Hello para sahabat👋🏼😻 makasih udah mau baca sampai sini..
Tapi sebelumnya maaf, kalau kamu ngerasa gak cocok atau gak suka sama cerita ini, bisa langsung skip aja, jangan meninggalkan komentar negatif, ok?
Jika kamu memiliki saran atau pendapat, aku senang mendengarnya dalam komentar yang membangun. Sekali lagi makasih...💞
_
Selamat membaca~
•
•
•
Givana melirik sinis pada Aiden yang baru saja memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu."Ngapain?" Tanya Givana ketus.
"Minjem charger" jawab Aiden seraya melangkah untuk mengambil charger milik Givana.
"Balikin lagi, mau gue pake!"
"Iya"
Ceklek
"AAAAA!!"
Givana dan Aiden menoleh kaget. Astaga, Velisya, gadis itu!
Brak!
"GIGIII, SIAPA ITU?!" Teriak Velisya dari dalam kamar mandi.
"Abang gue!" Sahut Givana dengan sedikit berteriak.
Aiden diam tak bergeming. Kenapa sahabat dari Givana lebay sekali? Ia hanya melihat sebentar. Lagipula gadis itu memakai handuk, tidak telanjang.
"UDAH KELUAR BELUM?!" Teriak Velisya lagi.
Givana sontak menengok pada Aiden "Lo ngapain masih disini, sana!" Usir Givana.
Aiden mengedikkan bahunya acuh "Ini juga mau pergi" ucapnya seraya berjalan menuju pintu keluar.
Ceklek
"UDAH BELOM GI?"
"Udah!"
Ceklek
Velisya keluar dengan wajah yang memerah seperti tomat.
"Sialan, kenapa lo gak bilang kalau ada Abang lo tadi?!" Tanya Velisya dengan tak santai.
Givana tak menjawab. Biarkanlah sahabatnya itu mengomel-ngomel.
Velisya mendengus kala tak mendapati jawaban. Ia melangkahkan kakinya pada lemari pakaian milik Givana.
"Ini, yang mana?" Tanya Velisya.
"Yang mana aja" jawab Givana.
Velisya-pun mengambil salah satu piyama dan segera memakainya. Meletakkan kembali handuk pada tempatnya.
"Huh, anjing, tadi dia liat tubuh mulus gue gak ya?" Tanya Velisya seraya berjalan menghampiri Givana.
"Lo pake handuk Sya" jawab Givana malas.
"Iya, maksudnya dia liat gak?"
"Pasti liat"
"Tuh kan! Malu banget dong guee!!" Pekik Velisya merasa sangat malu.
Givana tak membalas.
"Mau makan malam dulu gak?" Tanya Givana.
"Mau lah! Lapar banget nih" jawab Velisya tanpa mengenal rasa malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...