Bab 24

38.9K 3.9K 265
                                        

"Gak boleh, Raka. Kamu udah terlalu banyak makan permennya."

Raka yang hendak mengambil satu tangkai permen warna kuning merengut kesal pada Kairo.

Memangnya kenapa tidak boleh, sih?
Padahal niatnya ke sini mau makan permen banyak-banyak. Pokoknya banyak-banyak! Banyak sekali!

"Aku suka permen."

Kairo menghela napas, dia mengambil satu tangkai permen di tangan Raka. Dan memperlihatkan dua toples di paperbag yang anak itu ambil beberapa menit lalu. "Ini gak cukup?"

Raka hanya memasang wajah datar. "Tapi, kan-" ucapannya terpotong oleh Kairo.

"Enough candy, oke?"

Raka mendengus, dia merampas dua toples isi permennya dari tangan Kairo. Tatapannya meliar tak mau menatap wajah orang di depannya ini. Ngambek.

Namun, Raka malah melihat Ichak sedang adu cekcok di pojokan rak permen dengan seseorang

Bentar, Raka kaya kenal orang itu siapa.

Raka melangkah mendekati Ichak dan orang itu. Mereka berdua sedang sibuk cekcok, jadi tidak menyadari kalau Raka semakin mendekat dan tangan kecilnya terulur mengambil ponsel dari saku celana Galaksi.

Sepertinya Raka memang suka mengambil barang milik Galaksi.

"Lo yang nabrak, ayo minta maaf." Ichak bersidekap dada.

Galaksi mengernyit sebal. Padahal anak itu duluan yang menabraknya, malah menyuruh dia meminta maaf. Tak akan sudi! "Eh, lo duluan yang nabrak, paok!"

Raka menjauh dengan menggenggam ponsel Galaksi. Tidak ada yang menyadarinya karena Kairo sibuk berbicara dengan kasir toko, Ichak dan Galaksi-sebagai korban copet masih sibuk adu mulut.

Raka membuka ponsel itu. Namun, malah ada sandi verifikasi wajah.

Dia mengutuk ponsel Galaksi.

Kenapa harus disandi, sih?!

Raka segera berbalik. "Galak!" Dia berlari kecil menghampiri Galaksi yang sudah cengo melihat ponselnya digenggam si pendek itu.

"Loh, ponsel gue?!" Dia hendak merampasnya. Namun, Raka keburu menyembunyikannya di belakang badan.

"Aku mau telepon Ipan.." Dari suaranya dibuat lirih sekali, membuat Galaksi tak jadi marah.

Raka menyodorkan ponsel itu untuk menyuruh Galaksi membuka kuncinya. "Galak, Galak. Ayo buka!" Galaksi menuruti permintaan anak itu, meskipun dia juga bingung.

"Lo mau telepon Ivan?" tanya Galaksi. Kebetulan dia mempunyai nomornya.

Raka mengangguk.

"Yaudah, boleh."

Setelah beberapa saat, Raka menemukan nomor Ivan dan menekan tombol panggil.

"Ipan!" serunya saat panggilan diangkat.

Namun, tidak ada suara dari seberang. Raka jadi bingung, kakaknya tidak kenapa-kenapa, kan?

"Ipan, kamu gak mati?"

Kini, Ivan yang di seberang sudah benar-benar ngeh kalau itu suara adiknya.

"Raka? Raka, ini kamu kan?! Kamu di mana? Baik-baik aja, kan?!" Dia berkata dengan nada cemas dan bercampur haru.

Evan yang berada di dekat Ivan, mendekat ingin mendengar lebih jelas. "Loud speaker! Loud speaker!"

Raka tersenyum tipis. Ternyata Evan juga di sana. Dan yang paling penting kakaknya tidak mati.

Raka Alandra (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang