Halo halo,
Apa kabar? Sehat? Sehat donk.Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
Hari ini, Calix tidak berangkat sekolah. Dengan alasan ada sesuatu yang harus diselesaikannya segera. Sebenarnya, Calix sangat enggan, tapi urusan itu sangat mendesak.
Vyan sendiri tidak heran. Stuviealigh bukanlah keluarga biasa. Apalagi, keluarga pamannya yang lebih tidak biasa. Jadi, tidak aneh jika Calix yang notabenenya seorang siswa menengah atas memiliki urusan mendesak yang tidak bisa ditinggal.
Vyan menutup bekal makan siangnya. Ia menyesap susu kotak yang juga disiapkan dari rumah. Kemudian memangku dagunya dengan telapak tangan kanannya, pandanganya mengarah ke arah bawah. Keramaian di lapangan basket hari ini lebih ramai dari biasanya. Mungkin karena ada adu tanding basket yang entah dari kelas mana. Ditambah, sekarang ini sedang jam istirahat. Jadi, semuanya ingin menyaksikan pertandingan yang biasanya menjadi hiburan tersendiri sebagai pelepas penat dari kumpul soal.
Selain Vyan, ada juga seorang siswa lainnya yang berdiri di sisi jendela lain. Mungkin terlalu malas untuk turun dan ingin menontonnya dari sini. Untuk Vyan sendiri, ia tidak terlalu tertarik dengan aktifitas yang ada di bawah. Vyan hanya malas saja untuk turun. Sebelum kedatangan Calix, ia juga terbiasa menghabiskan jam istirahat di kelas.
Vyan mengalihkan pandangan ke arah teman sekelasnya. Siswa itu membuka jendela lebih lebar. Vyan mengamati dalam diam.
[Tingkah lakunya aneh, bukan?]
[Sepertinya... begitu?]
[Dia tidak ingin melompat dari sini, bukan?]
[Meski tidak begitu... Tuan, lihat! Dia menaikkan satu kakinya ke ambang jendela! Dia benar-benar ingin melompat!]
"Namamu... Soren, bukan?"
Intrupsi Vyan menghentikan tindakan si siswa.
"Kamu tahu namaku?"
"Tentu, aku hapal semua nama yang ada di kelas."
"Kita tidak akrab."
"Tapi kita teman sekelas. Selain itu... apa yang ingin kamu lakukan? Baru pertama kali ini... aku melihat orang menggunakan jendela sebagai pintu."
Ucapan Vyan menohok siswa yang bernama Soren.
"Bu-bukan urusanmu!"
"Benar, itu bukan urusanku. Tapi... bisakah kamu mencari tempat lain?"
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin menjadi saksi dari aksi bunuh diri. Hidupku sendiri sudah rumit. Jadi... tolong jangan menambahkannya menjadi lebih rumit."
"Omong kosong! Kamu hanya perlu berpura-pura tidak melihatku saja!"
"Bagaimana mungkin... aku masih memiliki mata yang sangat sehat. Dan kamu begitu besar. Bagaimana bisa kamu berbicara seperti itu. Apakah kamu menyumpahiku buta?"
"Tidak mungkin!"
Vyan menganggukkan kepalanya pelan. Entah apa yang dianggukinya.
Sistem ingin sekali mengacungkan jempol jika saja bisa. Tuannya sangat irit bicara, tapi sekali berbicara, lawannya tidak bisa berkata-kata.
Soren menurunkan kakinya yang sudah naik ke ambang jendela.
Dalam hati Vyan menghela napas panjang. Ia tidak berniat menghentikan, tapi akan sangat merepotkan jika ada orang mengakhiri hidupnya tepat di depan matanya. Toh, ia pun pernah melakukannya di kehidupan sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly!: Another NPC
Teen FictionBiasakan vote sebelum baca, yuk. Saling support. Bukan saling menyakiti. Komen tidak sopan, maaf langsung blok! ⏳⏳⏳⏳⏳ Vyan terbangun dengan dikelilingi orang-orang asing di sekitarnya. TING! Sistem: "Sistem berhasil diikat! Halo, Tuan Rumah!" Vyan:...