Sama seperti malam sebelumnya, Zetta kembali sendirian di dalam rumahnya yang sederhana, entah kenapa ibunya tidak pernah lagi terlihat atau bahkan pulang ke rumah ini, Zetta merasa kesepian tidak ada teman untuk di ajak bicara, ya walau sedari tadi Arjuna sudah bawel sih ingin mengajaknya sleep call. Malam ini Zetta merasa hidupnya sangat sepi, jadi dia memutuskan untuk keluar dari rumah sambil mencari makan malam.
Warung pecel lele di dekat jalan raya menjadi pilihan Zetta, dia berjalan kaki ke sana karena sama sekali tidak punya kendaraan, malam ini cuaca cukup dingin, Zetta mempercepat langkah saat suara lain terdengar menyapa di telinganya.
Ada Zeus yang sedang duduk di atas motor besarnya, menatap Zetta dengan sorot mata dinginnya, kadang Zetta takut sekali menatap mata laki-laki itu, terlalu dalam dan dingin, bentuk matanya yang seperti burung elang, membuat Zetta terintimidasi.
"Ngapain jalan malam-malam? Kalau di culik gimana? Lo sadar gak kalau lo perempuan? Pakaiannya juga kenapa tipis gitu? Kenapa gak pakai jaket?"
Entah kenapa Zeus selalu cerewet jika menyangkut Zetta, ada saja kesalahan Zetta yang terlihat di matanya, dan dia selalu mengeluarkan aura sinis juga kesal jika bertemu gadis ini.
Zetta yang kelelahan berjalan menjawab, "lapar, gue lupa beli makan malam tadi sore"
Ingatkan Zetta bahwa di rumahnya tidak ada beras dan bahan pokok makanan lainnya.
"Naik, gue anter lo ke sana"
Zetta nyengir lebar, "tumben lo baik" lalu dengan segera dia naik dan berpegangan pada ujung kaos cowok itu, Zeus melirik dari kaca spion.
Namun kendaraan Zeus malah melewati warung pecel lele tersebut, Zetta sudah berseru namun Zeus tidak menghiraukan, dia makin mempercepat laju motornya, membuat Zetta berteriak kesal sehingga memukuli tubuh belakang Zeus.
"Zeus, itu kelewatan warungnya!"
"Gue gak makan di warung pinggir jalan begitu, Zee"
"Tapi gue makan, lo harusnya turunin gue di sana terus cabut ajaaa!"
"Loh, mana bisa begitu, gue butuh teman buat makan, berisik deh, udah diem, turutin mau gue aja"
Zeus melajukan motornya ke arah kota, menuju satu tempat makan malam terkenal di sana dan memarkirkan motornya.
Raut wajah Zetta cemberut, "gue gak bakal mau turun, lo aja sana masuk sendirian ke dalam restoran!"
Zeus berkedip, dia mendorong kening Zetta pelan lalu dengan enteng kedua tangannya menggendong tubuh Zetta untuk turun dari motor, tidak sampai di sana, dia menggendong tubuh Zetta memasuki restoran yang membuat mereka jadi pusat perhatian.
Tangan Zetta tidak berhenti mencubiti dada Zeus kesal, wajahnya dia sembunyikan sambil mengumpat, "Zeus brengsek, ngapain sih lo?!"
"Makan malam kan?"
Dan Zeus mendudukkan Zetta di kursi, sedangkan dia duduk di depan Zetta yang masih cemberut kesal, "makan aja sendirian, gue gak mau makan disini"
Kening Zeus berkerut, "yakin?" Tanyanya sambil memanggil pelayan, sembari menyebutkan berbagai makanan yang Zetta ikut meneguk ludah mendengarnya.
Saat makanan itu tiba, Zetta lah yang lebih dulu meraih sendok dan memakan makanan tersebut, Zeus hanya menatap sambil geleng-geleng kepala, tidak memarahi, Zeus malah ikut membantu Zetta memotongkan daging untuk gadis tersebut.
"Ini namanya apa? Enak banget!"
"Makan aja yang banyak" balas Zeus sambil meraih jus jeruk miliknya, menyandarkan diri pada kursi sambil melirik Zetta yang makan dengan lahap.
"Zeus, ini serius gue aja yang makan? Lo juga cobain dong"
Namun Zeus menggeleng, "lo aja, Zee"
Zetta cemberut, dia menatap pada spaghetti di piring yang masih utuh, dengan inisiatif tinggi karena Zeus sudah membawanya makan enak, Zetta meraih garpu baru, mengambil spaghetti tersebut dan menyodorkan di depan Zeus, "bilang aaaa"
Sorot mata Zeus memicing, "gue bukan anak kecil"
"Bilang aaaaa"
"Gak mau"
"Bilangg aaaa gak?!" Zetta meloto galak,
Raut wajah Zeus pasrah, dia membuka mulut dan menerima suapan dari Zetta.
Sambil bertepuk tangan, Zetta berucap, "anak baikk!!"
Lalu tiba-tiba suara berat itu terdengar..
"Mesra sekali kalian, saya sampai bingung melihatnya"
Baik Zetta maupun Zeus menoleh, menemukan Dewan yang tengah duduk di meja sebelah mereka, pria itu bersandar di kursi sambil melipat tangannya, sedangkan kedua matanya menatap Zetta dengan seringai tipis.
"Malam, Kirana" sapa Dewan lagi dengan ramah, "tadi Arjuna marah-marah di rumah karena kamu tidak bisa di hubungi, rupanya kamu sedang bersama dengan laki-laki lain"
Zetta meneguk ludah, lalu matanya melirik Zeus yang masih bisa santai, "kok om bisa ada di sini?"
"Memangnya kenapa? Kamu mengira saya tidak bisa kemari sehingga tidak takut untuk bermesraan dengan laki-laki lain?"
"Bukan itu--" Zetta sedikit terbata, dia melirik Zeus yang masih anteng duduk di kursi, meminta bantuan agar cowok itu menjelaskan.
Namun Zeus merasa mereka tidak salah sama sekali, "memangnya kenapa om? Ada yang salah kami berada di sini berduaan?"
Dewan menatap Zeus sejenak, "kamu bukannya teman anak saya?" Ujarnya sambil melirik Zetta, "jadi kalian berselingkuh dari Arjuna?"
"Selingkuh? Memangnya apa hubungan gadis ini dan Arjuna?" Zeus melirik Zetta, "Bukannya Arjuna sudah punya tunangan?" Lanjutnya sambil menatap Dewan.
Dewan tertawa, tawa kecil yang membuat Zetta merasa tidak nyaman, "kamu benar juga" lalu tatapan Dewan jatuh pada Zetta, "Kirana, kamu mau ikut saya pulang ke rumah Arjuna atau bersama laki-laki ini?"
"Tentu saja Zetta akan bersama saya" Zeus berucap sambil meraih sebelah tangan Zetta di atas meja, "Om menganggu makan malam kami"
Dan Dewan tertawa, ada satu telfon masuk dari ponselnya, dia bangkit dan berjalan santai menuju pintu keluar, sorot matanya menatap Zetta dengan seringai tipis, tapi dia tidak melakukan apa-apa, memilih pergi dengan tenang.
Selepas kepergian Dewan, Zetta menarik nafas panjang, dia menatap Zeus dengan mata frustasi, "lo kok bisa biasa aja ngadepin om Dewan?"
"Apa yang harus di takutin?" Tanya Zeus sambil mengansurkan makanan ke hadapan Zetta.
"Dia itu agak aneh dan serem, kayak mafia-mafia gitu loh"
Zeus meledek, "imajinasi lo berlebihan"
"Serius tahu!!"
Kepala Zeus terangkat, "lo masih berhubungan sama Arjuna?"
"Masih, gue mau lepas tapi gak bisa" Zetta cemberut sambil menyuapkan satu potong ayam ke mulutnya.
"Makanya lo harus tegas" Zeus menatap Zetta, lalu berdecak saat rambut-rambut halus di sekitar wajah Zetta menganggu penglihatannya, tangan Zeus terangkat menyelipkan rambut itu ke belakang telinga, "jadi cewek tuh yang tegas, lakuin apa yang lo mau, jangan nurut apa kata orang"
Zetta menatap Zeus dengan kedua pipinya yang penuh, "hm?"
Zeus menggigit lidah, menahan diri atas rasa gemas yang muncul, dia menyandarkan diri di kursi sambil memejamkan mata sejenak, seluruh kata-kata yang dia keluarkan ingin mengomeli Zetta tiba-tiba menghilang, "sabar Zeus, ini cobaan" gumamnya pada diri sendiri.
__________________________Hayolohh, terciduk om Dewan kannnn....
Menurut kalian apa yang akan terjadi? Hahaha
Tebak siapa yang bakal tantrum abis ini?
Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys With Luv
FantasyZetta Maharani hanya seorang gadis yang ingin memperjuangkan masa depannya. Dia bahkan rela meninggalkan kampung halamannya untuk menggapai mimpi serta cita-citanya. Tapi bagaimana kalau dia tiba-tiba saja memasuki sebuah novel dark romance yang set...