Chaper 13

36.7K 3.1K 1K
                                        

Untuk Typo nama Harris dichap sebelumnya, mohon maaf sekali, maaf author belum move on dari cerita sebelah..... 😭😭



.

Dylan mencari handphone juga laptopnya yang tak ada dimanapun. Pasti seseorang sudah mengambilnya tanpa izin.

Mau nonton film ataupun TV, internet juga dimatikan. Dylan seperti orang bodoh dikeluarga ini yang tidak tau apa apa.

Karna bosan Dylan hanya merebahkan tubuhnya dikasur berjam jam dengan rasa penasaran sampai dia tak bisa tidur.

Dylan turun kebawah dan hanya keheningan disana. Seorang pelayan yang melihatnya menawarkan sesuatu
“Tuan muda mau makan atau mau dibuatkan sesuatu?”

Dylan tiba tiba punya ide. “Mbak, aku boleh pinjam handphone?” Tanyanya yang langsung diangguki namun sedetik kemudian Hp itu sudah ditangan kepala ART disana.

“Tuan muda dilarang mengakses internet, maaf” ujarnya tegas dan  langsung meninggalkan keduanya.

Kenapa? Dylan sampai bertanya tanya, baru kali ini Dylan ingin tau.

Malam hari, semua pulang tanpa kedua orang tua Gales. Wajah mereka begitu terlihat lelah. Gales menatap keatas dan melihatnya dengan tatapan aneh.

“Kenapa dia ngliatin aku kaya gitu?” Gumam Dylan, lalu mereka masuk keruang kerja Gales lagi, kali ini ada dua orang yang tak Dylan kenal juga ikut masuk kedalam sana.

Dylan tertidur, namun jam 2 dini hari, dia terbangun, karna seharian tidak melakukan apa apa, mata Dylan benar benar terjaga sampai memutuskan keluar kamar untuk membuat kopi.

Saat melewati ruang kerja Gales, lampu masih menyala karna terlihat dari sorot sela bawah pintu.

Samar samar ia mendengar perdebatan dan itu membuatnya begitu penasaran sampai ia menguping didaun pintu.

Dylan masih mendengar suara Vin, Gales juga suara orang lain.

“Apa mereka belum tidur?” Gumam Dylan lalu dia bersembunyi kala mendengar suara langkah sepatu yang semakin jelas.

Pintu dibuka dan yang keluar ada Ryo yang diikuti Vin dan dua orang asing itu menuju pintu keluar. Tampaknya mereka sudah selesai. Tapi Gales masih ada didalam.

Dylan mengurungkan niatnya untuk kedapur karna Ryo juga Vin ada disana. Namun ia berhenti saat Ryo mulai bicara.

“Apa Gales akan berakhir?” suara Ryo menyiratkan kesedihan juga kekhawatiran luar biasa.

“Tidak, situasi ini mungkin hanya sementara karna publik hanya melihat dari satu sisi”

“Harusnya Gales setuju dengan rencana para direksi, tapi sepertinya Gales terlalu mencintainya sampai tidak mau muncul kepublik dengan artis itu” ungkap Ryo yang membuat Dylan semakin bertanya tanya.

“Aku akan membujuknya lagi agar Gales mau pura pura pacaran sama artis itu dan meredakan amarah publik, mereka tidak mau membeli sama sekali produk dari perusahaan Gales, mereka benar benar melakukan boikot sekeras ini”

“Vin, gudang hampir penuh karna semua toko mengembalikan produknya. Bujuk Gales sekali lagi, aku takut hal ini akan menggerucut dan harus memecat jutaan orang diluar sana”

Dylan mengerti sekarang, Gales diambang jurang dan hampir bangkrut, hanya saja, dia tidak tau apa penyebabnya. Namun dalam pikir Dylan, mungkin ada salah satu karyawan yang diperlakukan tidak adil lalu menjatuhkan PT Gales lewat media sosial.


.


Pagi pagi, Dylan dibangunkan Ryo yang sudah berpakaian rapi ‘LAGI.

Dalam pikirnya, kapan mereka tidur?

Dear HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang