Tandai kalau ada typo!
•
•
•
~
"G-Giva bilang... dia suka kamu. Dia maksa aku buat jauhin kamu."
Bola mata Givana melotot sempurna.
"WHAT THE FUCK DO YOU MEAN?"Kantin langsung kembali riuh. Desas-desus menjalar cepat. Semua mata tertuju pada Givana.
"Gak nyangka... padahal Raisha dari dulu suka sama Maven.'
"Dia deketin Dariel biar bisa lebih deket ke Maven?'
"Kupikir dia teman, ternyata ular.'
"Masa sih? Gue gak percaya.'
"Idih, nikung temen tuh namanya.'
"Terus Dariel apaan, jir?'
"Bohong kali, ah.'
Sorot mata Givana berubah tajam, menyala marah. Pandangannya menusuk Flora yang masih menangis.
"Dia suka sama kamu, Maven," cicit Flora kecil-kecil, seperti korban.
Maven hanya terdiam. Tak ada ekspresi. Tapi Givana? Dia tidak bisa diam.
"BOHONG! Anjing lo, yupi busuk!" hardiknya lantang, membuat suasana semakin riuh.
Flora menunduk dalam, tapi sorot licik terselip di balik matanya. Senyum tipisnya tak bisa ditahan. Givana tahu, semua ini permainan.
Givana hendak menarik Flora, ingin menyeret gadis itu keluar, tapi seperti biasa — Maven menghalangi.
"Minggir, sialan!"
Maven tetap diam.
"TULI, LO?!" Suara Givana memantul ke seluruh ruang.
Tapi bukannya marah, Maven malah tersenyum—senyuman menyebalkan itu.
"Kenapa marah? Bener yang dibilang Flora?" tanyanya kalem, tapi nadanya merendahkan.
Givana menarik napas panjang, menenangkan diri. Tatapannya kini tajam tapi senyum di bibirnya tetap manis.
"Berharap gue jawab apa?" tanyanya balik, tenang tapi mengancam.
Maven tak menjawab. Keheningan itu menyulut emosi Givana.
"Kesepakatan kita sampai sini. Makasih," ucapnya singkat, lalu berbalik hendak pergi.
Tapi—
"Gak bisa," ujar Maven sambil menahan pergelangan tangannya."Lo pikir gue sudi?" Givana membalas dingin, benar-benar muak.
Awalnya Givana tak ingin membuka aib mereka. Tapi Flora sudah melanggar batas. Maka balasan akan datang. Givana tahu, sekalipun tanpa bukti, akan selalu ada orang yang percaya padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...