BAB 7 : Perbedaan

16K 1.5K 157
                                        

Sepulang sekolah Zetta tidak langsung pulang ke rumah, dia mampir ke beberapa kafe yang berada tidak jauh dari sekolah untuk mencari pekerjaan part time. Dan untungnya sebuah kafe tidak jauh dari sekolah sedang membuka lowongan pekerjaan bagian kasir.

Part time dengan shift sore mulai dari jam 3 sampai jam 8 malam. Zetta membaca seluruh persyaratan dan berkas yang harus dia siapkan besok.

"Fokus banget, ngeliatin apaan sih?" Jeano yang memang memperhatikan dari jauh kini berdiri mendekat, "ohh loker, lo mau kerja Zee? Lo bisa kerja?" Tanya Jeano tidak percaya.

"Menurut lo gue manekin sampai gak bisa kerja?" Balas Zetta sinis,

"Bukan gitu, biasanya lo kan lebih milih melonte daripada kerja keras begini"

"Ngelonte juga kerja keras" balas Zetta lagi, "udah deh Jean, kalian semua kenapa pada ngurusin hidup gue banget sih? Mau gue kerja kek, mau gue ngelonte kek, atau jadi simpanan pejabat, terserah gue dong"

"Yeuu, Galak banget" Jeano bergumam, "Ada Ajun tuh di belakang lo"

Zetta melotot sejenak pada Jeano, lalu dia berbalik ke belakang, menemukan Arjuna yang baru selesai memarkirkan mobil. Ini kenapa cowok satu ini sering berada di sekitarnya sih?

"Zee, kamu nungguin aku disini?" Ajun mendekat dan seperti sudah kebiasaan, tangannya mengelusi kepala Zetta pelan, "kamu pesan aja, aku ada urusan sama manager disini"

Zetta menepis tangan Ajun di atas kepalanya, "urusan sama manager?"

Jeano tertawa kecil, "Zee, kafe ini kan milik Arjuna, masa lo sebagai pacar gak tahu sih?"

Zetta mengerjapkan kedua matanya, dia sontak berdesis kesal, ini scenario, takdir atau memang ketidaksengajaan? Zetta bersyukur kalau ini hanyalah ketidaksengajaan, lebih baik dia mencari pekerjaan di tempat lain, daripada nanti dia di tuduh sebagai cewek caper?

"Kenapa?" Arjuna mengerutkan kening pada Jeano.

Dan mulut besar Jeano terucap, "Zetta kayaknya mau ngelamar kerja"

"Nggak! Gue cuma lagi liat-liat menu!" Zetta lekas mengelak.

"Mana ada menu disitu Zee, jelas-jelas itu lowongan kerja" ujar Jeano lagi dengan nada jahil, "pacar kesayangan udah gak ngasih duit ya Zee?"

Arjuna melirik Zetta, "kamu kehabisan uang? Aku tf ya ke rekening kamu, jangan kerja Zee, aku gak suka liat pacarku kerja"

Ini serius Arjuna tuh topengnya baik banget, ingatkan Zetta bahwa cowok ini sudah punya tunangan, dan tadi dia baru saja di peringatkan oleh tunangannya.

"Gue cabut duluan deh, pusing kepala gue" Zetta berbalik badan, sudah ingin pergi kalau saja Arjuna tidak menahan lengannya.

Arjuna menarik napas, "Kamu kenapa sih hari ini? Males banget ketemu aku kayaknya"

"Emang, ngapain ketemu mantan?"

"Kita gak putus, Zee"

"Kita putus!" Zetta menatap Arjuna, "kita udah putus semenjak lo lebih milih tunangan sama Canitta!" Lalu dengan segera, Zetta menepis tangan Arjuna, melangkah pergi dari sana dengan langkah cepat, Arjuna menyusul dari belakang, tidak ingin hubungan mereka berakhir begitu saja.

Harga dirinya seperti terluka, harusnya dia yang meminta putus dari Zetta, bukan gadis itu.

"Zee, kamu gak bisa minta putus begitu aja"

Zetta mengigit bibir, menahan diri untuk tidak mengumpati Arjuna, cowok itu kenapa sih? Sok kecintaan padahal aslinya tidak? Tuh dia sudah mulai terpesona pada Canitta kan?

Tangan Arjuna meraih tangan Zetta lagi, seberapa cepat pun gadis ini berlari, langkah kaki Arjuna lebih cepat darinya, mereka saling berhadapan di pinggir jalan, "Zee, kamu coba ngertiin aku sekali ini aja, aku janji bakal putusin hubungan pertunangan sama Canitta, tapi kamu harus sabar--"

"Sampai kapan aku harus sabar? Sampai kamu jatuh cinta sama dia dan aku di tinggalin?"

"Aku gak bakal jatuh cinta sama dia" Arjuna berucap tegas, "aku cintanya sama kamu, Zee"

"Tapi kita gak setara, perbedaan kita tuh banyak Jun" Zetta berpikir realistis, "kamu mandi pake Jacuzzi sedangkan aku pake gayung bentuk lope, kamu kemana-mana naik mobil mercy, sedangkan aku pakai supra kadang jalan kaki, kamu pake AC sedangkan aku pakai kipas angin bekas. Kamu makan pake ikan tuna sedangkan aku ikan asin Jun, sadar gak sih kalau kita tuh beda banget" oceh Zetta dengan nada tinggi.

Arjuna hampir tertawa, sedangkan di belakangnya Jeano sudah ngakak tidak tertahan, "Zee, aku gak mandang dari kekayaan, aku tulus sama kamu"

"Kamunya enggak begitu, tapi orang tua kamu begitu Jun, orang tua kamu enggak ngerestuin kita, mama kamu gak suka sama gadis miskin terus kampungan kayak aku" Zetta masih berusaha menolak.

"Kamu nikahnya sama aku Zee, bukan sama mama"

"Restu orang tua itu penting Arjuna, gimana kalau nanti setelah kita nikah aku tertekan sama mama kamu yang gak suka aku itu?"

"Yaudah, kita tinggal jauh dari mama" balas Arjuna sambil meraih tangan Zetta, "kamu gak perlu khawatir kalau sama aku, Zee"

Zetta meneguk ludah, ini Arjuna pandai banget ngomongnya, dia sampai bingung harus berkata apalagi, gimana sih caranya putus dengan cowok ini.

"Aku...aku mandul, Jun"

Amit-amit ya Tuhan, Zetta masih ingin punya keturunan suatu hari nanti.

Arjuna mengerjapkan kedua matanya, "kita bisa adopsi anak dari panti asuhan"

Otak Zetta kehabisan ide, dia menatap Arjuna pasrah sambil menatap sekitarnya yang sepi, ada Jeano sih tapi cowok itu kerjaannya cuma cengengesan dari tadi.

"Zee, kamu harus percaya aku--"

"CANITTAA!!" Zetta berseru sambil menunjuk ke belakang Arjuna, dan ya cowok itu menoleh ke belakang, kesempatan itu Zetta gunakan untuk kabur dari sana.
________________________

"Cowok kadal, bisa-bisanya bilang mau menikah sama gue padahal udah tunangan, di pikir gue cewek bodoh yang bakal percaya dan bakal jadi gundiknya dia?" Zetta mendumel di jalanan, matanya melirik sekitar yang memang sedang ramai, namun sebuah mobil berhenti di depannya.

Mobil itu terbuka dan mata Zetta menemukan Marina- ibunya Arjuna yang sedang turun dari mobil di depannya.

Mirip ibunya Rapunzel versi bergelimang harta. Rambut panjangnya ikal tapi terlihat elegan, sekaligus pakaian yang Zetta tebak harganya bisa membeli sebuah sepeda motor.

"Kirana Zee, boleh tante ngobrol sama kamu sebentar?"

Disinilah mereka sekarang, duduk di sebuah restoran terdekat yang mereka temui, Marina duduk dengan elegan, sesekali matanya melirik Zetta sinis, ada pandangan meremehkan di sana.

Pelayan datang dan menyajikan minuman yang memang di pesan oleh Marina.

Itu nama atau merk produk kecantikan sih? Zetta mendumel, sambil sesekali tersenyum tipis yang di balas Marina dengan dengusan.

Zetta sudah berusaha ramah, namun respon Marina sangat menyebalkan.

"Saya dengar kamu masih deketin Arjuna" Marina memulai percakapan, "kamu tau kan dia sudah bertunangan?"

"Tau, tante" Zetta membalas seadanya.

Dan Marina mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat, dari luar terlihat sangat tebal, "saya kasih kamu lima puluh juta asal kamu jauhin anak saya"

Mata Zetta tidak lepas dari amplop berwarna coklat tersebut, ini benar-benar seperti sinetron yang pernah dia tonton.
____________________________

Zetta : aku sukanya bengbeng dingin kamu sukanya bengbeng langsung...

Arjuna : maksudnya?

Zetta : loh, kamu gatau iklan itu?

Arjuna : aku biasanya pake Netflix sih, gaada iklan.

Zetta : haha (ketawa miskin)
__________________________

Menurut kalian, uangnya mending di ambil atau gak? Wkwkwk

Spam next disiniiiiiiii 🔥🔥🔥

Boys With Luv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang