Tandai kalau ada typo!
•
• Selamat membaca~•
•
•
Hari ini Givana pulang bersama Dariel. Lelaki itu memaksanya. Katanya, Dariel marah soal dirinya yang kabur dan Dariel akan memaafkannya jika gadis itu pulang bersamanya.
Setelah sampai di rumah Givana, Dariel dengan peka membukakan helm yang Givana pakai.
Givana hanya diam menerima perlakuan Dariel. Matanya menatap dalam wajah tenang lelaki itu.
Bohong jika Givana tidak jatuh akan pesonanya, bohong jika Givana bilang dia membencinya, bohong jika Givana bilang ia tak menyukai sikapnya.
Nyatanya, Givana jatuh juga. Tapi Givana akan tetap bersikap seolah-olah dia tak menyukai Dariel. Demi keselamatannya.
"Belum puas mandangin gue nya?" Pertanyaan Dariel membuyarkan pikiran Givana.
Givana membuang mukanya. Astaga, malu sekali!
"Gak sengaja" balas Givana cuek.
Dariel tertawa kecil "Bilang aja suka liat kegantengan gue, gak masalah kok"
Givana merasa pipinya yang awalnya panas kian lebih panas "Mau masuk dulu gak?" Tanya Givana mengalihkan topik.
"Mau sebenernya, tapi gue gak bisa. Mama minta gue cepet pulang soalnya" jawab Dariel jujur.
Givana mengangguk saja "Oke, makasih"
"Sama-sama" jawab Dariel.
Givana mengangkat alis "Kenapa masih disini?" Tanya Givana.
"Nunggu lo masuk"
"Gak usah, lo pulang sekarang. Gue masuk setelah lo pergi" ujar Givana.
Dariel menggeleng "Lo duluan"
Givana menghela nafas. Ia tak ingin meributkan hal kecil seperti ini. Jadi ia memilih mengalah.
Ia-pun membalikkan tubuhnya. Hendak melangkah tapi Dariel kembali bersuara.
"Giva, kalau udah cinta gue bilang" ujar Dariel.
"Iya" hanya itu yang dapat Givana katakan. Ia kembali melangkahkan kakinya menuju rumah.
•
•
Givana memasuki rumah. Disana, di ruang tv ada si kembar yang tengah asik menonton. Aneh, Givana baru melihat lelaki yang amat mencintai tv.
Kaki Givana melangkah mendekat. Hingga dia tiba di belakang sofa yang Aidan dan Aiden duduki, ia berhenti sebentar.
Bruk!
Dengan nekat, Givana melompati sofa dari belakang dan terduduk diantara keduanya.
Aidan dan Aiden sontak menoleh kaget. Astaga, gadis ini mengejutkan sekali!

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...