The Last Chapter

15.9K 939 51
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mengapa kau menangis disini?" Akasia dengan cepat mengangkat wajahnya yang sudah basah.

"Grey!" Akasia dengan cepat berdiri menghampiri Pria itu. "Dimana Hansel?!" Dengan lelehan air mata yang masih menggenangi pelupuk matanya.

Grey menghela nafas panjang. "Untuk apa kau masih mencarinya? Bukankah kau sebentar lagi akan menikah dengan Cabai Merah itu."

"Siapa yang akan menikah?! Cepat katakan dimana Hansel." Akasia yang kesal meninggikan suaranya mengabaikan beberapa orang yang meliriknya karena penasaran.

"Hansel sudah mati!"

"Apa maksudmu!" Akasia menarik kuat kerah baju yang dikenakan Grey, membuat Pria itu sedikit tercekik.

Grey meringis tertahan merasa kesulitan bernafas. Bagaimana satu pasangan ini bisa sama-sama menyebalkan dalam satu waktu.

"Baiklah, aku bergurau!"

"Dengar ya, itu tidak lucu!" Akasia melepaskan cekikan nya pada kerah baju yang dipakai Grey.

"Ya, aku tahu." Grey menghela nafas. "Hansel ada di Kastil nya."

"Kalau begitu cepat antarkan aku ke sana!"

"Tidak bisa."

"Kenapa tidak bisa?!" Akasia frustasi.

"Dia tidak ingin menemui mu."

Deg.

Akasia menatap Grey dengan tatapan tidak percaya. "Mengapa?" Lirihnya hampir tidak terdengar.

Selama ini Ia menantikan Hansel menempati janjinya, tapi Pria itu tiba-tiba tidak mau menemuinya?

Dengan lelehan air mata yang hampir tumpah, Akasia menatap Grey tajam. "Kau berbohong lagi 'kan?! D-dia sudah berjanji akan datang menemui ku, Grey!"

Grey menghela nafas berat. "Maaf mengecewakan mu, tapi kali ini aku serius."

"Dia mengatakan jika kau harus bahagia menjalani kehidupan mu saat ini dan lupakan saja semuanya. Dia sudah tidak mencintaimu lagi."

Akasia menatap tidak percaya dengan kalimat yang Grey ungkapkan padanya. "A-apa.. Dia mengatakan itu?"

Mengepalkan tangannya. Luapan emosi yang semula Ia tahan, meluap begitu saja. Gadis itu menyingkirkan tubuh Grey yang menjulang tinggi di hadapannya, berlari kencang dengan sesekali menabrak seseorang yang tanpa sengaja berpapasan dengannya.

Grey yang melihat itu, melebarkan mata sesaat namun beberapa detik kemudian mengangkat bahu. "Mereka perlu menyelesaikan masalahnya sendiri."

Akasia masuk ke dalam Hutan. Melepaskan begitu saja sepatu yang dianggapnya menghambatnya untuk berlari.

Kakinya yang tidak beralaskan sepatu lagi menjejak tanah dan dedaunan kering yang berserakan, Akasia terus berlari semakin dalam ke Hutan mengabaikan ranting kayu tajam yang sesekali menggores Gaunnya membuat nya rusak dan tidak beraturan.

Become An Antagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang