16. BTAW 🌧🌱

23.9K 986 80
                                        

Peringatan.

chapter ini mengandung kekerasan, jadi yang tidak suka dan di bawah umur tolong skip, dan jangan pernah meniru, karena ini hanya sebuah cerita karangan.

🌧🌱 BTAW 🌧🌱

Mindy tengah berdiri di tepi kolam berenang, namun Mindy tidak sendirian disana ada Stella sepupu Asher dan juga Olivia.

Saat Mindy akan berjalan menjauh terdengar jeritan Stella yang membuat Mindy membalikkan tubuh nya, tanpa Mindy sadari Stella tersenyum menyeringai.

"Ada apa Stella." Tanya panik Asher pada Stella.

"Kak Olivia terjatuh di dorong kak Mindy." Ucap Stella dengan lirih.

Mindy yang mendengar itu melotot, ia tak percaya Stella sepupunya Asher itu menuduhnya sedangkan Asher pria itu menceburkan diri ke kolam renang, Stella gadis itu menangis di pelukan sang ibu

Asher pun muncul ke permukaan, ia menatap Mindy dengan tajam "Bawa wanita itu keruangan bawah tanah." Tintah Asher pada salah satu pria yang berpakaian hitam.

"A-apa? aku tidak melakukan kesalahan apapun, itu bukan salahku." Ucap Mindy.

Asher tidak mendengarkan ucapan Mindy, ia terus berjalan dengan menggendong Olivia, sedangkan Mindy di tarik oleh orang suruhan Asher.

Mindy mencoba untuk memberontak dan terus berteriak meminta tolong, namun orang-orang berada disana seakan tuli, mereka pergi begitu saja.

"Lepaskan, aku tidak melakukan kesalahan apapun." Ucap Mindy dengan terus memberontak.

Mindy di tarik dengan kasar, mereka menarik Mindy tanpa memperduli kan ucapan Mindy, setelah sesampainya di mobil, Mindy di paksa masuk kedalam mobil itu.

"Aku tidak salah." Lirih Mindy dengan air mata yang mengalir.

Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, Mindy melihat kearah jendela, ia berharap semuanya ini mimpi, ia sangat takut sekarang, entah apa yang terjadi padanya.

"Semuanya akan baik-baik saja." Guman Mindy menyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Namun di dalam hati kecil Mindy ada rasa ragu, namun ia mengulangi kata bahwa semuanya akan baik-baik saja, walaupun ia tau itu tidak pasti.

Mereka pun sampai di mandi, pintu mobil pun di buka, lagi-lagi orang itu menarik Mindy dengan kasar, Mindy yang di tarik pun hanya bisa pasrah.

Mereka pun sampai di mandi, pintu mobil pun di buka, lagi-lagi orang itu menarik Mindy dengan kasar, Mindy yang di tarik pun hanya bisa pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun." Tintah Asher pada Mindy.

Mindy yang tengah tertidur dengan meringkuk itu pun membuka mata nya perlahan, bibirnya terlihat pucat, tubuh nya pun bergetar, rambut nya pun terlihat basa.

"Mindy kesalahan mu kali ini tidak bisa di maafkan." Ucap Asher dengan menatap dingin Mindy.

"B-bukan s-salahku." Mindy berbisik suaranya nyaris tak terdengar.

Asher yang mendengar itu pun terkekeh, ia mendekati Mindy namun dengan cambukan di tangan nya, Mindy yang melihat itu pun gemetar ketakutan.

"Apa yang akan kau lakukan Asher?"  Suara Mindy bergetar, ia menatap Asher dengan ketakutan dan waspada.

Asher meraih tangan Mindy,  menariknya hingga membuat gadis itu berdiri, ia memegang bahu Mindy erat-erat.

"Aaaa!"  Jeritan Mindy menggema saat cambuk pertama mendarat di punggungnya, rasa panas dan perih menjalar, membuat tubuhnya menegang.

"Sakit?" Asher mencibir. 

"Ini baru permulaan Mindy" 
Cambukan berikutnya lebih keras, membuat Mindy terhuyung. 

Mindy jatuh berlutut, tubuhnya gemetar hebat, air mata mengalir di pipinya.

"Siram dia dengan air lemon itu."  Perintah Asher kepada Elva, seorang gadis muda yang berdiri di kejauhan.

Elva tampak ragu, namun ia tetap mendekat, membawa nampan berisi air perasan lemon.  Ia menatap Mindy dengan iba.  "Maaf, Nyonya Mindy," bisiknya lirih.

Byurr. 

Air lemon dingin membasahi luka-luka di punggung Mindy, jeritan Mindy kembali menggema, lebih menyayat daripada sebelumnya.

Asher hanya mengamati, tanpa ekspresi, setelah beberapa saat, ia berbalik dan pergi, meninggalkan Mindy yang tergeletak di tanah, merintih kesakitan.

Elva menunduk, merasa bersalah.  "Maaf, Nyonya... saya tak bisa berbuat apa-apa," gumam Elva sebelum  menyusul Asher.

Mindy menangis, tubuhnya meringkuk menahan rasa sakit yang luar biasa.  "Kenapa... kenapa dia begitu kejam?  Aku tidak mendorong wanita itu..."  bisiknya lirih.

Tangannya terulur, menyentuh perutnya yang membuncit.  "Kamu harus kuat, Nak,"  ucapnya lembut.  "Mommy akan selalu bersamamu, apapun yang terjadi."

Mindy pun memejamkan mata berharap rasa sakit di punggungnya akan hilang, walaupun itu mustahil, Mindy sekarang hanya bisa berharap dan terus berharap.

Tbc.

Bunny double update, chapter ini mengandung kekerasan, dan jangan pernah menirunya okey? ini hanya karangan Bunny.

Become The Antagonist's Wife (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang