Gleen bertransmigrasi ketubuh seorang figuran yang bernasib malang, di campakkan oleh suami sendiri dan selalu mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya sendiri, Gleen bertekad akan mengubah nasib malang sang figuran.
Akankah Gleen berhasil mengubah...
Mindy sekarang berada di depan ruang rawat inap Olivia, "Ck ngga punya malu dia." Cibir seorang gadis dengan menatap sinis Mindy, gadis itu adalah Stella.
Mindy hanya diam, ia tak ada tenaga untuk meladeni Stella atau siapapun, Mindy benar-benar ingin istrahat, apalgi lukanya belum sembuh.
"Meminta maaf dengan sopan pada Olivia, jika tidak kamu akan tau akibatnya." Ucap Asher lalu menarik Mindy masuk kedalam ruang inap Olivia.
Terlihat Olivia tengah memakan buah, lalu Olivia menoleh kearah mereka berdua, terlihat wajah Olivia bingung, sedangkan seorang wanita paruh baya menatap tak suka Mindy.
"Olivia, apakah kamu sudah lebih baik?" Tanya lembut Asher dengan melepaskan cekalan pada legan Mindy.
"Aku sudah lebih baik Asher, oh iya Mindy kesini untuk menjenguk ku ya?" Tanya Olivia dengan menatap Mindy.
"Iya sekaligus untuk meminta maaf pada mu karena telah mendorong mu" Ucap Asher yang membuat Olivia bingung.
"Hah? mendorong? apa maksud mu Asher? aku terjatuh karena aku ceroboh bukan karena di dorong." Jelas Olivia yang membuat semua orang yang berada disana terkejut namun tidak dengan Mindy.
"Tapi kata Stella, wanita itu mendorong mu Livi." Ucap wanita paruh baya itu dengan menujuk Mindy.
"Apa? Stella mengatakan itu? huh itu tidak benar, kalo kalian tidak percaya lihat cctv saja, pantas saja mami melihat Mindy seperti itu, ternyata kalian salah paham." Jelas Olivia.
Asher pun terdiam, ia menatap Mindy, terlihat Mindy hanya diam dengan menunduk, rasa bersalah menyerang Asher, ia benar-benar menyesal terlihat menyakiti Mindy, namun penyesalan nya sudah tak berarti.
"Mindy." Panggil Asher dengan mendekati Mindy.
Mindy tak menjawab, bahkan Mindy menepis tangan Asher saat Asher akan memegang tangannya, Asher melihat itu pun semakin merasa bersalah.
"Maaf, sebaiknya kita perlu bicara." Ucap Asher lalu memegang lengan Mindy.
Asher pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Olivia, dan itu membuat Olivia bingung, namun ia tak menghiraukan nya, Olivia malah kembali memakan buah yang telah di potong oleh sang ibu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mindy sekarang berada di kamarnya ia tengah berbaring dengan membelakangi Asher yang tengah duduk di sofa.
"Mindy aku minta maaf."
Asher benar-benar menyesal, andai ia tidak gegabah dan menghukum Mindy, semuanya pasti akan baik-baik saja.
Mindy tetap terdiam, sedari tadi Asher terus saja mengoceh dan Mindy tidak menanggapinya, Mindy malah menatap tembok di depannya.
"Mindy apa yang harus aku lakukan agar kamu memaafkan ku?" Tanya Asher dengan frustasi.
"Cerai." Satu kata yang Mindy ucapkan dan itu membuat Asher menggeleng dengan cepat.
"Tidak Mindy." Ucap Asher dengan terus menggeleng.
Mindy yang mendengar itu menghala nafas kasar, ia sangat muak sekarang, benar-benar muak, Mindy pun berdiri lalu berjalan kearah Asher.
Asher melihat itu pun tersenyum bahagia, namun tak lama senyumnya itu luntur, karena Mindy berjalan kearahnya hanya untuk menamparnya.
"Sakit? tapi yang aku rasakan lebih dari itu Asher." Mindy menatap Asher penuh kebencian.
"Apa? mau marah? mau tampar balik? atau mau cambuk lagi? atau mau membuat trauma baru lagi? melemparkan ku ke kandang buaya? ayok lakukan, lakukan yang kamu mau Asher, asalkan aku terbebas dari mu." Ucapan menohok Mindy yang membuat jantung Asher seperti di tusuk oleh ribuan pisau.
"Mindy, maaf..."
Mindy tertawa keras lalu ia mencengkram bahu Asher, menatap Asher dengan tatapan tajam dan kebencian.
"Maaf? apakah maafmu itu bisa menyembuhkan semua luka ku Asher? tidak, jawabnya tidak."
Mindy melepaskan cengkraman di bahu Asher dengan kasar lalu mendorongnya, Asher pun menunduk ia sangat merasa bersalah pada Mindy.
"Keluar, keluar dari kamar ini Asher, aku benci melihat wajahmu." Ucap Mindy dengan menunjuk pintu kamarnya.
"KELUAR, AKU BILANG KELUAR ASHER." Teriak marah Mindy.
Asher yang mendengar itu pun melangkah menjauhi Mindy, dengan sesekali melirik Mindy, sedangkan Mindy hanya melihat lurus kedepan, Asher menghela nafas dengan berat.
"Takut." Lirih Mindy, nyaris tak terdengar
sejujurnya Mindy sangat takut pada Asher, tapi ia benar-benar muak dengan pria itu yang seolah-olah itu hal yang bisa di maafkan dengan mudah.
Dengan tubuh gemetar Mindy berjalan kearah ranjangnya, lalu membaringkan tubuh dengan perlahan, Mindy kembali menatap tembok tak lama matanya terpejam.
Tbc.
Ada yang kesel nggak nih sama Asher? atau malah kesel sama Bunny nih?
Oh iya Bunny bener-bener minta maaf karena alur cerita Mindy itu lambat, karena Bunny benar-benar pengen enjoy untuk cerita Mindy.
Terimakasih telah membaca.
Baca chapter 17 dulu ya, biar nyambung, dan jangan lupa untuk vote dan komen agar Bunny terus semangat update cerita Mindy ini.