Tamat

44.8K 2.5K 274
                                        

Happy ending?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy ending?



1 minggu kemudian ...

Dengan wajah segar dan senyuman simpul Alister akhirnya bisa menemukan keberadaan sang istri yang bersantai di ruang santai sambil membacakan buku untuk Atlas serta menemani putranya bermain seharian ini.

"Sayang."

Adelaine menghentikan dulu bacaannya lantas menoleh dan ikut tersenyum membiarkan Alister duduk disebelah.

"Keputusan hakim sudah tepat, Adrian terbukti sebagai pembunuh dari mendiang Aurora dan dia di dakwa hukuman mati sebab selain karena kasus pembunuhan, dia juga sering melakukan KDRT, mengonsumsi obat-obatan terlarang, dan sekarang namanya mulai memburuk dimata publik," katanya sambil merangkul bahu si wanita.

Adelaine segera membuka ponsel untuk melihat akun milik Aurora, disana mereka berramai-ramai mengucapkan maaf dan menyesal tidak membela idola mereka hingga akhir hayatnya, berita kekejaman Adrian juga berseliweran di media sosial dengan kata-kata buruk dan tidak pantas, wajah itu di edit berbagai rupa untuk melampiaskan kekesalan publik sebab merasa di bohongi selama ini.

"Apa aku terkesan jahat jika aku bahagia pria itu mendapatkan hukuman setimpal, Alister?" tanya Adelaine.

"Tidak, kau pantas bahagia karena pria yang membunuh sahabatmu sekarang sudah mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya, korban Ronald juga dibebaskan karena terbukti tidak bersalah, sekarang dia sudah berkumpul dengan keluarganya," Alister menarik tubuh itu untuk bersandar di dada bidang miliknya.

"Ya, Aurora pasti sudah tenang saat ini," lirih Adelaine.

"Mommy jangan menangis," Atlas yang duduk ditengah Ibunya bergerak menghapus cairan bening itu, "Jangan menangis lagi."

"Mommy menangis terharu dan bahagia sayang, bukan menangis karena sakit," ujarnya.

"Atlas, Daddy lihat Bi Sumi membersihkan kamarmu apa kamu memberantakan semua mainan itu tanpa menyimpannya kembali ke tempat semula?" ujar dingin Alister.

"Yaampun! Iya aku lupa! Maaf Daddy," mohon nya.

"Daddy maafkan tapi jangan di ulang lagi, sana bantu Bi Sumi di kamar."

"Baik!" dengan patuh putranya langsung pergi dari tempat mereka.

"Alasan, aku tau ini hanya modus mu untuk mengusir Atlas dari sini," cibir Adelaine.

Alister terkekeh, "Iya sebab aku ingin berduaan denganmu, bocah itu sudah seharian penuh memonopoli mu dariku Adelaine."

"Kau sudah tua Alister, tidak pantas bersikap manja lagi."

"Aku tidak peduli, selama berada bersama istriku," tubuh itu dipeluk gemas.

Tapi selang beberapa menit Adelaine mendorong dadanya, saling melemparkan pandangan.

Klandestin (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang