Bunyi dentingan pedang berangsur mereda. Pasukan musuh berhasil dikalahkan oleh Pangeran Soobin, Pangeran Taehyun, dan Heeseung. Dengan napas tersengal, mereka menyaksikan Beomgyu yang telah menusuk telak Pangeran Sunghoon, juga Pangeran Yeonjun yang masih memohon agar Hueningkai kembali menjadi bagian dari mereka.
Kesunyian berangsur beberapa waktu, hingga seseorang memasuki aula Kerjaan Eryndor dengan tergesa.
"Pangeran Sunghoon!!" teriaknya.
Pangeran Sunghoon yang hampir kehilangan kesadaran, menolehkan kepalanya.
"Jungwon!"
Tidak ada ucapan, tidak ada sahutan, Pangeran Jungwon mendekat perlahan ke arah Pangeran Sunghoon. Hampir saja menetes air matanya jika dia tidak segera menahannya, "Pangeran Sunghoon," ia menyanggah tubuh sang kakak.
"Aku senang kau datang tepat waktu, Jungwon-ah." Darah terus mengalir seiring terucapnya satu kata dari mulut Pangeran Sunghoon.
Pangeran Jungwon menggenggam sebilah pedang yang masih menancap di perut Pangeran Sunghoon. Mengira peperangan akan kembali berlanjut, ketiga pangeran serta Heeseung segera bersiap dengan pedang masing-masing.
Namun kejadian yang tidak terduga membuat semua orang yang hadir begitu terkejut. Alih-alih mencabut pedang yang tertahan pada perut Pangeran Sunghoon, ia justru semakin memperdalam tusukan hingga membuat Pangeran Sunghoon mengerang kuat.
"Atas nama Kerajaan Aerothia, kau dihukum mati karena memanipulasi dana kerajaan, pengoperasian pasukan tersembunyi tanpa izin kerajaan, dan pengkhianatan besar atas percobaan pembunuhan terhadap raja kami!" Pangeran Jungwon mengucapkannya dengan mata yang berlinang.
Pangeran Sunghoon tertawa remeh, "Jungwon... dasar anak manja."
"Selama ini aku benar-benar menghormatimu karna kau adalah kakakku. Tapi kau malah melakukan tindakan pengecut dengan berusaha membunuh ayah dengan tanganmu sendiri? Demi bisa merebut Kerajaan Eryndor setelah menjadikan Pangeran Hueningkai sebagai raja, lalu mempercepat pelantikanmu setelah ayah tiada?!"
"Kau benar-benar menjijikkan, Sunghoon!" Pangeran Jungwoon menekan pedang itu semakin dalam dan kembali membuat Pangeran Sunghoon mengerang.
Pangeran Hueningkai menatap kedua bersaudara itu dengan tatapan kosong. Jadi selama ini ia hanya dibodohi olehnya? Setelah semua pengorbanannya untuk rencana besar mereka, ini hanyalah akal-akalan Sunghoon saja? Tangannya terjatuh setelah hampir menyambut uluran tangan Pangeran Yeonjun.
"Dasar bodoh!" Pangeran Sunghoon berucap lemah. "Aku baru saja berniat membiarkanmu memimpin Aerothia sementara aku menguasai Eryndor setelah membodohi pangeran naif itu, Jungwon-ah."
Beomgyu geram mendengarnya memanggil Pangeran Hueningkai dengan sebutan bodoh dan naif, segera mendekati Pangeran Sunghoon dan menggenggam pedangnya di atas tangan Pangeran Jungwon.
Beomgyu menekan lalu sedikit memutar pedangnya, terdiam sejenak oleh teriakan kesakitan Pangeran Sunghoon, "Kaulah yang bodoh karena termakan oleh obsesimu sendiri, Pangeran Sunghoon. Dan selama aku di sini tidak akan ada yang bisa merebut Kerajaan Eryndor!" tegasnya.
"Dengan ini, hukumanmu akan dijalankan!" ucap Pangeran Jungwon rendah, dengan cepat ia mencabut pedang yang masih tertanam dalam tubuh Pangeran Sunghoon.
Darah menciprati Pangeran Jungwon dan juga Beomgyu. Pangeran Sunghoon telah tewas.
Pangeran Hueningkai terdiam. Ia menatap tubuh Pangeran Sunghoon yang tak lagi bernyawa, kemudian menatap Pangeran Yeonjun yang masih berada di hadapannya.
Seketika mata Hueningkai basah, ia berdiri menjauh dan meraih belati kecil yang selalu ia simpan dalam ikat pinggangnya.
"Hueningkai, jangan!" cegah Pangeran Yeonjun.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Whispers Of The Throne |√
ФэнтезиDi kerajaan Eryndor, takdir mengubah segalanya saat seorang pangeran terasingkan bernama Choi Beomgyu dipanggil kembali ke istana. Di tengah kekacauan, ketika ancaman muncul dari segala arah, Beomgyu harus menghadapi masa lalunya dan rahasia yang te...
