41

14.4K 1.2K 23
                                        

Usahakan untuk ngevote ⚠️⚠️⚠️

Typo bertebaran dimana-mana, ngasih tau nya baik² ya soalnya author nya mudah sakit hati ⚠️ ⚠️⚠️

Saat ini Devan sedang berada diruang tamu apart Mahen sedang melihat tv yang berada disana.

Tap

Tap

Tap

Terdengar suara langka kaki yang turun dari tangga Mahen, Devan yang melihat Mahen turun dengan berpakaian yang lebih santai dengan kaos berwarna hitam dan celana panjang yang berwarna senada dengan bajunya, terlihat Mahen menghampiri Devan dan duduk disamping devan.

"Mahen" panggil Devan pada saat Devan melihat Mahen fokus pada tablet yang dibawa Mahen

"Hemm" dehem Mahen tanpa memandang Devan

"Ayok anter pulang Devan, Devan takut teman² Devan khawatir sama Devan, soalnya Devan tiba² ilang" ucap Devan dengan memandangi wajah Mahen

Mahen yang mendengar ucapan Devan pun langsung menatap Devan sekejap.

"Mereka sudah tau kamu pulang" ucap Mahen yang kembali fokus terhadap tablet nya

"Siapa yang ngasih tau kan dev-"

"Laura" potong Mahen sebelum Devan menyelesaikan ucapanya, Devan yang mengerti pun hanya menganggukkan kepalanya saja, Devan pun langsung kembali fokus terhadap film yang Devan tonton tadi

Sekitar 20 menitan Devan dan mahen yang hanya fokus pada kerjan mereka masing² terlihat salah satunya sudah mulai bosen, Devan.

"Mahen" panggil Devan

"Hemm" dehem Mahen seperti awal tanpa menatap Devan

"Mahen Devan haus" ucap Devan, Mahen yang mendengar ucapan Devan pun langsung bangkit dan kembali dengan membawa segelas susu hangat dan sepiring kue kering dan langsung menaruhnya didepan Devan dan mahen kembali fokus terhadap tabletnya.

Entah kenapa Devan merasa Mahen berbeda seperti tak memperhatikan nya memang iya apa yang ia mau langsung dituruti Mahen, tapi Devan merasa berbeda dengan Mahen, Devan pun tak menyentuh susu dan kue yang diambilkan oleh mahen, Devan malahan menyembunyikan wajahnya ditekukan lututnya.

Sekitar lima menitan Mahen tak mendapatkan gerakan dari Devan, jadi Mahen langsung menatap kearah Devan dan matanya menangkap susu yang ia ambilkan untuk Devan sama sekali belum tersentuh, pada saat Mahen memperhatikan Devan ia melihat tubuh Devan sedikit bergetar, seketika Mahen panik dan langsung meninggalkan tabletnya dan langsung menarik Devan, ada apa dengan Devan.

Pada saat wajah Devan terlihat dipandangan Mahen, Mahen melihat Devan menangis pipi, hidung, dan mata Devan sudah memerah, sejak kapan Devan menangis, Mahen pun buru² langsung memeluk Devan, ia kahwatir dengan Devan.

"Kenapa, ada yang sakit hemm" tanya Mahen dengan mengelus² kepala Devan, namun ucapan Mahen tak dijawab sama sekali dengan Devan, Mahen tambah kahwatir jika seperti ini

Mahen pun langsung memegang wajah Devan yang masih menangis itu.

"Kenapa" tanya Mahen dengan lembut

"Hikss ga-gak tau hikss" isak Devan, Devan sebenarnya juga tak tau kenapa ia menangis tapi pada saat ia dicuekin oleh mahen ia merasa sedih, ia tak ingin diabaikan oleh mahen

Mahen yang bingung pun kembali memeluk tubuh Devan.

"Maaf" ucap Mahen dengan mencium kening Devan, dan Devan hanya menganggukkan kepalanya saja, Mahen sejujurnya tak tau ada apa dengan Devan tapi mulutnya memang ingin mengucapkan kata seperti itu dan aneh nya Devan mengangguk berarti Memnag ini kesalah Mahen, pikir Mahen

DEVANO ATTARIK [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang