5.

1.5K 224 72
                                        

Seseorang masuk kedalam kamar asramanya dengan wajah lelah yang sangat kentara. Melempar tasnya kearah ranjang miliknya, lantas berdiri di depan cermin seraya melepas satu persatu kancing seragamnya.

Setelah semuanya terlepas, ia melempar seragam putihnya keatas meja di samping lemari. Bisa dilihat, tubuh atletis dengan otot-otot yang tercetak sempurna.

Raut wajah laki-laki itu terlihat semakin datar saja. Tangannya melepaskan gesper celana seragamnya dan kembali diletakan ke atas meja. Setelah selesai, tangannya lalu mengambil handuk di dalam lemari. Lantas berlalu masuk ke kamar mandi.

Air dari shower membasahi rambut hingga tubuhnya sampai bawah. Tatapannya menyorot datar kearah cermin didepannya itu yang buram karena cipratan air.

Entah apa yang dia pikirkan, sampai sorot matanya terlihat memikirkan hal rumit.

Setelah selesai, tangannya melingkarkan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Berjalan kearah wastafel seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Langkahnya yang akan pergi, terhenti. Ketika sesuatu mencuri perhatiannya, matanya masih menatap lekat sesuatu yang ada di dalam wadah sampah.

Lantas sedikit menundukkan tubuhnya, untuk mengambil sesuatu itu.

Pembalut? Milik siapa?

••••

Hari sudah menunjukan pukul 1 dini hari, keadaan lampu yang dipadamkan, membuat salah satu dari mereka leluasa untuk membuktikan sesuatu yang sedari tadi di pikirnya.

Seseorang itu, duduk di sisi ranjang sosok lain yang tengah terlelap pulas di atas ranjangnya.

Tubuhnya bergerak, semakin mendekat kearah sosok lain itu. Kale yang masih terlelap pulas, jelas tak mengetahui bahaya yang tengah mengintainya.

Gadis itu tidur terlentang, mulutnya sedikit terbuka. Seseorang tersebut, mulai mengukung tubuh Kale. Tatapan matanya menatap keseluruhan wajah yang terlihat cantik itu.

Satu tangannya yang tak digunakan untuk menopang tubuhnya, mengusap sisi wajah gadis itu. "Buat apa Lo lakuin ini, hm?" Bisiknya dengan suara berat yang sedikit serak.

Wajahnya dibenamkan ke leher putih jenjang Kale, jarinya mengusap sensual tulang selangka yang tidak tertutupi kaus itu.

Semakin turun, sampai mendarat sempurna di bagian dada si gadis. Senyum miring terlihat, kekehan lirih tak bisa disembunyikan.

"Beneran ada, empuk, dan mungkin lembut kalo gak tertutupi apapun." Gumamnya dengan sedikit meremasnya.

Sorot cahaya dari senter handphone mengarah kearahnya dari belakang.

"Lo ngapain?"

••••

"Ambilin makan buat gue."

Kale yang akan menyuapkan makanan ke mulutnya menghentikan niatnya. Ketika Lucas datang-datang langsung menyodorkan piring kosong kearahnya.

Mateo, Kazama, serta Jasver juga menatap bingung kepada Lucas. Ada apa dengan laki-laki itu? Tumben sekali, Pikir mereka.

"Lo punya tangan kan? Ambil sendiri, biarin Kale makan dengan tenang." Sahut Kazama dengan tatapan menyorot Lucas penuh arti.

Supporting Character [Slow Update]Место, где живут истории. Откройте их для себя