Akasia Fumiko, Aktris yang membintangi Film The Miracle Of A Saintess sebagai Karakter Antagonis, Akasia Rosalie Amber. Putri Raja yang tidak diinginkan Rakyatnya dan bahkan Ayahnya sendiri.
Kesialan menimpanya ketika tahu Ia tidak hanya sekedar mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maaf, aku tidak pernah mengerti bagaimana rasa sakit yang selama ini kau terima dari Ayahmu, jika kau mengizinkan. Biarkan aku membunuhnya untukmu."
"Aku sangat senang bisa bertemu lagi denganmu meski kali ini kau tidak mengingatkanku."
"Aku sangat mencintaimu."
"Kali ini aku pasti akan melindungi mu."
"Aku di sini, untukmu."
"Maafkan aku.."
Gadis itu terduduk di ranjangnya dengan keringat membasahi hampir seluruh tubuhnya, memegangi detak jantungnya yang berdetak dengan kencang.
Masih merasa kalut, Akasia meraih gelas berisi air yang selalu disediakan di nakas samping ranjangnya lalu meminumnya hingga tandas.
Brak!
Melirik sekilas jendela kamarnya yang terbuka dengan angin kencang yang menabrak-nabrak kencang menimbulkan bunyi bising.
Akasia menuruni ranjang dengan perlahan menuju jendela Kamarnya. Diluar sana langit masih gelap, Ia kembali terbangun tengah malam dengan mimpi buruk. Dengan gusar Akasia menutup jendela hingga tertutup rapat.
Mimpi yang sama datang terus-menerus selama dua bulan belakangan ini. Saat Hansel berjanji akan selalu ada untuknya, terus berputar-putar bercampur potongan kecil dari ingatannya ketika dirinya masih hidup menjadi Rosalind.
Memori pahit yang selama ini berusaha Akasia kubur, Ia selalu saja merasa sedih ketika mengingat itu.
Entah mengapa Pria itu selalu datang ke dalam mimpinya dan berakhir meminta maaf.
Iris amber rose nya tertuju pada cincin yang melekat pada jari manisnya, Gadis itu jatuh terduduk di lantai marmer yang dingin.
"Bukankah hanya sebentar, katamu?" Tangannya terangkat memandang lama cincin itu. "Tapi ini sudah 8 Tahun."
Mengabaikan air mata yang jatuh meluncur deras membasahi wajahnya, Gadis itu menengadah memandang kosong langit-langit Kamarnya. "Tidak bisakah kau kembali saja." Akasia menggeleng lemah. "Aku tidak menyukai ini."
Ingatannya kini dipenuhi senyum dan tatapan lembut Hansel saat menatapnya. Lalu berganti wajah tampan Hansel yang dipenuhi darah, memandangnya lembut melirihkan kata maaf berulang kali padanya.
Rongga dadanya terasa sangat sesak, nafas nya tersengal. "Tidak! Aku tidak mau melihatmu seperti itu."
Perasaannya sangat tidak menentu. Akasia selalu merasa ada yang salah dengan kepergian Pria itu, pasti telah terjadi sesuatu yang dia sembunyikan darinya.
Tapi apa?
Pria itu sama sekali tidak mengatakan apapun sebelum kepergiannya.