27

12.2K 1.8K 112
                                        

Halo halo apa kabar?
Semoga sehat selalu ya.

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

[Tuan makanannya terlihat enak!]

[Bukan terlihat, tapi memang enak.]

[Sistem iri~]

[Aku bisa membaginya untukmu, tapi kamu tidak bisa memakannya.]

[Ah, benar. Tapi mungkin lain kali, saya bisa mencobanya.]

[Awas datamu akan error karena basah.]

[Hmp.]

Vyan terkekeh dalam hati. Meski sistem yang dimilikinya tidak memiliki fungsi yang berguna, setidaknya cukup menghiburnya. Itu tidak terlalu buruk. Ditambah makanan lezat yang disantapnya. Itu menambah suasana hatinya menjadi lebih baik lagi.

77%

Woah. Sistem merasa ingin menjerit. Oke Tuan berjuang, Anda pasti bisa!

Para Stuviealigh cukup menikmati hidangan yang disajikan. Meski alat makan yang digunakan biasa saja, sangat berbeda dengan peralatan makan yang biasa digunakan, yang mana memiliki standar tinggi dan mewah, tapi makanannya tidak mengecewakan, rasanya memang enak dan patut dipuji.

"Vyan, lain kali, jika datang ke sini ajak Calix, oke?" Calix menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sendiri.

"Em," jawab Vyan seadanya yang sedang meminum jusnya.

"Jangan lupa, Kak Za dan Zi."

"Papa dan mama juga ingin. Bukankah begitu, sayang?"

"Benar, Hubby."

"Daddy jangan lupakan."

"Kak Arley juga."

Vyan menatap keluarganya satu per satu. Ia tidak mengira mereka akan menyukai tempat makan seperti ini. Seharusnya, restoran mewah terkesan lebih cocok untuk mereka. Vyan tidak mengira keluarga akan mengajukan diri seperti ini. Melihat keantusiasan keluarganya, lain kali, jika Vyan pergi sendiri tanpa mengajak mereka, ia sepertinya akan merasa bersalah.

'Mereka ternyata tidak membenci jika makan di tempat seperti ini. Mungkin, lain kali, aku perlu mengajak mereka lagi.'

Para Stuviealigh dalam diam merasa sangat senang ketika mendengar kata 'lain kali'. Itu artinya, Vyan akan mengajak mereka pergi bersama lagi. Kini giliran masalah selanjutnya, untuk waktu berikutnya, siapa yang akan diajak pertama kali? Jiwa-jiwa persaingan mulai muncul di antara mereka. Mereka sebisa mungkin memberikan kesan terbaik pada Vyan. Berharap, akan menjadi kandidat terpilih untuk diajak pertama kali ketika Vyan pergi seperti ini.

Vyan tentu saja tidak mengetahui persaingan antara keluarganya. Ia masih tenang menikmati makanannya.

***

"Maaf, Tuan. Di tempat kami, kartu debit tidak bisa digunakan," ucap pemilik setelah disodorkan berbagai kartu hitam yang sangat menyilaukan mata.

Apakah ini kartu legendaris itu? pikir sang pemilik.

"Kenapa?"

"Begini... di tempat ini, saya menerapkan sistem tradisional. Saya ingin melestarikan kebiasaan turun-menurun dari keluarga saya. Dari pemesanan, penyajian, hingga pembayaran tetap menggunakan alat tukar langsung, yaitu uang tunai. Kami tidak menerima metode pembayaran lainnya."

"Mungkin terkesan tertinggal dibandingkan tempat makan lain. Tapi saya tidak ingin menghilangkan sistem yang telah dikelola keluarga saya sejak dahulu ini. Saya mohon pengertiannya." Sang pemilik dengan sabar menjelaskan jika tidak menerima pembayaran dalam bentuk apapun selain uang tunai.

Suddenly!: Another NPC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang