37 - Jebakan

23.8K 1.2K 25
                                        

Selamat membaca ~

Givana termenung. Memikirkan perkataan Deidra kemarin sore.

Alvaz bukan kakak kandungnya?

Dan yang paling mengejutkan yaitu fakta bahwa Alvaz adalah kakak kandung dari Kavan.

Flashback on.

"Dia... Bukan"

Givana mengernyit heran "Bukan?"

Deidra mengangguk lemah. "Dia anak dari selingkuhan Papa kamu dulu"

Selingkuhan? Brian memiliki selingkuhan?

"Sebenarnya Alvaz punya saudara. Tapi yang satu lagi tinggal sama ibunya. Papa kamu cuma bawa Alvaz." Tutur Deidra.

"Saudara? Cewek atau cowok?"

"Cowok, umurnya satu bulan di atas kamu."

"Bunda... Tau namanya?"

Deidra berpikir sejenak "Kalau gak salah... Namanya... Kavan."

Flashback off.

Sungguh di luar dugaan Givana. Bagaimana bisa?

Dari sini Givana semakin yakin jika Alvaz dan Kavan memiliki niat buruk padanya.

Apalagi orang-orang bilang dulu Alvaz bersikap jahat.

Givana menghela nafas kasar. Jadi ia harus menghadapi mereka juga?

Astaga, ia kira dengan bertransmigrasi beban pikirannya akan hilang.

Ternyata semakin berat.

Tok! Tok!

"Permisi Non, makan malam sudah siap" ujar Bi Ami dari balik pintu.

"Iya bi" sahut Givana.

Setelahnya, Givana-pun beranjak dan membawa kakinya untuk pergi ke lantai bawah.

"Mama mana?" Tanya Aiden.

Brian melirik sekilas "Sakit"

Hanya sampai situ. Tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka. Hanya ada suara alat makan yang saling bersahutan.

Kursi berdecit karena Aidan beranjak. Tanpa mengatakan sepatah katapun, lelaki itu melengos pergi.

Tak lama, Aiden, Brian dan Alvaz juga ikut beranjak karena sudah selesai.

"Gue duluan" pamit Alvaz yang di angguki Givana.

Givana celingak-celinguk. Kini hanya dirinya yang tersisa.

Transmigrasi Ephemeral MaidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang