Chapter 11 💔

40.8K 3.4K 1K
                                        

“JANGAN MENDEKAT!” Dylan tidak mau melihat hal yang menurutnya aneh itu. Belajar dikedokteran saja tak membuatnya segugup ini, padahal dia sudah belajar berbagai macam bentuk milik laki laki dan perempuan, tapi kalau secara langsung dan asli, Dylan tetap saja belum terbiasa.

Keringat terus menetes dari wajahnya sambil terengah karna lelah.

Gales menyusul dengan membawa sendal berwarna abu abu untuk Dylan, pasalnya dia lari tanpa menggunakan alas kaki sama sekali.

“Pakai sendalmu, kalau sudah tenang segera masuk”
Ucap Gales yang diangguki Dylan tanpa menoleh sedikitpun pada pria itu.

Akhirnya Dylan tidur diruang keluarga dengan penghangat yang dinyalakan salah satu pelayannya.

Dia tidak mau kembali kekamar karna Gales ada didalam.

.

Pagi pagi Dylan melihat Vin juga Ryo membawa tas, yang artinya mereka harus kembali.

“Kalian akan pulang?” Tanya Dylan yang mana ia akan kesepian lagi dirumah itu.

“Iya Dylan, ada beberapa hal yang harus aku urus. Maaf ya” jawab Ryo.

“Kalau ada apa apa, hubungi aku lebih dulu, jangan memanggil orang lain” Vin memberikan satu buah hp. Dan Dylan mengerti apa yang dimaksud oleh Vin.

Dylan menerima hp itu lalu mengantar mereka yang mana sudah ada sopir yang siap mengantarkan keduanya kebandara.

“Oh ya, Gales sudah pulang lebih dulu, tapi dia akan segera kembali nanti” ucap Ryo yang membuat Dylan merasa kecewa, pasalnya Gales tidak mengatakan apapun dengannya.


Vin juga Ryo melihat Dylan yang terus menatap mobilnya. “Vin aku tidak tega ninggalin dia sendiri disini”

“Akan jauh lebih baik dia disini, kamu tau sendiri dia suka menyendiri”

“Tetap saja aku tidak tega, Apa aku tinggal disini saja?”

“Tapi Ayana akan jauh lebih nyaman sama kamu, kita fokus sama kesembuhan Ayana lebih dulu, setelah itu, kamu bisa izin sama Gales buat tinggal disini”

Ryo merasa ada sesuatu yang membuat hatinya janggal saat melihat Dylan. Ada rasa iba juga kasihan melihat Dylan ditinggal sendirian disini.

“Vin?”

“Ya?”

“Apa menurutmu Dylan menyukai Gales?” Ryo juga tak yakin dengan firasatnya ini, tapi menurutnya Dylan beberapa kali memperhatikan suaminya diam diam.

Vin langsung tertawa mendengarnya. “Dylan tidak mungkin menyukai Gales secepat itu atau mungkin, Dylan benar benar lurus dan merasa jijik dengan pernikahannya, kamu tau sendiri reaksi dia semalam seperti apa?, dia bahkan muntah sampai tertidur  diruang keluarga”

Sebelum Dylan tidur, Dylan yang jarang olah raga itu lari sampai tak bisa mengontrol dirinya dan menyebabkan mual lalu muntah. Dan itu malah menjadi salah paham untuk Vin juga Ryo.

“Ryo, kita pulang dulu, dampingin Ayana biar dia cepat pulih”

.

Dylan benar benar sendiri sekarang, rumah itu tampak begitu sepi. Keluarpun tidak bisa karna Gales tidak mengizinkannya sama sekali.

Apa Dylan akan terus seperti ini, dikurung selamanya ditempat asing dan mati kesepian.

Gales juga tak menghubunginya sama sekali. Lari pagipun hanya diarea rumah dan ada yang mengawasi, Dylan benar benar frustasi karna sikap Gales kepadanya. Sudah berhari hari Dylan beraktivitas yang sama, Dylan mulai stress dan ingin keluar sekedar jalan jalan.

Dear HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang