Zetta duduk berhadapan dengan Dewan yang menatapnya penasaran, pandangan laki-laki itu menuju pada wajah Zetta lalu pada penampilannya yang masih mengenakan piyama tidur bermotif kodok zuma dengan corak hijau.
Jangan salahkan Zetta, ini karena dia diculik tiba-tiba ke sini, mana sempat dia berhias atau bahkan sekedar berganti pakaian.
"Kamu pacarnya Arjuna?" Tanya Dewan tiba-tiba, "biasa saja, saya pikir ada yang menarik dari kamu"
Zetta sejujurnya panik, dia takut di esksekusi karena di anggap selingkuhan Arjuna atau lebih parahnya om ganteng di depannya ini yang Zetta tebak sebagai ayah Arjuna akan marah besar padanya. Apalagi sedari tadi Marina sudah melotot kecil padanya.
"Saya bukan pacar Arjuna lagi om, hubungan kita udah selesai pas dia tunangan sama Canitta, saya sudah di peringatkan sama Tante buat jauhin Arjuna dan saya paham kalau kami memang tidak cocok, Arjuna memang lebih pantas bersama Canitta, saya sedih tapi saya menerima dengan lapang dada" ucap Zetta panjang lebar, lalu dia melanjutkan dengan nada sungguh-sungguh, "saya akan berusaha agar tidak muncul di depan Arjuna lagi, saya memang biasa aja om, gak ada yang menarik dari diri saya, lebih banyak kekurangan daripada kelebihan, saya jelek, saya bodoh, saya miskin, rakyat jelata, pengemis jalanan..." Ujarnya sambil menepuki dadanya dramatis, "kelebihan saya cuma banyak makan, saya nyusahin orang tua, beban negara, karena itu saya sadar kalau saya dan Arjuna memang tidak pantas..."
Dewan mengerutkan kening, menatap Zetta dengan raut wajah skeptis lalu melirik Marina yang juga ikut tercengang.
"Kamu---"
Belum sempat Dewan berucap, Zetta lebih dulu memotong.
"Saya akan berusaha pergi dari dunianya Arjuna om, tapi tolongg...tolong jangan bunuh saya malam ini, saya--"
Dewan berucap datar, "sepertinya kamu harus mendengarkan penjelasan saya lebih dahulu"
"Stop om.." Zetta makin dramatis, dia mengambil selembar tissue di atas meja dan mengusap air mata palsu di wajahnya, "saya udah tahu apa yang bakal om katakan...." Lalu dia mengangkat pandangan sambil menatap Dewan lugu, "100 juta dan saya bakal jauhin Arjuna, gimana om?"
Marina terbatuk, dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Dewan menghela nafas panjang pada gadis cerewet yang tidak tahu situasi ini.
Dewan menatap Zetta dengan mata tajamnya, "200 juta asal kamu masuk ke kamar Arjuna sekarang"
"Buat apa om?" Zetta menghentikan sejenak akting sebagai gadis miskin tersakiti, "emang di kamar Arjuna ada 200 juta?"
"Kamu benar-benar hanya peduli uang?!" Marina membentak, lalu dia menoleh pada Dewan yang sedang meminum kopi, "lihat kan? Sejak awal yang dia inginkan hanya uang, dia tidak peduli pada Arjuna"
Dewan meneguk kopinya dan menatap Marina sinis, "lantas? Berarti kita hanya perlu memberinya uang kan? Masalah selesai" ujarnya sambil bangkit dari duduknya, "ikuti saya..." Dewan menatap Zetta lama, "siapa nama kamu?"
"Kirana Zetta" balas Zetta sambil ikut berdiri,
"Oke Kirana, kamu hanya perlu menenangkan Arjuna dan membuat--"
"CANITTA!"
Seruan Marina membuat Dewan menoleh, dia menemukan Canitta yang baru memasuki mansion dengan langkah lebar menghampiri Marina, keduanya langsung berpelukan.
Canitta menatap Zetta dengan seringai, lalu dia berjalan anggun mendekati Dewan, "biar aku yang menenangkan Arjuna, bagaimanapun aku dan dia terikat dalam pertunangan, bukan gadis lain"
"Iya sayang, ayo temui Arjuna dan tunjukkan kalau kamu lah yang di cintai Arjuna" Marina langsung membawa Canitta menuju kamar putranya,
Dewan menatap Zetta, "ayo ikuti mereka"
Di dalam kamar Arjuna, masih banyak pecahan kaca berserakan, ranjang yang sudah berantakan juga buku-buku yang tidak lagi teratur, Arjuna masih duduk di sana, menatap pada dinding dengan nafas tersenggal, ada luka kecil di pelipisnya, juga dengan tangan berlumuran darah hasil dari menghancurkan kamar mandi.
Mata Arjuna memerah, hatinya begitu sakit sejak tadi sore, tidak..sakit hati ini terjadi sejak Zetta memutuskan hubungan mereka, sejak gadis itu tidak lagi berada di dekatnya, tidak lagi menghampirinya, tidak lagi tersenyum padanya. Arjuna merasa marah, bukankah gadis itu dulu yang mengejarnya? Zetta yang duluan menyatakan cinta dan Arjuna menerimanya.
Hubungan mereka berlangsung baru satu tahun dan tidak pernah sekalipun Zetta menatapnya dengan sorot mata malas, gadis itu selalu menatapnya dengan cinta, kasih sayang juga terpesona, namun akhir-akhir Arjuna merasa ketertarikan Zetta padanya berkurang.
Gadis itu menatapnya biasa saja, wajahnya tidak lagi bersemu merah, padahal Arjuna menyukai saat pipi putihnya berubah merah.
"Arjuna.." seruan itu membuat Arjuna menoleh, menemukan Canitta mendekat padanya dengan senyum manis, "kamu--"
"Keluar!!"
"Arjuna, aku datang --"
"KELUAR SIALAN!!" Arjuna mengumpat, kembali meraih sesuatu di lantai untuk di lempar pada Canitta. Pasti karena gadis ini Zetta jadi menjauhinya, karena kedatangan gadis ini hubungan mereka harus berakhir, karena gadis ini Zetta tidak lagi meliriknya.
Karena gadis ini, Zetta malah menjadi dekat dengan laki-laki lain.
Padahal sejak dahulu, kekasihnya tidak pernah mau berdekatan dengan laki-laki selain Arjuna.
Arjuna melemparkan lampu tidur pada wajah Canitta yang syok tidak terkira, tapi Marina bergegas berlari dan memeluk gadis itu erat hingga lamout tidur besi itu mengenai punggungnya.
Di depan pintu baik Dewan juga Zetta menatap kejadian itu dengan ekspresi berbeda, Dewan yang menatap datar tidak peduli, sedangkan Zetta yang ikut ketakutan setengah mati.
Marina bergegas membawa Canitta keluar ruangan, dia memerintahkan pelayan untuk segera memanggil dokter, kedua gadis itu meninggalkan ruangan Arjuna.
"Sekarang giliran kamu" ujar Dewan menatap Zetta.
Zetta melotot, lalu dia menggeleng panik, "enggak om, aku gak mau, sama Canitta yang cantik jelita aja dia begitu apalagi sama aku, bisa-bisa aku jadi mayat om di dalam"
Namun Dewan mendorong punggung Zetta memasuki ruangan, lalu segera menutup pintu dan melambaikan tangan dengan wajah datar, "kalau kamu jadi mayat, saya bakal kuburkan kamu di San Diego Hills, biar pas jadi mayat kamu keliatan kaya"
"OMMMM!!" Zetta berteriak, hampir memaki malah, namun Dewan sudah tidak terlihat lagi.
Zetta meneguk ludah, menatap pecahan kaca juga buku-buku yang berserakan di lantai, pikirannya sudah buruk dari awal, ini kalau dia di banting Arjuna gimana?
Kepala Zetta sedikit demi sedikit menoleh pada ujung ruangan, tempat di mana Arjuna berada, matanya terbelalak saat cowok itu juga ikut menatapnya.
Lalu tanpa memperhatikan lantai yang kotor, Arjuna berlari mendekati Zetta, meraih tubuh gadis itu kedalam pelukannya, dan berkata, "Sayang.."
_________________________Zetta : ini serius aku harus ngurusin anak macan?
Arjuna : 🥺🥺
Zetta : DEMI KERANG AJAIBBB
__________________________HAHAAAA, sabar yaa guys, masih ada part Arjuna besokkk.
Yang nungguin Gio sama Reiner sabar yaaa,
Mau baca duluann? Silahkan ke karyakarsa yaaa, sudah ada beberapa part di sana.
Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys With Luv
FantasyZetta Maharani hanya seorang gadis yang ingin memperjuangkan masa depannya. Dia bahkan rela meninggalkan kampung halamannya untuk menggapai mimpi serta cita-citanya. Tapi bagaimana kalau dia tiba-tiba saja memasuki sebuah novel dark romance yang set...