Kesel banget ih, bab nya gak kesimpen terus, pada ilang😭.
Padahal udah lumayan nulis, eh di telan😘 kan males ngulang lagii.
Tapi gak papa.
• Alright, let's start fresh!
Selamat membaca~
•
•
•
~
Givana menyunggingkan senyum santai. Baru saja, Maven memberinya sebuah makanan yang katanya dari Ibu lelaki itu dengan atas ucapan terimakasih telah membantu memilihkannya hadiah.
"Thanks" ujar Givana.
Maven mengangguk "Ya, sama-sama"
Givana membuka tempat makanan itu dengan perlahan. Astaga, betapa nikmatnya hidangan ini.
Kombinasi antara mie goreng dan seafood.
Givana mengangkat wajahnya guna menatap Maven "Mau makan juga? Kebetulan gue suka berbagi"
Maven menggeleng "Enggak, lo aja"
Mendengarnya, Givana segera mengambil sumpit yang tersedia disana. Mencoba makanan tersebut dengan penuh minat.
Givana meresapi rasa yang ada pada lidahnya. Satu kata yang ia dapatkan, lezat!
"Ini enak loh, beneran gak mau?" Tanya Givana.
Maven menatapnya lurus "Enggak"
Kegiatan Maven yang sedang menatapi Givana harus terhenti kala ponselnya tiba-tiba berdering. Ia-pun segera mengangkatnya.
"Hm"
"..."
"Gue kesana"
"..."
Tut!
"Giva, sorry, gue gak bisa nemenin lo lebih lama, gue ada urusan mendadak" ujar Maven.
Givana mengangkat wajahnya "Gak papa"
Maven beranjak "Sekali lagi makasih dan maaf" setelahnya Maven berlalu pergi.
Givana memandang punggung Maven yang semakin menjauh. Ia tahu urusan apa yang Maven maksud, Flora. Givana mendengar sedikit suara gadis itu tadi, hanya sedikit.
Ya, Givana tak mempermasalahkannya. Maven dan Flora mungkin memang akan tetap di takdirkan untuk bersama. Untungnya.. Givana tak sempat menjatuhkan hatinya pada Maven. Kalau itu terjadi, kacau sudah.
Givana adalah tipe orang yang amat pencemburu.
Givana sebenarnya pernah tertarik pada protagonis pria itu. Tapi entahlah, rasanya sekarang berbeda.
Dan lagi, Givana rasa dirinya mulai menerima Dariel. Givana mulai menerima sikap Dariel yang terkesan clingy.
Tapi sebelumnya Ia akan menahan hatinya sementara waktu untuk tidak jatuh lebih dari sekarang pada Dariel, kalau bisa. Givana ingin mengetahui situasi terlebih dahulu, jika tidak memungkinkan, ia akan memilih berhenti.
Jika baik, dengan senang hati Givana akan membalas cinta Dariel.
Bagaimana jika Dariel hanya bersandiwara?
Ya, Givana juga pernah berpikir seperti itu. Tapi, saat Dariel bersikap manja dan posesif atau mengatakan perasaannya pada Givana, Givana tak melihat kebohongan sedikitpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...