Gleen bertransmigrasi ketubuh seorang figuran yang bernasib malang, di campakkan oleh suami sendiri dan selalu mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya sendiri, Gleen bertekad akan mengubah nasib malang sang figuran.
Akankah Gleen berhasil mengubah...
Mindy tengah berdiri di depan jendela, ia melihat di bawah sana ada beberapa orang berpakaian baju hitam tengah berjaga.
"Gimana caranya kabur? kaca ini emang bisa di buka, tapi di bawah sana." Ucap Mindy dengan melihat ke bawah.
Mindy menghela nafas dengan berat, namun tak lama Mindy melihat para pria yang berpakaian itu pergi satu persatu, saat salah satu pria itu melihat ponselnya.
"Kenapa mereka pergi dari situ? tandanya aku bisa kabur."
Wajah Mindy terlihat berbinar, namun Mindy terdiam sesat lalu menepuk jidatnya.
"Aku kan tengah hamil, bagimana kalo aku terjatuh?" Mindy pun terdiam sejenak, ia memikirkan cara kabur dari Asher.
Saat Mindy tengah berpikir cara kabur, tak sengaja ia melihat Asher menenangkan seorang wanita yang tengah menangis, dan wanita itu adalah Olivia.
"Mau nya dia apasih? kalo mau Olivia yaudah tinggal pisah aja apa susahnya coba." Geram Mindy
Mindy ingin hidup tenang dan damai dengan sang anak, tapi sepertinya Asher tidak ingin ia hidup tenang dan damai.
"Baby kamu setuju kan kita tinggal hanya berdua?" Tanya Mindy dengan mengusap perutnya.
"Mommy yakin kamu pasti setuju, kita pergi dari sini ya, kita pergi sangat jauh, hingga pria itu tidak bisa menemukan kita."
Mindy terus saja berbicara dengan menatap perut, sesekali ia mengusap perut nya dengan lembut, tanpa Mindy sadari di bawah sana Asher melihat Mindy.
"Asher kamu dengar nggak sih?" Tanya kesal Olivia.
"Hah apa?" Bukannya menjawab Asher malah bertanya.
"Kamu nyebelin, tau gitu aku nggak mau ketemu kamu." Wajah Olivia terlihat cemberut.
Asher yang mendengar itu pun menjadi panik "Maaf Oliv, aku tadi sedang mengawasi sepupuku." Bohong Asher.
"Sepupu? maksud mu Mindy?" Tanya Olivia dengan penasaran.
"Iya Mindy, sepupu ku yang pernah aku kenalkan pada mu." Jawab Asher.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang bersembunyi di balik pohon tempat mereka duduk dan juga jarak pohon itu tidak terlalu jauh, jadi orang yang bersembunyi di balik pohon itu bisa mendengar nya.
"Sepupu? Mindy sepupunya? memang seharusnya Mindy tidak menikah dengan pria." Ucap orang itu dengan mengepalkan kedua tangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu minggu berlalu dan kehidupan Mindy selalu monoton, tidur, makan, melamun, tidur, makan, melamun, itu saja aktifitas Mindy selama seminggu ini.
"Kapan aku bisa bebas dari Asher."
Mindy menatap atap kamarnya, ia memikirkan tujuan Asher, namun tak lama Mindy memijat pelipisnya yang terasa pusing, bukannya menemukan jawaban Mindy tujuan Asher, kepala nya malah terasa pusing.
"Tujuan pria itu apa?" Tanya Mindy entah pada siapa.
Tiba-tiba Mindy pun bangun dari tidur nya "Apa jangan-jangan keluarga Asher mengancam Asher agar tidak berpisah dengan ku?"
"Ya, sepertinya itu permasalahannya, aku akan berdiskusi dengan Asher soal ini, setelah itu aku meminta untuk Asher membebaskan ku, dan kita perpisahan." Ucap Mindy dengan semangat.
Wajah Mindy terlihat sangat senang, hingga terdengar suara pintu di buka, Mindy pun membalikkan badannya, lalu berlari kearah Asher yang baru saja membuka pintu.
"Asher aku ingin berdiskusi dengan mu." Ucap Mindy dengan semangat.
Asher mendengar itu pun menatap bingung Mindy "Berdiskusi? tentang apa?" Tanya Asher menatap heran Mindy.
"Aku akan membujuk kedua orang tua mu untuk setuju dengan hubungan mu dengan Olivia, tapi setelah itu kita berpisah." Mindy berucap dengan semangat.
Namun bukannya menjawab Asher malah tertawa "Sejak kapan orang tua ku tidak setuju dengan Olivia? hahaha kamu sangat lucu." Mindy pun melotot, ternyata duganya salah.
"Hah jadi bukan itu alasan kamu menahan ku disini?" Tanya Mindy dengan menatap Asher.
"Tentu saja bukan kucing manisku yang cerewet." Jawab Asher.
Mindy pun menghela nafas kecewa, ia pun berjalan menjauhi Asher, lalu duduk di sofa dengan raut wajah yang kecewa.
"Ternyata dugaan ku salah." Guman Mindy.
"Hey, kucing manis, kenapa wajah nya begitu?" Tanya Asher dengan duduk di sebelah Mindy.
"Jika aku bertanya, apakah kamu akan menjawab jujur Asher?" Tanya Mindy dengan menatap Asher.
"Tentunya, tapi tergantung pertanyaan mu." Jawab Asher yang membuat Mindy kembali menghela nafas.
"Percuma saja aku bertanya pada nya." Batin Mindy dengan menatap kedepan.
Mindy terus memikirkan semua kemungkinan yang terjadi, namun sepertinya otak kecil nya itu menolak untuk berpikir sedikit keras.
Tbc.
Kalian sama ngga nih sama Mindy? penasaran juga sama Asher?
Jangan lupa vote, komen, dan Follow ya, terimakasih telah membaca cerita Bunny.