21 - Ayah

43.3K 1.8K 13
                                        

Tandai kalau ada typo!

______
|Happy reading|

~

Givana atau Alena, menatap kosong sosok yang ada di hadapannya kali ini. Orang yang selama ini selalu Ia rindukan, Ayah kandung Alena.

"Ayah.." panggilnya tak berdaya.

Ayah Alena tersenyum hangat "Yes sweetie? Ayah disini"

Tak bisa, Alena tak bisa untuk tak menangis "Ayah... Ayah kemana aja? Kenapa ninggalin Lena sendiri?"

"Sendiri? Kamu gak sendiri" jawab Ayah Alena.

Alena menggeleng "Lena sendiri, gak ada siapa-siapa disini, Lena sendiri" balasnya tak setuju.

"Kata siapa? Banyak orang-orang di samping kamu, jangan khawatir"

"Gak mau, Lena gak mau disini, Lena capek, harusnya Lena udah sama Ayah, kan, sekarang?" Tutur Alena.

"No, putri Ayah kuat, capek? Kamu tau arti capek?"

"Ayah.. hiks, Lena gak bisa, bawa Lena pergi dari sini"

Ayah Alena hanya membalasnya dengan senyum manis.

"Ayah, Lena gak baik-baik aja, Lena disini tersiksa, gak ada yang namanya hidup lebih baik" Alena berbicara seperti tengah mengadu pada Ayahnya.

"Jadi.. ajak Lena bareng Ayah" pintanya dengan suara pelan.

"Tempat kamu disini" jawab Ayah Alena.

"Tempat apa? Tempat kedua Lena di siksa?" Alena berujar dengan tersenyum miris.

"Kamu pasti bahagia"

"Kapan?"

"Ayah, Lena mau peluk"

Ayah Alena kembali mengembangkan senyum "Sini" ucapnya seraya merentangkan tangannya.

Alena berusaha bangkit. Tapi tunggu, kenapa kakinya sesakit ini?

Tidak bisa, Ia tak bisa walau sekedar untuk berdiri. Bagimana ini?

Pandangan Alena turun, menatap kakinya sendiri.

"Ayah tolong, kaki Lena kenapa? Ayah? Ayah aja yang kesini"

Alena menaikkan pandangannya. Tidak ada. Ayahnya menghilang.

"Ayah?" Panggil Alena.

Alena mengalihkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, kemana Ayah?

"Ayah?!"

"Ayah.." suara Alena terdengar putus asa.

"Enggak, Ayah?!"

Transmigrasi Ephemeral MaidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang