Chapter 16

37.1K 3.5K 951
                                        

Mohon kalau gak suka skip aja yah, jgn meninggalkan komen yang bikin sakit hati, Aku gak mau menyakiti hati org lain, jd kalian jg jangan bkin hati author sakit juga. 😭😭

.

Kembali kecerita.....

Dylan kembali kerumah Gales dan menunggu pria itu. Ini bukan soal masalah hati tapi jiwanya yang merupakan seorang dokter.

Melihat pria itu datang, satu tamparan langsung Dylan layangkan.

Baru juga kaget ditambah Dylan mendorong tubuhnya sampai menghantam pintu masuk lagi.

“Dylan! Apa apaan kamu?”

“Kamu yang apa apaan Gales, sudah tau Ayana punya penyakit jantung kenapa kamu hamilin hah!”

“Jadi kamu mengkhawatirkan Ayana?”
Tanya Gales.

“Aku tidak khawatir, hanya kecewa sama kelakuan kamu Gales!"

“Sebenarnya apa yang ada diotak kamu, Ayana datang mengganggu ketenangan kamu tapi kamu malah membelanya, bukannya kamu seneng kalau dia gak ganggu kamu lagi?” Ucap Gales dengan berkacak pinggang.

“Maksud kamu apa Gales? Kamu mau membiarkan Ayana mati gitu aja?”

“Aku tidak mau berdebat Dylan” ucapnya lalu dengan lemah ,Gales jalan menuju kamarnya.

“Gales” panggilnya. “Kamu pasti sudah taukan?”

Gales menghentikan jalannya.

“Apa karna hal ini kamu tidak mau cerai?” Ucap Dylan.

“Dylan cukup, aku tidak tau apa apa” Jawab Gales tanpa menoleh.

“Bohong” gumam Dylan dengan mata berkaca kaca.

.

Ryo membuka tirai dikamar Dylan. Senyum manisnya seperti indahnya sinar matahari pagi yang masuk kesela sela jendelanya yang sedikit terbuka.

“jadi kapan?” Tanya Dylan.

“Maksud kamu apa Dylan?”

“Tidak usah pura pura bego, aku tau kenapa keluarga ini merawatku dengan baik selama ini”

“Dylan, aku tidak mengerti” jawab Ryo.

“Kalian semua sama saja. Aku tau orang kaya memang mengerikan, tapi kalian semua bukan hanya mengerikan, tapi munafik Ryo”

“Dylan” lirihnya, kalimat Dylan membuat mata Ryo berkaca kaca.

“Tapi jangan harap aku mau melakukan itu!”

“Dylan aku benar benar tidak mengerti maksud kamu”

“Alah....bulshit, jadi kapan jadwalnya?” Dylan benar benar menatap Ryo dengan penuh kebencian.

Ryo keluar dengan air mata dan berpapasan dengan Gales.

“Ryo kamu kenapa?” Tanya Gales penasaran.

Ryo mengabaikan pertanyaan Gales dan pergi dari rumah itu.

Gales gantian masuk kekamar Dylan yang masih tiduran.

“Apa yang kamu katakan sama Ryo Dylan!” Tanya Gales.

“Apa dia ngadu sama kamu?” Ucap Dylan sambil terkekeh.

“Apa apaan kamu Dylan!”

“Keluar” usir Dylan.

“Dylan!”

Dear HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang