Klandestin (05)

37.6K 2.7K 432
                                        

Klandestin 05 (Perdebatan pagi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klandestin 05 (Perdebatan pagi)



Jauh sebelum cahaya sinar matahari terbit Adelaine sudah dibiasakan terbangun lebih pagi untuk menyiapkan jadwal syuting yang padat, dan sepertinya kebiasaan itu terbawa sampai ke kehidupan keduanya.

Hal itu memudahkan ia untuk bersiap-siap mengerjakan tugas rumah seperti memasakan bekal untuk Atlas.

Saat ini ia terbangun disamping sang putra yang begitu memeluknya semalaman penuh dikamar ini, kurva bibir Adelaine tertarik melihat wajah Atlas yang damai dalam tidur, ia mengecup pelipis putranya.

"Tidur dengan nyenyak sayang, tidak akan ada lagi rasa sakit yang kamu rasakan," bisik Adelaine.

Ia benarkan posisi tidur Atlas supaya lebih nyaman, serta menggantikan pelukan itu dengan guling Minions dan saat Atlas melenguh merasa terusik dengan segera Adelaine menepuk-nepuk pantatnya agar kembali tenang.

"Mommy, jangan tinggalin Atlas," putranya mengigau.

"Shhh Mommy disini."

Mengecap pelan akhirnya Atlas kecil kembali menyelami mimpi indah, merasakan deru nafas putranya yang tenang perlahan Adelaine turun dari ranjang cukup besar ini.

Ia mengambil ikat rambut serta ponsel diatas nakas sembari berjalan keluar ruangan.

"Kau tidur disini semalam?"

Pertanyaan itu hampir membuat jantungnya copot apalagi suara yang dikeluarkan terdengar berat serta serak khas bangun tidur.

Adelaine menghembuskan nafas pelan melanjutkan aksinya menutup pintu kembali sebelum berbalik menghadap pria jangkung yang sudah rapih mengenakan kemeja putih dengan dua kancing terbuka mengekspos dada bidangnya.

"Seperti yang kau lihat," sahutnya langsung berjalan pergi.

Alister termenung menatap bagaimana bokong sintal tersebut bergerak-gerak bahkan saat pakaian yang dikenakan Adeline terkesan tertutup seperti piyama itu, ia lalu menggelengkan kepalanya, "Ah apa yang kupikirkan ini," karena rasa penasaran yang membuncah ia membuka pintu perlahan-lahan.

Alister disuguhi pemandangan ruang kamar yang indah bertemakan Minions dengan warna dinding kuning yang tak mencolok atau membuat sakit mata, semua hiasan dindingnya berupa mainan atau poster karakter kartun maupun robot, sangat cocok untuk anak-anak memang.

Apa Adelaine yang mengusung ide ini? Tanpa sadar sudut bibir Alister tertarik.

Kembali pria dewasa itu berjalan mendekati kasur dimana sosok putranya tertidur lelap dan tenang.

Wajah itu sangat persis seperti wajahnya tanpa perlu tes DNA lagi, jelas sekali sekarang jika memang Atlas adalah dosa yang telah dibuat dirinya pada Adelaine pada malam insiden itu terjadi.

Sorot mata tajam Alister meredup dengan perlahan tangannya terulur guna mengusap rambut lembut putranya akan tetapi mengambang di udara saat mendengar leguhan dari bibir kecil mahluk itu.

Klandestin (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang