20

16.4K 2K 137
                                        

Halo halo apw kabar?

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki

###

Tubuh Drey menabrak dinding kamar mandi tidak pelan tapi juga tidak keras.

Vyan menurunkan sebelah kakinya yang baru saja menendang Drey.

Seth menatap terkejut Vyan. Ia tidak menyangka Vyan bisa melakukan seperti itu. Itu sangat mengejutkannya.

"Diam."

Drey yang ingin mengumpat kembali menutup mulutnya dengan patuh. Ia merinding melihat tatapan tanpa ekspresi dari Vyan. Dan lagi, ia tidak bodoh untuk tidak membuat masalah dengan Vyan yang notabenenya putra bungsu Stuviealigh.

"Baiklah. Abaikan saja. Sekarang, kita keluar."

Seth berjalan menuju pintu tapi tidak mendengar langkah kaki di belakangnya hingga mau tidak mau menengok ke belakang. Ia menatap bingung Vyan yang masih diam terpaku di tempatnya.

"Ada apa? Masih marah?"

"Tidak," jawab Vyan dengan singkat.

"Lalu?"

Vyan menatap Seth dengan tatapan rumit.

Seth menatap wajah pucat Vyan, lalu mengingat sesuatu dan buru-buru mendekati Vyan. "Ada apa? Apakah dadamu sesak? Kamu perlu obat?"

"Tidak. Hanya saja...."

"Apa? Cepat katakan!"

Vyan menatap Seth lalu berucap, "Kakiku kebas."

"Kebas?" Seth menatap Vyan dengan bingung.

"Tubuhnya berat dan keras. Kakiku jadi mati rasa untuk sementara. Seharusnya, akan baik-baik saja setelah beberapa saat."

"..." Seth tidak tahu harus merespon seperti apa. Bukankah tadi Vyan terlihat heroik, tapi sekarang, padangan itu terpecah karena ini.

Drey yang dikatakan berat dan keras memasang wajah tidak puas. "Aku tidak gemuk!"

"Tapi kamu berat," jawab Vyan dengan entengnya.

"Kamu menyebalkan!"

"Oh."

Drey Memilih bungkam. Ia tahu tidak bisa berdebat dengan Vyan.

"Jangan meladeninya lagi. Aku akan membantumu berjalan."

"Terima kasih."

Seth membantu menuntun Vyan keluar dari kamar mandi.

Ada beberapa orang berseragam tukang kebun dan petugas pembersihan kamar mandi berdiri tidak jauh dari pintu.

"Aku baik-baik saja. Lanjutkan aktifitas kalian," ucap Vyan mendapati tatapan mereka ke arahnya. Ia tahu jika mereka adalah bawahan sang ayah atau sang paman yang menyamar, dan ditugaskan untuk mengawasinya.

***

Vyan dan Seth duduk di bangku pinggir lapangan. Tidak banyak orang di sana. Karena letaknya yang di sudut.

"Ada apa dengan keningmu?" tanya Seth ketika menyadari ada lebam biru di kening Vyan.

Menyentuh sudut lebamnya, Vyan menjawab, "Hanya tidak sengaja terjatuh."

"Benarkah?"

"Hm."

Suasana kembali hening. Keduanya menikmati keterdiaman masing-masing yang nyatanya terasa nyaman. Karena terkadang tidak perlu terus berbicara untuk membuat kenyamanan.

"Bagaimana kabar papa dan mama?"

"Baik."

"Kakak?"

"Baik juga."

Suddenly!: Another NPC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang