Chapter 41

3.4K 325 30
                                        

               __________________________
                   Selamat membaca🌷
               __________________________

Satu bulan kemudian

Abian telah sehat kembali, tapi setelah kejadian itu Abian mulai takut dengan darah dan juga pistol serta benda tajam di sekitarnya yang bisa membahayakan menurut Abian.

Bagas melarang Abian masak, bahkan ia menyuruh pelayan untuk membereskan benda tajam Yang ada di rumahnya agar tidak terlihat oleh Abian.

Pagi ini Abian sudah merengek pada Bagas yang sedang bersiap untuk meeting online nya.

"Aku mau jenguk keevan ya mas,Andrea bilang keevan udah sadar kemarin"

"Nanti ya sayang,kamu jangan dulu kemana-mana oke"

"Tapi aku mau sekarang mas, aku mau tau keadaan keevan"

"Tanya Andrea aja sayang gimana keadaan keevan"

"Tapi mas"

"Sayang nanti ya, kamu ga boleh kemana-mana dulu, cukup di rumah aja oke"

"Tapi aku udah sehat"

"Nanti setelah aku meeting aku temenin kamu jenguk keevan ke rumah sakit ya"

"Serius?"

"Iya sayang, yaudah kamu istirahat lagi aja ya, aku mau meeting dulu"

"Aku mau ambil minum dulu ya"

"Biar di ambilin sama pelayan"

"Aku juga bisa sendiri"

"Kamu yakin sayang?" Tanya Bagas sambil mantap Abian.

"Aku yakin" jawab Abian.

"Yaudah hati-hati oke, aku mulai meeting dulu"

"Oke sayang"

Abian berjalan keluar dari ruang kerja bagas menuju dapur .

"Maaf nyonya, anda ingin kemana?" Tanya seorang pelayan

"Mau ke dapur"

"Mari saya antar nyonya"

"Ga usah bi, lanjut kerja aja"

"Tapi nyonya"

"Ga usah! Nanti kalau saya butuh bantuan akan saya panggil"

"Baik"

Abian berjalan ke dapur, ia berencana akan membuat jus alpukat.

"Ini gaada buah yang udah di potong?"

"Mereka gimana sih kerjanya!"

Abian mengambil buah alpukat di dalam kulkas,tapi saat akan mengupas buah ia melihat pisau yang terdapat sedikit darah di sana .

" Bibi!!!!" Teriak Abian

"Iya nyonya"

"I-itu kenapa pisaunya ada darahnya bi" ucap Abian sembari memegang kepalanya .

"M-maaf nyonya, saya lupa"

"Tolong ya bi bersihin, saya ga mau liat,huek" Abian menutup mulutnya yang terasa mual di tambah kepalanya terasa pusing.

"Baik nyonya"

"Tolong antar saya ke kamar bi,buang aja pisau nya jangan di sana"

"Baik nyonya, mari"

Pelayan menuntun Abian menuju kamarnya, sementara Bagas masih berada di ruang kerja miliknya .

"Mau saya panggilkan tuan nyonya?" Tanya pelayan yang melihat Abian lemas terbaring di kasur.

I want to be lovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang