"Nama gadis itu Kirana Zetta, usianya baru 18 tahun, bersekolah di sekolah yang sama dengan Tuan muda, dia anak yatim dan ibunya sudah menikah lagi dengan seorang pegawai dari perusahaan kita, dia tinggal di--"
Samudera mengangkat sebelah tangannya yang membuat sopir pribadi anaknya berhenti bicara, "bagaimana hubungan mereka?"
"Kelihatannya Tuan muda jatuh cinta tapi bertepuk sebelah tangan, tuan muda terlihat kecintaan sekali.."
"Anak saya seperti itu?" Samudera mendelik tidak terima, "Reiner tidak mungkin jatuh cinta sendirian, dia bisa mendapatkan gadis manapun yang dia inginkan!"
"Maaf, Tuan" sang sopir terlihat meminta maaf walau tidak mengerti apa kesalahannya, padahal dia melaporkan fakta yang terjadi di lapangan, yang dia lihat dengan matanya sendiri bahwa Reiner nampak jatuh cinta sendirian.
Samudera mendudukkan diri di kursi kerjanya, memijat kepalanya memikirkan anak satu-satunya yang paling susah di atur, bukan-bukan, Reiner itu sebenarnya tidak banyak neko-neko, namun itu juga yang membuat Samudra khawatir terhadap anak laki-lakinya.
"Atur pertemuan dengan gadis itu, saya ingin lihat sendiri bagaimana dia"
Asisten yang berdiri di sampingnya mengangguk setuju, lalu atas perintah Samudera, dia keluar dari ruangan di ikuti sopir tersebut, sebelum pergi Samudera berkata, "awasi anak saya lagi, jangan sampai dia curiga dengan kamu"
__________________________Hari ini Reiner kembali menemui Zetta yang sendirian di taman belakang sekolah sambil melamun, wajahnya berpikir keras seolah dia memikirkan hal berat sekali, tangannya mencabuti rumput-rumput sekitaran sana.
Padahal sedari tadi Arjuna sudah berkeliling sambil berseru-seru memanggil namanya di koridor sekolah sampai meminjam ruang siaran, namun sepertinya Zetta yang tengah melamun tidak mendengar pengumuman itu.
Reiner berdiri di depan Zetta yang tengah berjongkok, tangannya meraih dompet dan mengeluarkan uang ratusan sebanyak sepuluh lembar, lalu menyodorkan di hadapan Zetta yang mendongak dan menatap dengan kening berkerut.
"Uang yang gue janjiin kemarin"
"Ah.." Zetta menerima uang itu, menghitungnya dengan senang dan bahagia, "makasih Rein, sering-sering aja lo kesepian, biar gue dapat lebih banyak uang"
"Kalau lo mau jadi pacar gue, kartu atm gue bakal gue kasih sama lo, Zee"
Mulai deh, ini masih pagi dan Zetta tidak mempunyai tenaga untuk memaki apalagi mendelik kesal pada Reiner, dia kehabisan tenaga karena tadi malam Arjuna menerornya dengan ribuan pesan dan telfon, yang untungnya bisa reda karena sleep call sampai pagi.
Ah ya, hari ini juga Zetta bertemu Canitta karena gadis itu mulai kembali sekolah setelah liburan panjang bersama Marina ke korea dengan alasan mengobati luka yang di sebabkan Arjuna.
Operasi plastik kali ya, soalnya pagi ini Canitta tampil cantik sekali.
"Zee, pulang sekolah nanti mau jenguk sepupu gue gak?"
"Yang kemarin pingsan karena obat bius itu?" Tanya Zetta sambil merapikan rambutnya yang terurai, lupa mengikat rambut karena bangun kesiangan dan tidak menemukan ikat rambut satupun di meja riasnya.
Reiner memperhatikan, "gak bawa ikat rambut?"
"Hilang, gak tau kemana"
Lalu dengan inisiatif, Reiner meraih seluruh rambut Zetta yang berbau wangi, dia satukan dan putar-putar membentuk cepolan tinggi dan memasukkan satu pena yang berada di sakunya untuk menahan rambut Zetta. Entah bagaimana cowok itu melakukannya, tapi rambut Zetta terlihat rapi. Reiner menatap lalu tersenyum manis, "muka lo bulat banget, Zee"
"Itu hinaan atau pujian?"
"Menurut lo?"
Zetta mengangkat wajah, menatap Reiner curiga, "lo suka gue?"
"Kalau iya, kenapa?" Jawaban Reiner tegas dan tanpa ragu.
"Kenapa lo suka gue?" Zetta bertanya, agar kedepannya dia bisa membuang hal yang Reiner sukai, "karena gue cantik?" Tanyanya polos.
Reiner mengulum senyum, "banyak yang lebih cantik, Zee" balas Reiner cepat, "tapi iya, lo memang cantik"
"Dih? Terus lo suka gue karena apa? Karena gue cerewet? Karena gue manis? Karena apa, Rein?"
"Karena tubuh lo seksi"
Dan tentu saja Zetta langsung melayangkan pukulan keras pada dada Reiner yang sontak mengaduh, cowok itu tertawa kecil melihat Zetta yang memberenggut kesal, bibirnya mencebik ke bawah dan matanya memicing, "sialan lo" umpatnya pada Reiner.
Reiner menyukai bagaimana wajah Zetta yang cemberut, rasanya lucu sekali, apalagi pada pipinya yang kemerah-merahan, sangat menggemaskan sekali gadis ini.
Tapi Reiner tidak mungkin bilang begitu kan? Bisa-bisa Zetta jadi besar kepala.
Bagaimanapun naksir pada cewek yang berada level di bawahnya harus jual mahal.
"Jadi gimana, Zee?"
"Apa?" Zetta kembali menunduk untuk mencabuti rumput-rumput liar.
"Nenenin gue"
"Sengaja kan lo ngomong begitu?!" Balas Zetta sambil melemparkan rumput yang telah dia cabut pada Reiner, cowok itu tertawa-tawa sambil menghindari lemparan Zetta.
"Emang gue ngomong apa?"
"Nenenin" balas Zetta cepat.
Reiner menggelengkan kepala, "lo salah dengar, gue ngomong nemenin"
"Gue gak tuli, Rein!"
"Oh bagus dong, coba dengar ini, i love--"
Dan lemparan rumput kembali menyerbu Reiner yang lagi-lagi menghindar, "gak mau dengerin!" Zetta lebih dulu menghindar dari pernyataan mengerikan itu. Sebelah tangannya menutupi telinga, sebelahnya lagi melempari rumput-rumput kecil pada Reiner yang tertawa kesenangan.
Memang cowok ini gila sih, di lempar rumput malah tertawa senang.
Kelihatan gak pernah main rumput.
Dari kejauhan baik Gerald dan juga Haru menatap moment itu, Gerald bersembunyi di balik pot bunga kecil di samping taman, sesekali dia memotret kejadian tersebut untuk di sampaikan kepada sang dewa perang alias Zeus, pasti cowok itu akan marah-marah seharian dan jengkel karena pujaan hati malah asik bersama cowok lain. Dia pasti akan mengomel seharian kepada siapa saja yang dia temui hari ini.
Sedangkan di balik pohon beringin besar di belakang Zetta dan Reiner, sosok Haru bersembunyi di sana sambil merekam bukti kejadian, dia laksana intel papan atas yang sedang menjalankan misi, video ini akan dia berikan pada Arjuna yang sedang duduk kesal di kelas karena tidak menemukan pacarnya, pasti dia akan tantrum saat melihat bukti video yang Haru rekam. Syukur-syukur dia tidak guling-guling di lantai sambil memanggil nama Zetta.
Sekali lagi dari dua arah yang berbeda mengabadikan momen Reiner bersama Zetta, apalagi mereka terlihat sangat mesra juga bahagia, di mulai dari mengikat rambut Zetta sampai Reiner yang tertawa saat Zetta melemparkan rumput liar padanya, dan di akhiri dengan keduanya yang saling pandang dan tertawa kecil.
Mereka nampak seperti pasangan yang sedang berbahagia.
________________________________Kira-kira mana yang harus di urusin lebih dulu?
Dewa perang atau anak macan nih?? Hahaha
Kangen gak sih Arjuna tantrum? Wkwk
Mau baca duluan silahkan ke karyakarsa yaa, sudah ada beberapa chapter disana.
Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys With Luv
FantasyZetta Maharani hanya seorang gadis yang ingin memperjuangkan masa depannya. Dia bahkan rela meninggalkan kampung halamannya untuk menggapai mimpi serta cita-citanya. Tapi bagaimana kalau dia tiba-tiba saja memasuki sebuah novel dark romance yang set...