Chapter 8. Kunjungan Tak Terduga

5.8K 16 0
                                        

Cerita ini dah tamat di karyakarsa gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini dah tamat di karyakarsa gue. Download pdf cuma 100K atau dukung paket juga 100K. Di wattpad gak akan gue update sampe tamat.
Ini salah satu best seller gue, puas sampai part terakhir.

Chapter 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 8

Kunjungan Tamu Tak Terduga

Setelah memastikan aku masuk rumah, mobil Pak Tristan baru melaju lagi. Aku berlarian ke bahu jalan hanya untuk melihat bagian belakang mobilnya menjauh dari rumahku. Beberapa saat kemudian, ponselku berdering. Nomor tidak dikenal meneleponku.

“Ha—halo…?” sapaku.

Seperti yang kuduga, bersamaan dengan mobilnya yang menepi beberapa ratus meter di depan, suara Pak Tristan terdengar di ujung yang lain. “Masuk, Katya,” suruhnya. “Kamu pikir aku nggak memperhatikan kaca spion mobilku?”

Aku tersipu malu.

“Kita bakal ketemu lagi besok, Sayang,” katanya lembut. “Kalau kamu nggak masuk, mobil ini akan mundur. Kamu akan kubawa naik lagi dan kita bakal bermalam di rumahku. Kamu pasti tahu apa yang akan terjadi di rumahku nanti, kan? Kali ini… aku nggak akan segan-segan….”

Glek. Ludahku tertelan.

Tidak akan segan-segan? Apa itu artinya… apa yang Pak Tristan lakukan padaku di ruang kesehatan masih setengah-setengah? Keringat dingin meluncur di punggungku. Hatiku berdebar membayangkan apa yang akan kami lakukan dan itu justru membuat kakiku membeku.

“Katya…,” panggil Pak Tristan lagi. Dia terdengar gemas. “Kalau sampai aku membawamu ke rumahku… pamanmu akan mencariku dan kita akan tertangkap basah. Terpaksa, aku akan membawamu lari dan kita harus tinggal di daerah terpencil sampai semua orang berhenti mencari.”

Tempat terpencil?

Berdua saja dengan Pak Tristan? Mukaku semakin panas membara. Kami akan pergi ke gunung yang sunyi… atau di tepi laut yang indah?

“Katya!” seru Pak Tristan galak. Aku menjumbul di tempatku berdiri dan hampir menjatuhkan ponselku. “Astaga… apa kamu malah berpikir yang bukan-bukan?” terkanya, bikin aku menggeleng karena mulutku  masih nggak bisa berkata-kata. “Masuk sekarang… aku nggak akan ke mana-mana sampai kamu masuk ke rumah.”

Tristan, Jangan!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang