Perjanjian Hati part 9 End dan Epilog

127K 4K 164
                                    

by Santhy Agatha

blog : anakcantikspot.blogspot.com

twitter : @santhy_agustina

Facebook fanpage : Santhy Agatha

Colorful Of Love

 

Kadangkala cinta yang kau nanti, sudah ada dalam genggaman tanganmu. Hanya saja kau belum menyadarinya.”

9

Nessa merasakan napasnya sesak ketika air laut mulai menenggelamkannya, asin yang panas memasuki tubuhnya, membuatnya megap-megap mencoba meminta pertolongan untuk terakhir kalinya, lalu semuanya hampir terasa gelap.

Lalu lengan kuat itu mengangkatnya, menempelkan tubuh lemasnya ke dada telanjangnya yang keras. Aroma itu… Aroma parfum yang sangat dikenalnya... Kevin? Nessa tersenyum dalam hati, menyadari Kevin telah menyelamatkannya. Lalu kesadarannya hilang.

♥♥♥

Ketika terbangun, Nessa ada di rumah sakit. Yang dirasakan pertama kali adalah pusing dan kehilangan orientasi, lalu dia mengenali wajah itu, ibunya dan Ervan di belakangnya. Yang duduk di tepi ranjangnya dan menatapnya dengan cemas.

     Dia terbangun dan langsung terbatuk-batuk, membersihkan tenggorokannya yang terasa panas, Ibu Nessa berusaha menepuk-nepuk pundak Nessa untuk membantunya, sementara Ervan berlari keluar untuk memanggil dokter.

Nessa menatap sekeliling ketika kesadarannya sudah kembali, dimana Kevin? Itu yang terpikir olehnya pertama kali. Bukankah waktu itu Kevin yang menyelamatkannya? Kenapa sekarang dia tidak ada? Tiba-tiba sebersit rasa kecewa memenuhi dirinya.

Ervan masuk kembali dengan dokter dan Delina yang mengikuti dengan cemas di belakangnya. Dokter memeriksa Nessa sejenak lalu pergi dan tampak becakap-cakap dengan ibu Nessa dan Ervan, sementara Delina duduk di tepi ranjang.

"Syukurlah kak Nessa, kakak sudah sadar, kami cemas sekali menanti di sini." Delina duduk di pinggiran ranjang dan menggenggam tangan Nessa.

Nessa tetap memandang ke sekeliling, masih susah berbicara. Dimana Kevin? pikirnya.

Delina sepertinya menyadari apa yang ada di benak Nessa, dia tersenyum.

"Kak Kevin sedang membeli kopi di bawah. Kami yang memaksanya supaya menyingkir karena seharian dia seperti orang gila, mondar mandir di koridor, keluar masuk kamar, menunggumu sadar."

Kevin mencemaskannya sampai seperti itu? benarkah? Sejenak dada Nessa membuncah oleh perasaan hangat.

Lalu dia teringat akan kejadian sebelum dia tenggelam, kedatangan Paula, sikap acuh tak acuh Kevin ketika Paula terang-terangan menggodanya, dan kemudian kemarahan Nessa yang kekanak-kanakan.

Astaga, kenapa dia marah? Kalau dia tidak mempunyai perasaan terhadap Kevin, dia tidak perlu semarah itu. Omong kosong kalau Paula memang tidak menghargai keberadaannya, seharusnya hal itu tidak akan mengganggunya kalau dia tidak mempunyai perasaan apa-apa kepada Kevin.

Pipi Nessa memerah malu menyadari betapa kekanak-kanakan sikapnya sebelum tenggelam, Kevin pasti menertawakannya, karena dia seolah menunjukkan kalau dia cemburu berat kepada Paula.

"Kak Kevin tampak sangat menyesal karena kak Nessa sampai tenggelam." Delina menyambung, tidak menyadari perubahan ekspresi Nessa.

Lalu pintu terbuka dan Kevin masuk, lelaki itu langsung menghampiri Dokter dan bercakap-cakap dengannya, dan setelah dokter pergi, langsung melangkah mendekati ranjang.Delina, yang melihat ibu Nessa serta Ervan melangkah keluar, langsung ikut berpamitan keluar dulu, memberi kesempatan kepada Kevin berduaan dengan Nessa.

Perjanjian Hati - Brown Afternoon Colorful Of Love NOVEL EDITIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang