Halo halo apa kabar?
Sehat? Semoga sehat selalu ya~Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
Hari ini, si kembar membawa adik mereka pergi ke kampus. Mereka tidak ingin Vyan dimonopoli orang tuanya selama Vyan cuti sekolah. Jadi, saat kelas siang, si kembar membawa Vyan pergi bersama mereka.
Vyan menatap bagian kampus dengan tatapan penasaran. Tanpa sadar jika kehadirannya sendiri telah menarik banyak tatapan penasaran ke arahnya. Karena selama ini, si kembar tidak pernah sedekat ini dengan orang lain, terlebih wajah Vyan yang asing, dan terlihat masih remaja, sangat kontras dengan wajah-wajah di sekeliling yang terlihat lebih dewasa. Tinggi badan Vyan sebenarnya tidaklah pendek untuk anak seumurannya, tapi karena ia berdiri di antara Stuviealigh yang terlampau tinggi dibandingkan dengan orang lokal, mengakibatkan dirinya terlihat lebih 'mungil'.
(Kaya Inay banget 😭. Kalau keluar rumah sebenarnya Inay tuh terhitung tinggi. Tapi begitu masuk rumah. Ya ampun pada kaya tiang! Mulai dari ibu, kakak, dua adek. Semuanya lebih tinggi dari Inay. Dari empat saudara, Inay cewe sendiri—setelah adek ngga ada. Apalagi saudara Inay yang cowo masa harus dongak kalau ngomong. Dan sifat mereka itu lho, wow sekali. Kakak suka toal-toel, adek dua jahil+gemesan. Berasa pingin tuker tambah, tapi sayang gimana donk.
Hehe curhat ndikit, ya, 😁
Btw, ada yang sama?)Baik Ghoza maupun Ghozi tidak mengambil pusing tatapan orang di sekitarnya yang diarahkan ke arah sang adik. Justru ini memang tujuannya, mereka ingin memamerkan adik mereka pada orang-orang.
"Kak, apakah benar Vyan bisa masuk mengikuti kelas?"
"Tentu saja, boleh." Ghoza mengelus kepala adiknya dengan senyuman tipis.
Tanpa menyadari jika para mahasiswi seketika terpukau dengan senyuman si kembar. Baik Ghoza dan Ghozi memiliki banyak penggemar. Paras keduanya yang tampan, pintar dan anak terpandang, semua itu termasuk kriteria menjadi mahasiswa populer dan pastinya disukai. Tentunya banyak orang yang ingin berteman ataupun mendekati mereka. Tapi si kembar hanya memiliki beberapa teman yang terlihat dekat dan biasa menghabiskan waktu bersama. Untuk perempuan, belum ada yang terpantau dekat dengan keduanya.
Vyan duduk di bangku bagaian belakang, dengan diapit kakak kembarnya. Ia tidak terlalu memperhatikan apa yang sedang diterangkan dosen di depan. Lagi pula, ia tidak berniat mendengarkan. Ia hanya mengikuti kakaknya ke sini tanpa berniat untuk mengikuti pelajaran. Sebenarnya, Vyan tidak merasa bosan jika menghabiskan waktu di mansion, tapi karena kakaknya bersikeras mengajaknya, ia tidak enak jika menolak.
Sebuah permen rasa susu yang sudah dikupas masuk ke dalam telapak tangan Vyan. Tidak perlu melihat siapa pelakunya, Vyan sudah hapal betul dengan tingkah keluarganya yang suka memasukkan berbagai makanan ke dalam telapak tangannya. Vyan memasukkan permen itu ke dalam mulut dengan gerakan alami karena ia sudah mengalaminya berkali-kali.
Melihat reaksi Vyan, si kembar saling menatap lalu membuat tatapan puas. Sepertinya, memang tidak salah mengajak sang adik datang. Vyan tidak rewel, tenang, dan sangat mudah disenangkan. Vyan banyak dimanjakan setelah datang, tapi tetap tidak mengubah kepribadiannya menjadi manja. Sangat berbeda dengan cerita teman mereka tentang adik yang sangat manja dan suka membuat keributan. Adik mereka—Vyan sangat perilaku baik dan sopan. Si kembar menjadi menyayangkan waktu yang mereka lewatkan ketika Vyan kecil. Seharusnya, Vyan sangat imut dan lucu, bukan?
Si kembar menghela napas dalam hati. Tapi bagaimanapun, yang lalu biarlah berlalu, mereka tidak bisa mengulang sesuatu yang sudah terjadi. Jadi, menghargai waktu sekarang adalah pilihan yang terbaik. Ini bukan rasa bersalah, tapi memang Vyan sudah seharusnya mendapatkan semua perhatian dan kasih sayang mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly!: Another NPC
Teen FictionBiasakan vote sebelum baca, yuk. Saling support. Bukan saling menyakiti. Komen tidak sopan, maaf langsung blok! ⏳⏳⏳⏳⏳ Vyan terbangun dengan dikelilingi orang-orang asing di sekitarnya. TING! Sistem: "Sistem berhasil diikat! Halo, Tuan Rumah!" Vyan:...