25 -

36.4K 1.7K 16
                                        

Tandai kalau ada typo!

______
|Happy reading|




~

Bantuan yang Maven maksud ternyata menemani lelaki itu membeli sebuah hadiah untuk Ibunya.

Setelah sekian lama menghabiskan waktu untuk membeli barang-barang, akhirnya mereka-pun selesai.

Dan sekarang Maven dan Givana sudah berada di dalam sebuah mobil Ferrari milik lelaki itu.

"Udah, langsung pulang?" Tanya Maven.

Givana hendak mengeluarkan suara untuk menjawab tetapi dering ponselnya lebih dulu terdengar.

Givana mengeluarkan ponselnya dari tas. Disana tertara telpon dari seorang tak di kenal masuk.

Selanjutnya Givana menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan ponselnya pada telinga.

"Hallo?"

"Hallo, ini Givana kan?"

Givana mengernyit heran.

"Iya, saya Givana. Siapa ya?"

"Ini Tante, Mamanya Dariel"

"Ah, iya. Kenapa Tan?"

"Sebelumnya Tante minta maaf kalau ganggu kamu, tapi Tante mau minta tolong boleh?"

"Selagi aku bisa, aku pasti bantu Tante"

"Makasih Giva, Kalau boleh, kamu bisa ke rumah sakit sekarang? Dariel minta kamu buat dateng, dia gak mau makan"

Givana terdiam sejenak. Rupanya Dariel sudah bangun dari komanya. Tapi kenapa lagi dengan lelaki manja itu.

"Mm.. boleh Tan, aku kesana"

"Oke, sekali lagi makasih Givana, dan maaf. Tante tutup ya, sampai jumpa"

Tut!

Panggilan terputus.

Givana menghela nafas. Padahal dirinya sudah lelah, tapi mana mungkin Ia menolak permintaan kecil dari wanita paruh baya itu.

"Kenapa?" Tanya Maven.

Givana menoleh "Lo balik sendiri aja, gue ada urusan"

Maven mengerutkan keningnya bingung "Urusan? Urusan apa?"

"Gue harus kerumah sakit, tempat Dariel" jawab Givana.

"Dariel? Ngapain? Dia udah sadar?" Tanya Maven berturut-turut.

Givana mengangguk malas "Udah, kalau gitu gue keluar, makasih traktirannya"

Baru saja Givana akan membuka pintu, Maven lebih dulu menahan "Gue anter, sekalian" ujarnya.

Givana kembali menatap Maven, terdiam sebentar "Yaudah".

Transmigrasi Ephemeral MaidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang