18| finding joy again

2 1 0
                                        

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa hidup lagi.

Bukan karena seseorang datang menyelamatkanku, tapi karena aku sendiri yang memutuskan untuk membuka pintu, keluar, dan menyambut hidup yang dulu terasa asing.

Ternyata... hidup masih bisa seru tanpa kamu di dalamnya.

Semuanya dimulai saat aku diterima kerja menjadi guru bimbel. Dan siapa sangka, hal yang membuat aku merasa hidup lagi justru datang dari tempat yang nggak pernah aku kira: ruang kelas kecil di sebuah bimbel, dengan suara anak-anak yang tumpah ruah setiap hari.

Ternyata menjadi guru menjadi salah satu titik balik yang diam-diam menyembuhkanku.

Anak-anak itu—dengan segala tingkah absurd, tawa receh, dan pertanyaan-pertanyaan nyeleneh mereka—bisa membuat aku tertawa, membuat hidupku menjadi lebih hangat, lebih ramai, dan menyenangkan.

Hari-hari yang dulu terasa berat, sekarang mulai terasa ringan.

Yang tadinya pikiranku penuh sama kamu, sekarang lebih sering sibuk mikirin gimana caranya ngajarin pecahan biar nggak bikin anak-anak pusing, atau gimana biar mereka semangat belajar tanpa disuruh.

Kehadiranmu mulai jarang mampir ke kepala. Bahkan kalau pun muncul, rasanya nggak lagi menyakitkan. Aku sekarang punya hidupku sendiri. Punya cerita baru yang nggak ada kamu di dalamnya.

Ternyata hidup tanpamu nggak sesuram yang aku bayangkan dulu.

Ternyata, bahagia itu bisa datang pelan-pelan—dari hal-hal sederhana, dari suara tawa anak-anak, dari rasa lelah yang menyenangkan.

Kalo aku menoleh ke belakang, rasanya masih nggak percaya aku bisa sampai di titik ini.

Dulu aku pikir, aku nggak akan pernah baik-baik aja tanpamu. Dulu aku pikir, kehilanganmu akan menjadi akhir dari segalanya. Tapi nyatanya, aku justru menemukan hidup yang lebih penuh, lebih damai, lebih tulus.

Aku bangga pada diriku sendiri, karena mampu bertahan dan bangkit.

Dan akhirnya aku bisa bilang:

Aku baik-baik aja. 

twenty steps to letting goWhere stories live. Discover now