***
Sore hari di rumah Safira.
"Pa, aku ga mau di jodohin!! Aku masih sekolah!!" Tolak Safira kepada Papanya, Rendy. Safira Andyeana.
"Sebentar lagi kamu naik kelas 12 dan lulus sekolah, Safira! Papa jodohkan kamu dengan Zefran demi perusahaan, dan kebahagiaan Papa Mama!" Bentak Rendy.
Safira tersenyum kecil, kemudian berkata " Jadi papa jodohin Safira buat kebahagiaan Papa dan Mama saja? Papa ga mikir kebahagiaan buat Safira? Huh, Papa sama Mama emang cocok banget, sama-sama ga punya perasaan!" Teriak Safira.
"KAMU BERANI MELAWAN PAPA, HAH??!" Terlihat napas yang memburu keluar dari mulut Rendy, "Gimana kita mau bahagiain kamu kalau kamu saja ga nurut sama orangtua!!"
"Oke, terserah."
Safira langsung meninggalkan Rendy yang tengah emosi di ruang tamu. Di kamar, Safira diam, mengontrol emosinya, namun tak lama kemudian cairan bening keluar dari mata dan membasahi pipinya.
Keluarga. Apa artinya keluarga? Bukankah keluarga itu di penuhi dengan canda, tawa, dan keharmonisan. Safira dan kedua orangtuanya tidak pernah mengalami hal tersebut, apakah mereka masih bisa disebut keluarga?.
***
Waktu terasa begitu cepat, hingga tibalah hari ini.
Selasa, 10 Febuari, 2027.
Safira mengenakan gaun berwarna merah muda, dengan rambutnya yang ia biarkan terurai. Sesuai dengan kalimat dari Rendy, Safira benar-benar akan dijodohkan.
Mobil Pajero terparkir di sebuah Cafe mewah. Safira diam. Cemas, dia berpikir untuk kabur agar perjodohan kali ini gagal. Dengan langkah perlahan, Safira mulai berjalan meninggalkan area Cafe. Namun, peristiwa tak terduga terjadi.
DUGH!!
Safira meringis ketika ia tak sengaja menabrak sesuatu di depannya. Ia mendongak. Mendapati seorang laki-laki muda yang sedang menatap kearahnya.
"Safira?"
Sontak Safira langsung mundur beberapa langkah. "Maaf, saya tidak sengaja."
"Lo Safira,kan?" Ujar laki-laki itu.
Dengan terheran, Safira mengangguk.
"Ngapain? Mau kabur? Kita lihat bagaimana mereka memulai permainan busuk ini." Tegasnya.Ia merangkul pundak kecil Safira seraya masuk ke dalam Cafe.
"Safira, rencana untuk kabur gagal karena laki-laki itu!"
Di dalam Cafe.
"Baiklah, untuk soal perjodohan Zefran sudah setuju. Lalu bagaimana dengan Safira? Setuju?" Tanya Hendra, Papa Zefran. Zefran Mahesa. Orang yang akan dijodohkan dengan Safira.
Rendy menatap Safira dengan tajam. Safira yang mengetahuinya menunduk kemudian berkata "S-saya.. setuju dengan perjodohan kali ini," Tutur Safira dengan ragu. Namun, ia terus teringat denga kalimat yang diucapkan oleh Zefran sebelum mereka masuk ke dalam Cafe.
"Lo ga bakal tau kejahatan apa yang akan mereka lakukan di masa depan nanti, kecuali kalau lo setuju dengan perjodohan ini."
"Bagus, soal tanggal pernikahan dan dimana tempatnya. Aku dan Arina sudah memikirkan nya," Celetuk Zefelin, Mama Zefran. Arina, Mama Safira, tersenyum senang dengan kalimat Zefelin.
***
5 bulan kemudian.
Tanggal 29 Juni 2027.
Pernikahan antara Zefran dan Safira. Dan hari ini juga, status mereka ada dua. Sebagai murid, dan suami istri.
Tidak banyak yang tau tentang pernikahan ini. Hanya keluarga besar dari orangtua Zefran, juga orangtua Safira, dan juga terdapat beberapa karyawan perusahaan yang mereka undang.
Di tengah acara pernikahan mereka, Zefran berbisik di telinga Safira.
"Setalah menikah, kita bakal tau apa yang mereka rencanakan, dan kita bakal tau bagaimana rasanya keharmonisan di dalam keluarga."
***
Maklumi kesalahan dalam pengetikan cerita, karena belum memperoleh pengalaman banyak.
Nb: Murni karangan dari otak saya. Yang ga suka silahkan pergi tanpa meninggalkan jejak negatif.
Terimakasih,
Salam.
YOU ARE READING
Time With You || On Going
Teen FictionDunia ini sementara. Tapi rasa cinta yang diberikan, akan abadi sampai maut tiba. Namanya selalu abadi di setiap aksara. Senyumannya yang indah membuat kita terpana. Walau engkau pergi, cintaku padamu tidak akan pernah pudar untuk selamanya. "Kamu...
