chapter 9

37.3K 3.3K 633
                                        

Gales datang membawa paperbag dan Dylan langsung memberinya banyak pertanyaan.

“Kenapa aku bisa sampai sini Gales, gimana keadaan Regan?, apa yang kamu lakukan sama dia?”

Mendengar nama Regan, Gales langsung menghembuskan nafasnya kasar.

“Aku sudah disini 4 hari, apa yang kamu lakukan sama tubuhku Gales” imbuh Dylan karna merasa masalah ini tidak lagi normal.

“Kamu akan tinggal disini” ucapnya yang mana Dylan langsung turun dari kasur namun karna tarlalu lama berbaring, tubuhnya terhuyung dan hampir terjatuh kalau saja Gales tidak menangkapnya.

“Kamu bercandakan? Gales please, ayo kita pulang” Gales membantu Dylan untuk berbaring lebih dulu kemudian duduk disisi kasur.

Nada Dylan juga terdengar lemah, dia akan melakukan apa saja asal tau kabar Regan.

“Buat apa Dylan? Kau pulang karna ingin menemui pria itu lagikan?”

“Kumohon~” Dylan menunduk dengan tangisnya sambil meremas kemeja Gales.

“Percuma Dylan, kamu tidak akan pernah bisa kembali sebelum melupakan pria itu”

Dylan benar benar kehabisan kata kata, percuma melawan Gales. Dia tidak akan pernah menang melawan orang berkuasa seperti Gales.

"Aku akan kembali nanti" Gales keluar meninggalkan Dylan yang masih terisak sendirian.

Sampai sore, ia hanya melamun harus berbuat apa lagi, Dylan yang tak lagi punya siapa siapa itu ingin pasrah dengan nasibnya.

Melihat paper bag yang dibawa Gales, rasa emosi Dylan kembali memuncak, ia berniat membuangnya, namun saat melihat isinya, ia mengurungkan niatnya, karna didalam sana terdapat makanan Indonesia.

.

Gales terlihat menemaninya beberapa hari dirumah sakit, namun mereka saling diam dan tak ada yang mau bicara lebih dulu sampai Dylan diperbolehkan pulang.



Dylan sedikit terperangah melihat rumah yang sangat besar di sana, dalam kawasan rumah itu, Dylan masih harus mengendarai mobil beberapa menit bahkan di area itu ada parkiran helikopter juga danau buatan dan pepohonan buah buahan seperti apel, plum, pir juga cherry.

Gales memarkirkan mobilnya didepan pintu dimana para pelayan sudah menunggunya.

Dylan yang ingin turun, tiba tiba dibukankan oleh pelayan laki laki.

“Jangan menundukan kepalamu Dylan!” Ucap Gales namun Dylan tetap sedikit membungkuk dan mengucapkan terimakasih.

“Dylan!” Gales berkacak pinggang melihat Dylan yang tak mau menurutinya. “Bawa dia kekamar utama” ucap Gales dengan smirk tipisnya.

Dylan mengikuti pelayan yang membawa tasnya namun yang aneh, Gales ikut masuk lalu menyuruh pelayannya keluar.

“Kamu ngapain dikamarku?”

“Kamarmu?” Gales menjawab dengan nada mengejek. “Ini kamar kita”

Mendengar itu, Dylan langsung jalan keluar namun Gales dengan cepat memegangi tubuhnya.

“Mau kemana hm!”

“Mau cari kamar lain”

“Mau hubungi pria itu lagi?”

“Kalau iya memang kenapa?”

“DYLAN! Tetap dikamar ini dan jangan sekali kali kamu keluar. Ngerti!” Gales berniat untuk duduk namun Dylan tetap melangkah keluar dan itu membuat Gales menghela nafasnya lelah kemudian mengejar dan mengkunci kamar itu.

Dear HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang