana bersama Zetta, lalu dia berkata, "Zetta pulang sama gue malam ini"

"Wait! Lo gak dengar suara teriakan Ajun yang bisa menimbulkan bencana kalau Zetta gak ada di villa ini?" Haru melotot pada Kevin, "ini aja gue udah gemetar karena ngekunciin dia di kamar, kalau bapaknya tahu bisa-bisa gue kena rebus om Dewan, tau gak?!"

Kevin menatap datar Haru, "terus? Emangnya kewajiban Zetta buat nenangin Arjuna?"

"Iya iya, mending Zetta sama Zeus aja, orang gak waras di lantai dua gak usah di hiraukan"

Baik Jeano maupun Haru langsung mendelik pada Gerald yang tengah cengengesan.

Zetta lagi-lagi meringis mendengar teriakan Arjuna memanggil namanya, di sambut dengan Zeus yang sedang tengah keluar dari kamar sambil menarik kopernya. Tentu saja semua orang menatapnya penasaran.

"Gue balik, lo mending urusin mantan pacar lo yang gak waras itu" Ucap Zeus saat dia sampai di hadapan Zetta, matanya menatap Kevin sejenak, lalu mendengus dan menarik kopernya menuju pintu keluar, baik Gerald maupun Rajen tentu saja kaget melihatnya, keduanya mencoba menahan kepergian Zeus.

"ZEEE!!" Suara itu membuat Zetta menoleh ke arah tangga, menemukan Arjuna yang menatapnya garang dengan keringat dan nafas tersenggal, entah bagaimana dia bisa keluar dari kamar yang telah di kunci Haru.

Semuanya tercengang melihat ke arah Arjuna, pertama bagaimana dia bisa membebaskan diri dari pintu yang telah di kunci, kedua, gawat ada luka di kening Arjuna yang tengah mengucurkan darah segar, dan ketiga, Zeus yang sudah menghilang meninggalkan villa membuat baik Gerald dan Rajen berseru frustasi.

Arjuna mana peduli pada dirinya sendiri, dia malah mendorong tubuh Kevin yang berdiri di samping Zetta sampai cowok itu jatuh menimpa sofa di sebelah Jeano, lalu tangannya meraih pinggang Zetta yang masih syok melihat darah, dan terakhir Arjuna menyeret Zetta kembali menaiki tangga, menuju salah satu kamar di villa yang berada di paling ujung.

Siapa sih yang berani menghentikan Arjuna yang tengah tidak waras? Baik Haru dan Rajen saja tidak berani mendekat, juga Kevin Liu yang memilih memperhatikan.

Selesai mengunci pintu kamar, Arjuna memeluk pinggang Zetta erat, kepalanya mendusel manja di leher Zetta yang berbau wangi khas jeruk yang menyengarkan.

Dan dia menangis, ada isakan di tubuhnya, lalu dengan suara parau, Arjuna berucap, "kamu tega banget sama aku, jahat, kejam, nakal, kamu gak peduli sama aku lagi, aku nya di tinggalin liburan sama cowok lain!"

Zetta menghela nafas panjang sebelum akhirnya tangannya terangkat mengusapi rambut Arjuna yang berantakan.

Arjuna makin menduselkan diri pada leher Zetta, dan dia kembali mengomel, "aku gak suka kamu jalan-jalan sama Zeus! Aku kan udah pernah bilang? Kok kamu gak lakuin, kamu bikin hati aku sakit kayak di tusuk-tusuk"

Oh my God, Zetta memutar bola mata, Arjuna dan segala dramanya memang sangat sempurna.

Sempurna alay.

"Zee" Arjuna akhirnya mengangkat kepalanya dari leher Zetta, matanya memerah dan ada jejak air mata di sana, bibirnya mencebik ke bawah dan suaranya terdengar mengadu, "kening aku luka"

"Iya, makanya lepas dulu biar di obatin"

"Sakit Zee, kepala aku pusing, jantung aku juga cepat banget detaknya, mata aku buram!"

Rewel sekali bayi macan ini, Zetta jadi ikut pusing mendengar rengekan Arjuna.

Akhirnya dia mendudukkan Arjuna di atas ranjang, Zetta membuka laci untuk mencari kotak obat yang mungkin tersedia di sana, namun ketukan di pintu membuatnya menoleh.

Arjuna lebih dulu menjawab, "gak usah di buka!" Ujarnya marah, lalu berteriak, "jangan ganggu kami! Atau mau aku bunuh?"

Dan terdengar suara Jeano dari luar, "ini gue, mau ngasih kotak p3k buat ngobatin kening lo, bego!" Jeano mengomel, "eh bucin, jangan ganggu jangan ganggu, elo yang gangguin ketenangan hidup gue!"

Arjuna mungkin akan membalas, namun Zetta lebih dulu membuka pintu dan menerima kotak tersebut sambil berterima kasih.

Pesan Jeano cuma satu, "Zee, dikasih nen aja, ntar juga gak rewel lagi bayinya"

Dan Zetta memberikan satu dengusan panjang.

Di atas ranjang, Zetta membersihkan luka di kening Arjuna, untungnya tidak terlalu panjang, namun darah yang di hasilkan lumayan banyak, sedangkan Arjuna sudah nemplok bak anak kecil yang tidak mau jauh dari ibunya.

Ini kalau om Dewan tahu anaknya luka begini, bisa-bisa duit 500 juta Zetta sisa 50 ribu nih.

Arjuna itu bagai aset, kalau rusak harganya akan berkurang.

Mata Arjuna yang sayu mengerjap beberapa kali, "aku seharian ini nyariin kamu tahu... Aku kesana-kemari nyari keberadaan kamu, aku takut banget kalau kamu pergi jauh dari aku"

Selesai mengobati kening Arjuna, Zetta memilih mengusap-usap rambutnya dengan tangan, Arjuna nampak menyukai tindakannya, cowok itu lebih mendekatkan diri pada tubuh Zetta.

Hening melanda mereka.

Zetta menyandarkan diri pada bagian atas ranjang, sedangkan Arjuna memilih bersandar di dadanya dan memeluk pinggangnya erat.

"Jun--" Zetta ingin menyingkirkan Arjuna, karena jujur nafas cowok itu terasa sangat geli mengenai tubuhnya.

Arjuna menggelengkan kepala dua kali, keningnya berkerut tidak suka dan wajahnya menatap sok garang, "kamu jangan nolak-nolak aku"

Manja sekali ya ampun, Zetta setengah gemas setengah lagi merasa kesal.

"Papa udah bicara sama om Basuki soal pertunangan aku sama Canitta" Arjuna menjelaskan sambil menutup kedua matanya, "Papa bilang mau batalin, tapi mama masih mau ngelanjutin"

Zetta masih diam mendengarkan.

"Abis tunangan aku sama Canitta batal, kita langsung nikah aja ya, Zee?"

Dan refleks tangan Zetta memukul bahu Arjuna keras, cowok itu mengaduh dan kembali menunjukkan wajah paling tersakiti di dunia,
______________________________

Cape banget ngejagain ini orang, Zetta sampai harus minum Paracetamol.

Jadi, kalian kapal siapa?

Reiner?

Zeus?

Arjuna?

Kalau mau baca duluan,. silahkan ke karyakarsa yaaaa

Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang