Gleen bertransmigrasi ketubuh seorang figuran yang bernasib malang, di campakkan oleh suami sendiri dan selalu mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya sendiri, Gleen bertekad akan mengubah nasib malang sang figuran.
Akankah Gleen berhasil mengubah...
Seorang gadis membuka pintu, yang pertama kali gadis itu lihat adalah Mindy yang tengah tertidur membelakangi nya, gadis itu bisa melihat luka cambuk di punggung Mindy.
"Nyonya Mindy." Panggil Elva dengan lirih.
Ya gadis itu Elva, gadis itu membawa nampan yang berisi makanan seperti sop, buah dan juga air putih, Elva pun berjalan menuju Mindy, namun entah mengapa Mindy malah ketakutan saat melihat ia berjalan mendekati Mindy.
"Nyonya, ini sarapan untuk anda." Ucap Elva dengan menaruh nampan.
Mindy tak menjawab, Mindy malah menatap Elva dengan ketakutan dan juga waspada, Elva pun menghela nafas dengan kasar.
"Maafkan saya nyonya, saya tidak bermaksud untuk menyakiti anda." Lirih Elva yang berharap Mindy mengerti dengan posisinya.
Mindy masih saja tak menjawab, bahkan wanita itu sekarang memalingkan wajahnya, Elva melihat itu semakin merasa bersalah.
"Nyonya, anda harus sarapan." Elva mencoba lagilagi, suaranya terdengar lembut "Demi... demi calon bayi anda"
"Pergi." Hanya itu yang Mindy katakan, Elva yang mendengar itu pun menjadi murung.
"Kalo gitu, saya pamit dulu, Nyonya." Elva pun berbalik, langkahnya terasa berat untuk meninggalkan Mindy seorang diri.
Mindy menatap nampan di depan nya dengan tatapan dingin, ia tidak ingin menerima makanan itu, namun naluri seorang ibu sangatlah kuat, mau tak mau ia harus memakan makanan di depannya itu.
Dengan tangan gemetar, Mindy mengambil sendok, menyendok sup ayam, uap hangat mengepul, membawa aroma yang sedikit menenangkan, ia menyesapnya perlahan, mencoba melupakan rasa sakit dan ketakutan yang mencengkeramnya.
"Maafkan mommy." Lirih Mindy dengan air mata yang membasahi kedua pipinya.
Mindy pun kembali membaringkan tubuhnya setelah mendorong nampan itu, ia berbaring dengan membelakangi pintu, Mindy sangat berharap tidak melihat wajah Asher untuk selamanya, Mindy sangat trauma dengan Asher.
"Aku harus kuat, setidaknya demi hidup bahagia bersama bayiku."
Mindy tersenyum kecil dengan membayangkan tengah bermain dengan sang anak, Mindy pun memeluk tubuhnya dengan erat, memikirkan hal indah bersama anaknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pintu terbuka terlihat Asher berdiri tegak di pintu itu, Asher menatap punggung Mindy dengan datar, ia melihat luka cambuk yang ia berikan.
"Kenapa harus kasian itu kan salahnya." Guman Asher yang menepis perasaan bersalah pada Mindy.
"Bangun." Satu kalimat yang Asher katanya dan itu membuat tubuh Mindy bergetar.
Mindy menutup mulutnya dengan keduanya tangannya, ia menahan tangisan nya, Mindy sangat takut Asher akan mencambuk dirinya kembali.
"Bangun Mindy, saya bilang bangun, atau ingin di hukum lagi?" Ancam Asher.
Mindy mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk, kepalanya menggeleng dengan cepat, jantung nya berdetak dengan kencang, rasa takut memenuhi pikiran Mindy.
Tanpa aba-aba Asher menarik lengan Mindy dengan kencang hingga Mindy pun berdiri, Mindy pun tersentak kaget, Asher pun berjalan dengan menarik Mindy.
Mindy yang di tarik pun hanya bisa pasrah dan menurut, Mindy melihat beberapa pelayan disana menatap punggung nya dan itu membuat Mindy tak nyaman.
Mereka berdua pun sampai di kamar Mindy, lagi-lagi Asher membuat Mindy terkejut karena ia di dorong masuk kedalam kamarnya dengan kasar.
"Cepat ganti pakaian mu." Tintah Asher dengan suara dinginnya.
Mindy tanpa berkata apapun menutup pintu nya, ia pun melakukan yang Asher pinta, karena dalam pikiran Mindy saat ini adalah, jika ia tak menurut ia akan di cambuk lagi.
Setelah selesai Mindy pun membuka pintu, Asher pun mengamati Mindy, namun tak lama Asher pun kembali mencengangkan lengan Mindy, lalu menariknya kembali.
"Kamu harus meminta maaf pada Olivia, dan kamu harus bersikap sopan disana, jika tidak kamu akan tau akibatnya Mindy." Ucap Asher dengan melihat lurus kedepannya.
Mindy tak menjawab, ia hanya menunduk dengan perasaan yang tak menentu "Jangan takut Mindy, jangan takut, itu bukan salah mu." Batin Mindy berusaha menahan perasaan yang tak menentu.
Keduanya pun telah berada di dalam mobil, hening itu lah terjadi, namun pikiran dan batin Mindy, kepalanya terasa pusing, pikirannya penuh dengan hal-hal yang menakutkan.
Tbc.
Kalian tim Mindy Asher pisah atau tim Mindy Asher tetap bersatu nih??komen yaa.