BAB 13 : Laksamana

14.1K 1.4K 128
                                        

Arjuna mengamuk, cowok yang memiliki nama belakang Laksamana itu menghancurkan kamarnya sendiri dengan emosi. Setelah pulang dari taman, Arjuna sudah berteriak-teriak dan memaki, cowok itu menatap tajam semua orang, memecat pembantu yang lewat di depannya di ruang makan dengan kasar, lalu sekarang dia mengunci diri dan mengamuk di kamarnya sendirian.

Memecahkan barang-barang mahal yang mungkin tertata di sana, merusak komputer miliknya, juga terdengar bunyi pecahan kaca dari kamar mandi.

Beberapa pembantu memilih ikut bersembunyi saat tuan muda mereka sedang emosi, tidak berani menampakkan diri.

Sudah satu jam berlalu dan Arjuna masih sibuk di kamarnya, Marina sangat khawatir, dia mencoba membuka pintu dan menenangkan Arjuna namun justru di hadiahi lemparan buku.

Tidak lama, Dewan datang setelah mendengar laporan Arjuna yang mengamuk, saat dia sampai di kamar putranya, matanya menemukan banyak sekali pecahan kaca di lantai, buku-buku berserakan juga bekas darah dimana-mana.

"Apa yang kamu inginkan?" Dewan bertanya tenang, menatap Arjuna yang kini bersandar di bawah kamar tidur.

"Zetta, aku ingin gadis itu jadi milikku" Arjuna menjawab dengan nada pelan, "aku gak mau Canitta, aku maunya Zetta"

Dewan mengangkat alis, baru mendengar nama itu di sebutkan, "Zetta?"

"Dia bukan siapa-siapa mas, dia cuma gadis kampung yang mau harta anak kita!" Marina yang ikut mendengarkan menyahut, namun justru Arjuna kembali mengamuk melihat ibunya sendiri.

Dewan menatap Marina tajam, "kamu apakan anak saya?"

"Aku...aku hanya..." Marina tergagap, "aku hanya memisahkan dia dengan gadis miskin, Arjuna tidak cocok dengan gadis sialan---"

"Aku tidak peduli dia miskin atau tidak, selagi Arjuna menginginkan akan ku berikan gadis itu pada putraku" balas Dewan dengan nada penuh penekanan, lalu dia melanjutkan, "Arjuna adalah pewaris selanjutnya dari Laksamana, dia tidak perlu menikahi gadis kaya dari keluarga manapun, dia hanya perlu melakukan tugasnya sebagai pewaris dan itu sudah cukup"

"Bukannya kamu juga setuju dengan Canitta?" Marina membalas, "kamu yang---"

"Kamu yang bilang kalau Arjuna mencintai Canitta!" Dewan membentak, "kamu yang mengatur semua pertunangan itu terjadi secepat mungkin"

Lalu laki-laki itu menatap pada asisten yang setia mengikuti di belakangnya, "cari gadis yang Arjuna maksud, dan bawa dia ke rumah ini"

"Tidak!!" Marina menolak, "Canitta lebih baik daripada dia!"

Dewan kembali menoleh pada Marina, "siapa kamu bisa memutuskan? Kamu menolak gadis itu karena dia miskin?" Dewan menunduk, menyamakan tinggi badannya dengan Marina, "kamu lupa? Kalau dahulu kamu juga sangat miskin"
___________________________

Zetta tengah makan malam di rumahnya sendirian, dia juga tidak tahu dimana keberadaan ibunya karena tidak pernah sekalipun muncul di hadapannya, namun setiap pagi selalu tersedia sarapan di meja makan.

Hari yang melelahkan, Zetta baru makan satu suapan saat terdengar ketukan dari depan, apakah ibunya? Tapi mana mungkin mengetuk pintu?

Memilih menunda makan malamnya, Zetta berjalan menuju pintu, langsung dia buka dan menemukan seorang laki-laki berpakaian bak bodyguard tengah menatapnya datar.

Lalu laki-laki itu dengan segera meringkus Zetta, memaksanya memasuki mobil, Zetta berteriak meminta tolong, takut di jadikan bahan perdagangan manusia atau hal buruk lainnya, namun matanya menemukan sosok Haru yang tersenyum sambil menampilkan gigi.

"HARU?!"

Haru terkekeh canggung, "halo Zee, sori banget nyulik lo malam-malam gini, tapi ini perintah om Dewan"

"Maksudnya? Buat apa kamu nyulik aku sih? Aku gak ngelakuin kesalahan apa-apa Ru, serius deh..." Zetta memasang wajah panik, takut di eksekusi seperti alur novel,

"Zee, lo--" Haru terkesiap saat Zetta memotong ucapannya.

"Oke oke aku ngaku kalau aku emang salah, aku emang nyuri duit Arjuna lima puluh ribu di dompetnya pas dia lagi tidur nungguin aku di UKS, tapi pleaseeeee itu cuma lima puluh ribu, itu aku ambil karena dompet Arjuna kepenuhan, hampir tumpah-tumpah jadi aku pinjam biar dompetnya gak sesak nafas, aku bakal ganti tapi jangan eksekusi mati aku, aku bakal ganti lima puluh ribu itu" Zetta memohon keras, "jangan masukin aku dalam peti mati terus di kubur hidup-hidup--"

Haru tercengang, "Zee..."

Zetta menatap Haru polos, mengerjapkan kedua matanya memohon.

"Zee gue bawa lo bukan karena kesalahan itu kok, gue bahkan gak tahu kalau lo ngambil duit Arjuna lima puluh ribu, Arjuna juga gak bakal sadar duitnya ilang segitu, dikit banget itu Zee, kenapa gak nyuri sejuta aja?"

Zetta mengerjapkan matanya, lalu ekspresi memelasnya menghilang berganti dengan raut penasaran, "terus ngapain lo nangkep gue?"

Haru berdehem, "tolongin Arjuna, Zee"

"Maksudnya?" Zetta memiringkan kepala, menatap Haru dengan pandangan tidak mengerti.

Namun Haru tidak membalas, dia malah memerintah sopir untuk mempercepat laju kendaraan menuju kediaman sahabatnya.

Saat Zetta sampai di sana, dia mengira rumah Arjuna akan semewah rumah orang yang sering di lihatnya di televisi, tapi kenyataannya nyaris berbeda.

Rumah Arjuna lebih pantas di sebut Mansion, begitu megah, besar juga sangat indah, saat mereka memasuki halaman rumahnya menaiki mobil ramah lingkungan, Zetta bisa melihat betapa mewahnya ini semua.

Arjuna memang sekaya itu, dia adalah pewaris dari perusahaan paling terkenal yang sudah bertahun-tahun di rintis turun temurun.

Laksamana, nama itu tersemat di belakang nama Arjuna sebagai tanda bahwa dia akan mewarisi semua kekayaan ini. Zetta jadi merasa kecil, orang sepertinya memang tidak pantas bersanding dengan Arjuna yang begitu luar biasa.

Zetta suka ikan asin sedangkan Arjuna pasti langsung muntah saat makan itu.

"Kenapa Zee?" Haru terkekeh, "baru tahu Arjuna emang sekaya ini?"

Zetta mengangguk, "iya, sekarang gue ngerti kenapa Tante Marina lebih pilih Canitta di banding gue, kalau gue sama Arjuna bisa-bisa tiap hari dia muntah makan masakan rakyat jelata karya gue"

Haru sontak tertawa kencang, "kenapa lo mikir gitu sih? Lo emang aneh Zetta.." ujar Haru geleng-geleng kepala, "lo tahu, harusnya lo berpikir kalau lo jadi istri Ajun lo gak perlu masak lagi, lo yang bakal ngikut selera Ajun bukan Ajun yang ngikut selera lo, apalagi masakan rakyat jelata yang lo maksud"

Mereka sampai di rumah dan di sambut oleh Sekretaris Dewan yaitu Gabriel, laki-laki itu membawa Zetta beserta Haru memasuki ruang tamu yang telah di persiapkan, ada Dewan yang sedang duduk di sana sambil memeriksa dokumen perusahaan, di sofa lain ada Marina yang menunduk sambil memainkan jarinya gugup.

Gabriel membisikkan sesuatu ke telinga Dewan, tidak lama Dewan mengangkat pandangan dan bertemu tatap dengan Zetta juga Haru.

"Terimakasih Haru" Dewan mengucapkan terimakasih pada Haru, "tapi kamu boleh keluar sekarang, om hanya ingin bicara dengan Zetta"
__________________________

Hayolohh,, kira-kira om Dewan mau ngomong apa yaaa...

Kita fokus ke cowok pertama dulu yaitu Arjuna, beberapa part bakal fokus ke dia dulu, abis itu baru cowok lain yaaa, biar ada momen jatuh cintanya...

Kalau mau baca duluan silahkan ke karyakarsa yaa guys.

Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang