Sequel : 2. Debar Dan Kamar Ardan

26.9K 1.3K 124
                                        

Karena rame, jadi aku fokus ke mereka dulu ya 🔥

Ramein lagi,
Baca duluan ada bagi yang mau, link di profilku:)

Selamat membaca.

Myca membuka matanya, kepalanya terasa berat sekali. Pagi ini dia terbangun di bahu seseorang. Kedua mata Myca melotot samar.

Ardan terdongak karena bersandar ke belakang. Dia tidur sambil duduk dengan bahu dipinjam Myca.

"Pagi," Tobi menyapa hangat.

Ardan membuka matanya cepat lalu menatap Myca yang menoleh menatap Tobi. Jadi tidak ketahuan menatap Ardan.

"Nih, teh jahe hangat."

Myca mengerjap dan menggeleng. "Ga, makasih!" singkatnya galak.

Tobi melirik Ardan agak canggung. Ardan pun meraih gelas itu. "Ini minuman sehat, biar ga bersin lagi." dia angsurkan.

Myca melirik sebal dan meraihnya terpaksa. Apa membuatnya bersih?

Myca menatap lama dan menggeleng. "Engga, kamu aja!" kesalnya sambil dia angsurkan dan beranjak sampai jaket Ardan jatuh ke tanah.

Ardan menatap gelasnya lalu menatap kepergian Myca baru meraih jaketnya. "Myca," panggilnya lembut.

Myca tetap berjalan, dia masuk ke dalam rumah sementara mereka dengan terpaksa. Semua barang ada di dalamnya dan..

"Hatcuuu!"

"Galak banget, Dan." Tobi takut melihatnya, seperti kucing yang siap mencakar.

Ardan tersenyum. "Aku minum, makasih, Tob." dia meneguknya, padahal enak hangat. Pasti lumayan bisa meredakan sakit tenggorokan dan juga pening bekas bersin.

"Hari ini mau ke kota, Dan?" Tobi duduk di sampingnya.

"Hm, beli sesuatu." Ardan meneguk lagi dan menyimpannya di samping yang kosong.

Cuaca hari ini untungnya cerah, membuat sekitar hangat. Myca tidak akan bersin lagi jika hangat.

Selain alergi debu, kotor, Myca memang alergi dingin.

"Ehh.. Ada Ardan," Yuna menyapa, mulai merapihkan rambutnya. "Pagi, Ardan. Kamu—"

"Tobi, mba."

Yuna menekuk sekilas wajahnya. Sialan sekali dia di panggil mba. "Bukannya kita seumuran?" tanyanya.

Tobi beranjak. "Kayaknya, aku duluan Dan, mba." lalu pergi dengan mengulum senyum usil.

Yuna merasa moodnya langsung kacau. Dia di panggil mba di depan Ardan!

"Aku juga pamit." Ardan tersenyum tipis dan benar-benar pergi tanpa bisa Yuna cegah.

Ardan mengeluarkan ponsel Myca dari saku celananya. Gadis itu memberikan ponselnya secara cuma-cuma seolah tidak ada rahasia besar.

Entah memang tidak ada apa-apa atau Myca terlalu cuek.

Wallpapernya foto Myca dengan senyum manis hingga kedua matanya membentuk sabit yang cantik.

"Padahal secantik ini, kenapa harus galak.." gumamnya lalu membuka kunci yang tidak ada sandi atau sidik jari.

Ardan permisi dalam hati, dia ingin melihat foto obat lagi. Galeri pun dia buka dan mencarinya.

Ardan sesekali tersenyum melihat jepretan Myca yang ternyata bisa narsis juga, banyak sekali bunga daisy, kupu-kupu.. Entah hasil jepretan sendiri atau ambil dari google.

Dan foto obat pun ketemu, dia berhenti melihat-lihat lagi.

***

Myca meraih jaketnya. Semua pakaian serba tertutup. Kata Nada, dia tidak boleh seksi karena di desa bukan kota.

Brondong Next Door (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang