─ .✦ Bab 16 : Kesatria Nirmala

41 12 18
                                        

🌙🌙🌙

Permata langit berpendar di lukisan malam kota Staraa. Kanvas semesta malam itu dipenuhi gradasi biru gelap yang memukau-membuatnya tampil layaknya seorang putri anggun di pesta dansa rahasia. Sejuknya udara malam turun perlahan, memeluk bumi dengan kelembutan yang menenangkan; menjadi kunci keteduhan yang hakiki.

Waktu terus berjalan. Detak jam mengalun pelan, memberikan ritme yang selaras dengan keharmonisan malam. Jarum pendek bersinggah di angka delapan-menandakan waktunya bagi manusia untuk bersiap menuju peristirahatan sementara mereka.
Namun tidak semua ikut tertidur. Masih ada jiwa-jiwa yang terjaga, demi menyelesaikan pekerjaan... atau sekadar mengagumi semesta. Atau, seperti Vaness malam ini-meramal sesuatu melalui bola sihir yang terhubung pada peri bintang di angkasa.

"Ini serbuk essentia¹ yang kau minta tadi," ucap seorang remaja cantik di apartemen kecil itu, menyodorkan sebotol serbuk berkilau berwarna biru muda keemasan kepada kakak sepupunya.

"Terima kasih, Yumee," Vaness menyambutnya dengan tenang. Hidungnya yang mancung mendekat ke permukaan botol kecil itu, menghirup wangi lembut yang keluar dari essentia di dalamnya. Tak lama, ia menaburkan sedikit serbuk itu ke bola kristal yang ada di atas meja kayu miliknya.

"Stellae caelestes, per essentiam hanc vos invoco. Pulvis astralis, convenite et veritatem in crystallo aperite."² Desis mantra menciptakan kilauan biru muda yang menari lembut di udara, membentuk lingkaran tipis di sekitar bola kristal. Debu Essentia menyatu dengan permukaan kaca bening itu, dan dalam sekejap, bola tersebut menyala dari dalam-seperti langit malam yang dilahirkan ulang dalam sebuah dunia kecil.

Cahaya bintang mulai membentuk bayangan... dan ramalan pun dimulai.
Yumee memperhatikan dengan saksama bagaimana cara Vaness merapalkan mantra untuk membuka komunikasi dengan para bintang di langit-makhluk magis yang hidup di dimensi udara, dan berbaur dengan bintang asli sehingga dapat mengawasi manusia tanpa diketahui mereka. Beginilah cara Vaness meramal. Oleh karena itu, ramalannya selalu tepat-bahkan ia dijuluki sebagai "Dewi dari masa depan" padahal ia hanya menguasai sihir Novalea ( Debu Bintang ).

Tak lama setelah mantra selesai diucapkan, sebuah gambar remaja manis terpampang di bola magis-layaknya proyeksi holografik yang hidup. Fiuuna, sedang duduk di meja belajarnya, disampingnya terdapat adik kecilnya yang bermain boneka, ditemani sang kucing putih yang meringkuk di atas meja. Segelas susu hangat baru saja dibawakan ibunya, dan canda tawa ayahnya yang sedang membaca cerita lucu terdengar dari ruangan sebelah-yang menarik perhatian adiknya. Tidak ada satupun hal aneh yang terlihat.

Beberapa menit Vaness memperhatikan, pemandangan bola manisnya kini berganti ke sebuah hutan gelap yang tidak ia ketahui lokasinya. Alisnya mengkerut, Vaness tahu bahwa ia tidak bisa memilih gambar yang muncul semaunya-kadang para peri hanya memperlihatkan hal-hal yang perlu dilihat, bukan ingin dilihat. Jadi, jika pemandangannya tiba-tiba berganti tanpa keinginannya, ini berarti para peri bintang ingin memperlihatkan sesuatu yang harus diketahui Vaness.

Awalnya, tak ada yang aneh, hanya hutan biasa yang memang cukup gelap, dengan kabut yang begitu tebal dan tak kunjung hilang-meski Vaness sudah mencoba mencari celah untuk menembusnya. Tiba-tiba, terdengar tawa melengking dari bola magis tersebut, dan... pemandangannya mulai berkedip, bergelombang, seperti ada sesuatu yang mengganggu koneksi antara dunia nyata dan dunia para bintang. Vaness terkejut, tubuhnya menegang, dan tangannya secara refleks meraih sisi meja, mencoba menahan agar bola tidak bergeser.

Sebuah retakan halus mulai muncul beserta kilatan gelap yang menyambar di dalam bola. Cahaya biru muda yang tadinya berwarna keemasan sekarang perlahan memudar menjadi warna hitam gelap. Tawa melengking itu semakin menjadi, dan Vaness bisa merasakan bulu kuduknya berdiri. Sihir hitam yang mengganggu ramalan itu berniat keluar, dan menyerang Vaness.

Diamas : The Clandestine of Millgrien Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang