WILTED FLOWER III

11.8K 714 92
                                        

Selamat Membaca ♡

Play : Bunga Maaf - The Lantis

Jangan lupa ramein dengan komentar kalian.

Buat kalian yang rajin vote dan komen 🫰🏻

• • • • • • •

Sebelumnya kata maaf dianggap sepele oleh Kailash. Lebih mementingkan egonya meski ia tahu bahwa yang dirinya lakukan merupakan sebuah kesalahan, kasar pada kekasihnya, membuatnya menangis, sayangnya Kailash lebih memilih bertahan pada keras kepalanya dibandingkan melontarkan kata maaf yang sesungguhnya memiliki makna mendalam, menenangkan, ketulusan dan keindahan. Kata yang dipandang sebelah mata, namun nyatanya memiliki efek penyembuh luar biasa untuk hati yang terluka.

Lalu sekarang kata maaf itu terlambat, hati kekasihnya terlalu sakit hingga tak mampu lagi memaafkan kesalahannya. Berdampak pada hubungan mereka yang berakhir, diakhiri sepihak oleh gadis cantiknya, dan Kailash hanya mampu terdiam membisu.

Memulai dari awal, tetapi bukan lagi di fase pedekate merebut hati kekasihnya itu, melainkan memperjuangkan kata maaf atas segala luka yang diberinya, mengakui semua kesalahannya dan mengungkapkan penyesalan mendalamnya.

Setiap langkah Kailash selalu gontai, memikul segala penyesalan di hatinya, tak ada lagi semangat sebab cahayanya perlahan-lahan telah menjauh. Hidupnya kembali gelap dan hampa. Yang dia lakukan hanya terus merenungkan segala kesalahannya, berjuang yang selalu berakhir sia-sia, menangis, lalu tertidur dalam keadaan menyedihkan.

Penampilannya sekarang tak serapi dulu, wajahnya pun tampak lesu, berantakan, kantung mata yang menghitam sebab jam tidur yang tak beraturan, berat tubuhnya menurun, tampak sedikit kurus. Kesehatannya kian menurun akibat aktivitas merokok yang berlebihan.

"Hanami." Nama indah yang dulunya ia nodai dengan umpatan, kini ia panggil selembut mungkin sembari memberikan senyum tulus untuknya. Melangkah cepat mendekati gadis cantik itu yang telah menjadi mantannya. Kailash menilik wajah yang selalu dirindukannya itu ketika sudah berada di hadapannya, ia rindu sekali, ia ingin mengusap pipinya, menciumnya selembut mungkin, namun sayangnya keinginannya itu telah menjadi angan-angan.

Semua karena dirinya yang telah menyia-nyiakannya.

"Maaf, walaupun mungkin kata maafku sudah terlambat, tapi sampai kapanpun kata itu akan selalu aku ucapkan." Panggilan yang lebih lembut, aku-kamu, ketika hubungan mereka telah berakhir. Sungguh ironis sekali. "Buat kamu, tolong diterima, ya?" Kailash menyodorkan sebuah paperbag yang di dalamnya berisikan kotak makan, beberapa cemilan kesukaan Hanami dan tentunya bunga tulip putih sebagai representasi permintaan maaf yang tulus.

Hanami menatap sendu paperbag itu--- pemberian yang selalu Hanami tolak selepas usainya hubungan mereka, namun Kailash tak henti-hentinya memberikannya sesuatu walau selalu berujung sia-sia. "Kak Kailash, berhenti, ya? Ini akan selalu berakhir sia-sia."

Senyum di bibir Kailash luntur, hatinya berdenyut nyeri, menyesakkan di dalam sana. Ia merasa kecewa tapi ini tak sebanding atas tindakan kasarnya dulu. Relung hatinya pun seolah bersuara, jika ia pantas menerimanya, ini karma yang harus ia terima atas effort Hanami yang dulu ia sia-siakan. "Sakit banget ya, Hanami?" Tentang luka yang ia berikan.

Hanami mengangguk pelan. "Bahkan saat liat wajah Kakak saja, aku merasa kesakitan," ungkapnya jujur.

"Maaf." Kailash tertunduk menyesal, rasanya sakit sekali.

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang