BAB 27 : Pertemuan

10.8K 1.3K 237
                                        

Saat jam pulang sekolah telah berbunyi, Zetta sudah lebih dulu berada di depan gerbang depan agar bisa lari dari Arjuna yang menerornya dengan pesan-pesan suara berisi tangisan dramatis dan di iringi rengekan agar Zetta cepat menemuinya. Dia bahkan berkata tidak sanggup mengetik dan memilih pesan suara agar Zetta mendengar suaranya yang di penuhi kesedihan.

Lebay sekali memang anak macan milik om Dewan itu, kenapa tidak di bawa ke suaka margasatwa saja sih? Atau ragunan mungkin?

Baru sampai di depan gerbang, Zetta menemukan kedua orang berbadan besar tengah menatapnya, keduanya saling pandang dan menganggukkan kepala, dan tiba-tiba saja tubuhnya di seret.

Zetta sudah berteriak-teriak, menyesali keinginan untuk kabur dari Arjuna tapi malah berakhir di culik oleh dua orang yang tidak dia kenali.

Pikiran Zetta sudah negatif duluan, apakah orang ini suruhan Arjuna yang akan membunuhnya?

Apakah dia akan mati hari ini?

Dengan tubuh perawan? Haduh seharusnya pas awal datang kesini, Zetta sudah memasuki club' dan mabok-mabokan, merasakan one night stand, minum alkohol, berdansa layaknya orang gila.

Toh akhirnya dia akan mati nelangsa.

Tapi pikiran itu berakhir saat dia sampai di tempat tujuan, sebuah perusahaan besar Daneswara group, tinggi gedungnya menjulang sampai ke langit, mereka masuk ke lift khusus yang menggunakan id card khusus juga, dan masuk ke dalam satu-satunya ruangan di lantai paling atas.

Zetta masuk sendirian, matanya berkedip beberapa kali saat menemukan sosok laki-laki tengah duduk santai sambil membaca sebuah dokumen dengan tenang, di depannya tersedia kopi yang wanginya memenuhi ruangan ini.

Laki-laki itu menoleh, menatap Zetta sambil berkata, "Kirana Zetta?"

"Iya, kakak siapa?" Suara Zetta berubah genit.

Oh jangan salahkan Zetta memanggil kakak, laki-laki ini terlihat sangat muda sekali, wajahnya bahkan seperti anak kuliahan semester akhir yang sedang melakukan penelitian. Dia tampan sekali dengan kacamata baca di wajahnya, tipe Zetta sekali.

Samudera mengernyit, "kakak? Saya ayahnya Reiner"

Dan senyum manis Zetta menghilang, raut wajahnya berubah sopan, "oh maaf om, saya kira kakaknya soalnya om keliatan muda"

"Duduk di depan saya" Samudera mengabaikan perkataan Zetta, "dan maaf karena telah menyeret kamu kesini tanpa persetujuan kamu"

Zetta meringis, "aku pikir hari ini adalah hari terakhir aku hidup"

Lagi-lagi Samudera mengabaikan omongan itu, sambil bersandar di kursi menghadap Zetta, pertama-tama Samudera meneliti penampilan gadis itu, dan yang muncul di benaknya adalah kata 'norak, kampungan, biasa saja' Samudera pikir saat dia mendengar dari asistennya bahwa Reiner tertarik pada gadis miskin, pastilah gadis itu sangat cantik mempesona, namun bayangan itu hancur saat melihat Zetta yang kini menatap kagum ruangannya sambil terganga dan berseru-seru menatap pada dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan di luar.

"Om ini CEO ya?" Tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu, biasanya dia melihat kata CEO itu dari buku-buku novel saja, sekarang dia malah bertemu orangnya.

Lagi Samudera abaikan pertanyaan gadis itu, dia berdehem dua kali, dan bertanya, "kamu kenal anak saya?"

Kali ini Zetta duduk tegak dan tak lagi bersikap bagai orang udik, dia menatap Samudera gugup, ganteng banget seriusan, lebih ganteng dari Reiner, aura dewasanya ituloh...

"Berhenti menatap saya dengan mulut terbuka seperti itu"

Sontak Zetta menutup mulutnya rapat, "maaf om"

Samudera mendengus, benar ini gadis yang di incar anaknya? Kenapa anaknya bisa suka? Apalagi fakta bahwa Reiner bertepuk sebelah tangan, kasian sekali anaknya itu.

"Ada hubungan apa kamu dengan anak saya?"

Kali ini Zetta sudah berpikir matang-matang, "kami saling mencintai om"

Alis Samudera naik sebelah, jadi mereka saling mencintai?

"Tapi...tapi aku sadar kalau status sosial kita beda, Reiner berhak dapat yang lebih baik dari aku, yang lebih kaya, yang lebih cantik, dan yang lebih seksi dan bahenol.."

Samudera mengernyit menatap Zetta.

"Aku tau om panggil aku kesini karena mau misahin hubungan kita kan?" Tanya Zetta lebih dulu, "aku sayang banget sama Reiner...tapi kalau emang berpisah adalah jalan terbaik, aku bakal lepasin dia"

Drama sekali gadis ini, komentar Samudera dalam hati.

Mata Zetta melirik ke sekitar meja, seperti mencari sesuatu, lalu dia menatap ke arah Samudera yang masih berwajah datar, "mana om uangnya?"

"Uang apanya?"

"Loh, ceritanya kan om mau misahin aku, terus om lempar uang 100 juta ke atas meja, masa gitu aja gak tau sih om?"

"Kenapa saya harus melakukan itu?"

"Karena saya miskin om!" Zetta menatap Samudera dengan mata berapi-api, "Reiner kaya raya dia bakal di jodohkan dengan gadis lain, om gak suka hubungan aku dan Reiner, terus om ngasih duit ke aku, paham om?"

Wajah Samudera datar.

"Ayo om, siram aku pake gelas kopi ini!" Zetta meraih cangkir kopi di atas meja, "siram om siram aku!" Ujarnya sambil meletakkan kopi itu ke depan wajahnya, "om?"

"Keluar kamu, dasar perempuan stress!"
__________________________

Pada akhirnya Zetta di usir dari sana dan di antar sampai ke depan rumahnya, wajah Zetta masih melongo karena Samudera tidak bersikap seperti di film-film yang biasa dia tonton.

Ah jangankan Samudera, om Dewan juga begitu.

Kenapa sih orang kaya gak bertindak seperti orang kaya? Zetta juga harus menanggung malu karena telah berakting gadis miskin tersakiti tidak membuahkan hasil.

Besok-besok dia tidak akan mau akting jadi begini lagi.

Zetta masuk ke rumahnya, dan untuk pertama kalinya dia menemukan ibunya tengah duduk di ruang tengah.

Mata Zetta memperhatikan wanita itu tengah memainkan ponsel, dan seolah menyadari kehadiran Zetta, ibunya ikut menoleh.

"Kamu baru pulang?"

Zetta menganggukkan kepala, "iya, ma"

"Mama dengar kamu putus hubungan dengan Arjuna, dia tidak memberi kamu uang lagi?"

Pembicaraan macam apa sih ini? Masa tidak apa pertanyaan tentang dirinya?

"Iya, Arjuna punya--"

"Yah, dia tunangan dengan gadis yang setara dengan dia" wanita itu menghembuskan nafas panjang, "dan dia meninggalkan kamu?"

Sebenarnya tidak, tapi Zetta menganggukkan kepala dua kali.

"Lupakan Arjuna, mama dengar kamu dapat tangkapan ikan lain yang juga bagusnya"

Zetta mengerutkan kening, "maksud mama?"

"Reiner Daneswara, putra dari Daneswara group, kamu pacaran dengan anak itu?" Lalu dia meraih tangan Zetta dengan cepat, "mama dengar Reiner menyukai kamu?"

"Itu..kami cuma teman"

"Teman atau apapun, buat dia suka kamu oke? Dekati dia dan buat dia menyukai kamu, setelah itu dia pasti akan memberikan uangnya untuk kamu"

Zetta termangu, dia menatap wanita di depannya dengan sorot tidak percaya, "kenapa?"

"Kenapa apalagi? Adek kamu masih di rumah sakit kan? Dia butuh biaya besar kalau kamu ingin adik kamu selamat, Arjuna tidak akan lagi mengirim uang ke mama untuk biaya pengobatan adik kamu, makanya...dekati Reiner, ini semua demi adek kesayangan kamu"
_____________________________

Kayaknya aku bakal Hiatus sebentar deh..(masih rencana)

Om Samudera apa om Dewan nih??

Kalau mau baca duluan, silahkan ke karyakarsa yaa teman-teman.

Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥🔥

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang