Tandai kalau ada typo!
[ Happy reading ]
•
•
•
Givana masih dibuat penasaran dengan nomor yang mengirimkannya foto tadi.
Orang yang mengaku bernama Cass itu tak membalas pesannya. Sepertinya niatnya memang memberikan foto saja.
Baiklah, Givana berterimakasih untuk itu.
Menggeser pikirannya. Sekarang Givana harus berhadapan dulu dengan pacar Haira, di temani gadis itu.
"Kenapa Va?" Tanya lelaki itu.
Givana terdiam sebentar. Lelaki ini mengenalnya? Apakah dirinya seterkenal itu?
"Emm... gini.. e-..
"Gibran" jawabnya dengan senyum.
Givana meringis kecil "Ah iya, Gibran. Gue.. gue mau minta maaf" ujar Givana dengan sedikit menurunkan pandangannya, tak ingin menatap pacar sahabatnya itu.
"Minta maaf? Buat apa?" Tanya Gibran.
"Hoodie lo. Hoodie lo di buang" ungkap Givana. Malu sekali mengatakan hal ini.
Gibran terdiam. Melihat keterdiaman Gibran, membuat Givana semakin merasa tak enak.
"Gak papa" cetus Gibran.
Sontak Givana menatap lelaki itu. Heh? Dia tak salah dengar kan?
"H-hah?"
"Gak papa" ulang Gibran.
Givana menengok, menatap Haira yang tersenyum geli. Seperti menertawakan kebodohannya dalam merespon.
"Tapi.. itu bukan barang berharga lo, kan?" Tanya Givana. Ia harus memastikan ini.
Gibran mengangkat senyumnya lebih tinggi "Sebenarnya iya, tapi gak papa" jawab Gibran.
Givana kembali di landa rasa bersalah. Bagaimana bisa lelaki itu mengikhlaskan barang berharganya begitu saja?
"Beneran? Gib, gue min-"
"It's okay Givana, gue beneran gak papa. Jangan merasa bersalah gitu" potong Gibran santai.
"Gue minta maaf banget, besok gue ganti" ujar Givana.
"Mungkin kalau di ganti juga gak bisa gantiin-
"Gak usah" potong Gibran.
"Tapi kan-
"Givana.. tenang aja, gue gak papa, gue ikhlas" lagi-lagi Gibran memotong.
Baru kali ini ada yang memotong ucapannya tapi membuat Givana senang, lebih tepatnya lega.
"Yaudah kalau gitu. Sekali lagi gue minta maaf, dan.. makasih" ujar Givana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...