BAB 28 : Terciduk (2)

12.8K 1.4K 238
                                        

Sebelumnya Zetta tidak pernah mengetahui bagaimana kehidupan pribadi seorang Kirana Zetta, alasan kenapa dia mendekati laki-laki seperti Arjuna, alasan kenapa dia bertingkah seperti 'jalang Arjuna' hingga akhirnya jatuh cinta benar-benar tidak di ceritakan dengan detail di dalam novel.

Mata Zetta membengkak, dia menangisi kehidupan seorang Kirana Zetta yang menyedihkan di kamar setelah ibunya pergi.

Jahat sekali, kenapa hidup seorang Kirana Zetta harus begitu? Zetta jadi bertanya-tanya apakah Kirana pernah menikmati hidupnya? Bahkan sampai akhir cerita Kirana Zetta tidak bahagia, dia di campakan oleh Arjuna dan berakhir di tangan cowok itu.

Dasar macan kecil sialan.

Harus Zetta apakan anaknya om Dewan itu?

Menangis selama hampir 2 jam, Zetta berakhir kelaparan, dia bangkit dari duduknya di bawah ranjang, meraih dompet kecil untuk mencari makan malam atau bahkan sekedar menyegarkan otaknya yang kini pusing.

Memakai cardigan berwarna hijau untuk menghindari dinginnya angin malam, Zetta keluar dari rumah dengan berjalan kaki.

Baru keluar dari gang rumahnya, Zetta lagi-lagi bertemu Zeus yang sedang duduk di atas motornya, cowok itu terkejut melihat Zetta, lalu segera mendekati dirinya.

"Ini udah jam 10 malam, ngapain keluar?"

Suara Zetta serak dan kecil, "lapar..."

Zeus menundukkan kepala, meneliti wajah Zetta dengan serius, melihat ke arah matanya yang bengkak dan pipinya yang memerah merona, mata Zeus meredup menyadari gadis itu sehabis menangis, dia meraih sebelah tangan Zetta dan berkata, "ayo naik, mau makan dimana, hm?"

"Dimana aja"

Lalu setelah itu, Zeus membawa motornya menuju salah satu restoran terdekat, saat turun dari motor tangannya tidak berhenti menggengam tangan Zetta, sesekali cowok itu melirik Zetta dan menghela nafas berat.

Mereka duduk saling berdampingan, Zeus sedang memesan menu, sedangkan Zetta memilih menatap ke arah luar jendela yang menunjukkan gerimis kecil.

Untungnya gerimis itu turun setelah mereka sampai di restoran.

Selesai memesan, Zeus lagi-lagi menatapi Zetta, tangannya terangkat mengelusi rambut Zetta yang panjang, "mau cerita?"

"Enggak..."

"Kalau gitu.." Zeus agak ragu mengatakannya, tapi biasanya saat seseorang sedih.."mau di peluk?"

Zetta yang tadinya menatap jalanan, Menoleh ke arah Zeus dengan mata tidak percaya, "seriusan lo nawarin itu?"

Dan Zeus berdehem, "kalau lo mau sih.."

"Enggak usah"

"Kenapa? Karena gue bukan Arjuna?" Ada nada cemburu dalam suaranya, tidak terima karena Zetta menolak niat baiknya.

"Bukan" Zetta berdecak, "gue cuma malu pelukan di restoran begini, entar di kira mau mesum lagi"

"Lo doang yang punya pikiran begitu" sahut Zeus tidak ramah.

Seorang pegawai mengantar pesanan mereka dan menatanya di atas meja, membuat pembicaraan keduanya terhenti sejenak. Zetta meraih nasi goreng telur miliknya sedangkan Zeus memilih nasi goreng dengan campuran hati ayam.

"Gue penasaran, kenapa setiap gue keluar rumah pas malam hari, lo kok bisa ada di depan gang sana?"

Raut wajah Zeus sedikit menegang, namun dia berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang, "gue tinggal di dekat sana"

"Oh ya? Kok gue gak pernah ngeliat lo pas sore-sore?" Zetta menyeruput minumannya, "rumah lo yang mana?"

"Lo sore bukannya kerja?" Zeus melirik, "lagian gue sibuk nonkrong di luar, malam baru balik rumah"

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang